Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Parenting Islami

MARI BERSINERGI

Tak dapat kita pungkiri bahwa proses pendidikan adalah proses panjang dan melelahkan. Capek, letih, stress itulah kira" yang kita rasakan baik oleh orangtua ataupun guru.  Tapi memang begitulah hukum sebuah proses. Tak dapat dipungkiri. Tak dapat dihindari. Semua orang yang menginginkan hasil besar, maka harus ada upaya besar dan segenap yang menyertainya seperti lelah, capek, stress dan emosi.  Baik guru ataupun orangtua memang mesti sabar. Tak ada jalan lain. Ya harus sabar. Sebab rasa putus asa kadang-kadang bisa muncul ke permukaan yang bisa saja menjadi sebuah keputusan yang diambil tanpa disadari yakni acuh tak acuh, tak peduli dan biarlah seperti air mengalir. Kadang keputusan seperti itu yg muncul pada diri orangtua atau guru tatkala kesabaran sudah hampir habis.  Selain sabar, tentu harus bersinergi, seirama antara guru dan orangtua. Guru sudah memproses dan mendidik anak-anak dengan karakter baik dan positif seperti sudah bisa melaksanakan sholat dengan baik,

LURUSKAN NIAT

Apa niat kita menyekolahkan atau memondokkan anak-anak kita?  Pertanyaan ini patut kita terus menerus renungkan. Sebab salah niat, bisa kecewa di akhirnya. Salah niat, sesuatu yang benar sekalipun bisa jadi salah dan keliru.  Itulah pentingnya niat.  Islam sangat memperhatikan masalah niat. Dalam sebuah hadits yg sangat masyhur tema niat dijelaskan secara cukup gamblang.  Dalam kitab ta'limul muta'allim Syaikh Az Zarnuji memaparkan tentang niat menuntut ilmu.  Diantaranya adalah  1. Mengharap ridho Allah SWT dan balasan hari akhir 2. Menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan orang lain 3. Menghidupkan dan mengokohkan Islam. Karena kokohnya Islam itu dengan ilmu 4. Mensyukuri nikmat Akal dan badan yang sehat Beliau juga mewanti-wanti agar kita jangan sampai salah niat. Contohnya 1. Mengharap penghormatan manusia.  2. Menumpuk hal-hal duniawi 3. Agar dimuliakan oleh orang-orang penting seperti gubernur, bupati, walikota dan tokoh masyarakat lainnya.  Salah niat di

KEMANDIRIAN

Ketika anak kita masih kecil alias belom mengerti banyak hal, maka tumpuan dan sandarannya adalah bapak ibunya.  Maka tatkala si kecil bertengkar dengan si kakak pastinya si kecil akan mengadu dan menangis di pelukan bapak dan ibunya.  Wajar. Anak kecil belom bisa mengatasi masalah yang dihadapinya. Maka yang paling banter dilakukan adalah menangis dan mengadu.  Tapi bukan itu yg kita harapkan dari anak-anak kita. Sebagai individu, kadang kita sebagai orangtua juga ingin menikmati waktu-waktu kita sendiri. Baca buku kesukaan tanpa diganggu anak-anak. Jalan-jalan bersama pasangan tanpa anak-anak. Dan segala sesuatu yg sifatnya kebutuhan pribadi seperti pengen istirahat dan lainnya.  Yang kita ingin ada pada anak kita adalah mandiri. Maka untuk mewujudkan kemandirian ini anak kita perlu dibinbing, diarahkan dan dilatih.  Sebab dalam standar kita sebagai orang dewasa hal-hal yg sering dikeluhkan oleh anak-anak kita adalah urusan tidak penting, urusan remeh temeh. Maka kita pun

EKSISTENSI PEMUDA

Pemuda adalah harapan bangsa. Maju dan tidaknya sebuah bangsa ditentukan oleh pemudanya. Maka wajar sekali jika pemuda mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa baik dalam kajian keilmuan maupun dari sisi lainnya. Dalam Al Qur'an disebutkan tentang pemuda. Rata-rata mereka adalah pemuda yang mampu membuat perubahan. Salah satunya adalah nabi Yusya'. Dalam surah Al Kahfi, nama beliau tidak disebut secara langsung melainkan hanya disebut dengan gaya atau seorang pemuda. Artinya nama itu tidak penting untuk seorang pemuda. Jadi bukan malah sibuk buat atau cari nama yang keren baik untuk dirinya ataupun media sosialnya. Justru yang penting dari pemuda itu adalah karya. Nabi Musa as dan nabi Harun as tidak mampu mengantarkan bangsa Israel memasuki Palestina. Justru prestasi ini dilakukan oleh sinoemuda yakni nabi Yusya' Bin Nun. Maka yang paling penting dari seorang pemuda adalah karya. Bukan nama. Sebab dengan adanya karya, akan memaksa orang untuk menyebut nama

TARBIYAH RUHIYAH PADA MASA BAYI

Manusia terdiri dari ruh kemudian jasad. Ruh lebih penting dari jasad. Ruh adalah tempatnya akidah dan nilai dan segala sesuatu yang menjadi pembeda antara manusia dengan selainnya. Dan Allah SWT mengistimewakan manusia dengan menjadikannya Khalifah di muka bumi. Sebagaimana Allah SWT khususkan dalam sebuah ayat "Maka tatkala Aku telah menyenpurnakan kejadiannya dan aku tiupkan ruh ke dalamnya, maka mereka para malaikat pun bersujud kepada Adam. Oleh karena itu, Allah SWT memerintahkan malaikat untuk bersujud dan memuliakan Adam atas sekalian alam. Potensi RUHIYAH itu adalah sebaik-sebaik potensi, paling utama dan paling kuat. Dan pendidikan Islam mencakup semua unsur manusia mulai ruh, jasad dan akal. Di antara tarbiyah RUHIYAH adalah 1. Adzan dan iqomah di kedua telinga bayi 2. Berdoa dan bersyukur atas karunia anak 3. Mentahnik anak 4. Memotong rambutnya dan bersedekah dengan seberat rambut bayi 5. Aqiqoh 6. Menamai anak Diterjemahkan dari kitab Tarbiyatul Athfal ya

GENERASI IZZAH VS IMMA'AH

Generasi Izzah, Bukan Imma’ah Semoga tulisan ini menjadi inspirasi atau bahkan solusi. Ada dua kata yang berlawanan di judul tulisan ini: Izzah vs Imma’ah Izzah didefinisikan secara bahasa maknanya berkisar pada: kemenangan, kekuatan, berharganya sesuatu, tingginya posisi, mampu mengalahkan. Sementara Imma’ah maknanya berkisar pada: mengikuti setiap suara, pengikut buta tanpa punya pendapat. Menurut Abul Ala Muhammad Abdurrahman al Mubarokfuri ( Tuhfatul Ahwadzi ) tentang Imma’ah, “ Yang dimaksud di sini adalah siapa saja yang mengikuti apa saja yang digemari hawa nafsunya dan yang sesuai dengan keinginannya .” Jadi, Izzah adalah kemenangan dan Imma’ah adalah kekalahan Izzah adalah kemuliaan dan Imma’ah adalah kehinaan Izzah adalah harga diri yang tinggi dan Imma’ah adalah murah dan remehnya harga diri Dan ibarat air dengan garam, Izzah adalah air dan Imma’ah adalah garam. Izzah yang melarutkan dan meleburkan, sementara Imma’ah yang dilarutkan dan terleburkan. Memang hilang

HAK ANAK ATAS ORANGTUA

Anak adalah karunia Allah SWT yang dianugerahkan kepada kedua orangtua. Kedua orangtua tidak bisa memiliki anak keturunan tanpa ijin dari Allah SWT. Demikian juga, si anak juga tidak bisa minta hadir dalam kehidupan dunia ataupun menolak. Keduanya adalah karunia Allah SWT. Ketika Allah SWT meng-anugerahkan anak kepada kedua orangtua, maka beberapa kewajiban yang harus dilakukan orangtua. Di antaranya adalah 1. Diterima dengan baik sesuai Sunnah Rasulullah Saw.  Diantaranya adalah ditahnik dengan kurma dan didoain. 2. Menamai dengan nama yang baik. Karena nama memiliki peran penting dalam kepribadian anak.  3. Akikah atas mereka. Hal ini merupakan hal yang disyariatkan baik di usia 7, 14 atau 21 tahun. 4. Menyusui dengan sempurna. Karena itu lebih baik dan lebih bermanfaat. Boleh tidak menyusui jika dalam kondisi darurat. Di antara kemanfaatan menyusui adalah adanya kedekatan dan kelembutan. 5. Memberi nafkah yang halal dan menjauhkan dari makanan haram.   6. Memberikan perh

GENERASI IMMA'AH

Hadirnya generasi muda yang akan menjadi pelanjut estafeta perjuangan adalah sebuah keniscayaan. Di pundak mereka harapan kebaikan akan bisa tegak. Di tangan mereka, kebenaran akan bisa berdiri kokoh. Namun perjuangan untuk melahirkan generasi muda mendapatkan tantangan yang luar biasa berat. Tantangan demi tantangan terus berdatangan silih berganti seakan-akan mereka tidak pernah tidur dan lelah membuat media-media maksiat. Hingga tanpa kita sadari dengan terang benderang kita melihat kekhawatiran dan ketakutan akan lemah dan rapuhnya generasi muda. Ada banyak faktor penyebab yang menjadikan generasi ini rapuh 1. Salah idola Kita sama-sama mengetahui bahwa saat ini banyak sekali tontonan atau film yang jauh dari nilai edukatif. Semisal tiktok. Tentu ada yang memanfaatkan aplikasi untuk kebaikan. Namun bagaimana jika aplikasi ini hanya untuk kesenangan syahwatiyah semata. Sekedar joget-joget nggak jelas yang tujuannya hanya sekedar mencari perhatian. 2. Trend Era digital sa

GENERASI ROHILAH

Sebagai orangtua tentu saja kita berharap agar anak-anak kita menjadi pribadi yang sukses atau predikat apapun yang diinginkan di masa depan seperti menjadi pemimpin, bisnisman atau lainnya.  Bagaimana cara mengetahui bahwa di masa depan anak-anak kita akan menjadi pemimpin atau orang sukses.  Caranya adalah 1. Kuat perjalanan jauh 2. Kuat memikul beban Itulah yang disebut generasi ROHILAH  أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّمَا النَّاسُ كَالْإِبِلِ الْمِائَةِ لَا تَكَادُ تَجِدُ فِيهَا رَاحِلَةً Dari Abdullah bin Umar Radiallahuanhuma, Rasulullah SAW berkata : "Sesungguhnya manusia seperti unta sebanyak seratus ekor, kalian hampir tidak mendapatkan diantara unta tersebut satu rohilah" Rohilah => Unta yang layak diajak perjalanan jauh untuk membawa barang barang berat. Pada jaman Rasulullah SAW, ketika hendak bepergian, masyarakat pada jaman itu menggunakan unta sebagai sara

KISAH-KISAH PEMUDA DALAM AL QUR'AN

Allah SWT banyak sekali menyebut kisah dan peran pemuda dalam Al Qur'an. Para pemuda yang teguh pendirian memegang keimanan dan kemuliaan. Para pemuda yang mengubah sejarah. Para pemuda yang menghancurkan kebatilan dan kedholiman. Diantara mereka adalah : 1. Nabi Ibrahim قالوا سمعنا فتى يقال له إبراهيم Nabi Ibrahim as sadar atas resiko yang akan beliau terima ketika beliau menghancurkan patung-patung berhala. Terbukti setelah itu beliau ditangkap dan dibakar hidup-hidup. 2. Nabi Yusuf AS وقال نسوة في المدينة امرأة العزيز تراود فتاها Nabi Yusuf AS adalah seorang pemuda yang mengalami perjalanan penderitaan yang sangat panjang. Salah satunya adalah godaan dari istri raja yaitu Zulaikho. Andai beliau bukan pemuda yang memegang teguh pendirian dan keimanan, niscaya kesempatan itu tidak akan disia-siakan. Pintu yang sudah dikunci semua. Wanita yang kaya raya dan cantik. Namun Allah SWT masih melindungi beliau. Sehingga beliau berkata  قال معاذ الله Aku berlindung kepada Alla

GENERASI IZZAH BUKAN IMMA'AH

Dalam sebuah hadits dikatakan لا تكونوا إماءة. تقولون إن ظلم الناس ظلمنا، وإن أحسن الناس أحسنا. ولكن وطنوا أنفسكم. أن أحسن الناس أحسنتم. وإن ظلم الناس فلا تظلم Janganlah kalian menjadi GENERASI IMMA'AH yaitu jika manusia dholim, kami pun dholim. Jika manusia baik, kami pun baik. Aka tetapi biasakanlah diri kalian selalu membersamai kebaikan. Sehingga kalau orang-orang baik, kalian baik. Dan kalau manusia dholim, kalian tidak berlaku dholim. Generasi IMMA'AH adalah generasi ikut-ikutan. Tidak punya pendirian. Generasi IMMA'AH adalah generasi yang tidak bisa jadi tumpuan dan harapan bangsa dan umat. Sebab keplin-planan mereka membahayakan.  Sebaliknya GENERASI IZZAH adalah generasi yang memiliki pendirian yang kuat dan kokoh. Bahkan ketika dicibir dan direndahkan oleh orang lain sekalipun dia akan tetap kokoh. Sebagaimana firman Allah SWT فلا يحزنك قولهم. إن العزة لله جميعا Maka janganlah perkataan mereka membuatmu sedih. Karena sesungguhnya kemuliaan itu adalah m

NASEHAT IMAM ASY-SYA'BY KEPADA PENUNTUT ILMU

Imam Asy-Sya'by adalah seorang tabi'in. Ulama' besar dan tersohor di zamannya. Disebut tabi'in karena beliau pernah bertemu dengan para sahabat nabi Muhammad Saw. Tidak kurang dari 500 sahabat beliau temui. Beliau adalah ulama' yang kokoh, ulama' yang mumpuni keilmuannya bahkan beliau punya majlis ilmu sendiri. Sampai-sampai masyarakat terkagum-kagum dengan keilmuan beliau. Dalam disiplin ilmu yang beliau tidak terlalu mahir saja yakni dalam ilmu sya'ir beliau pernah mengatakan "aku akan membacakan semua sya'ir sebulan penuh tanpa ada satu sya'ir pun yang diulangi. Orang-orang kemudian minta nasehat kepada beliau agar mereka bisa mahir dan hebat seperti beliau. Maka imam Asy-Sya'by memberikan beberapa nasehat sebagai berikut 1. بنفي الاعتماد Meniadakan bersandar kepada selain Allah. Tidak bersandar kepada selain Allah SWT. Yakni hanya bersandar dan bergantung hanya kepada Allah SWT. Sebagai penuntut ilmu yakni murid atau santri m

PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK

Merupakan karunia besar yang Allah SWT berikan kepada manusia adalah adanya anak keturunan. Kedua orangtua sangat merindukan dan menanti-nantikan kehadiran sang buah hati. Begitu juga kakek dan nenek, cucu adalah obat bagi segala capek dan lelah. Menciumnya menghilangkan semua lelah dan capek. Memeluknya adalah kenangan terindah dalam hidup. Bermain dengan cucu adalah kebahagiaan besar yang tiada Tara. Anak bukan hanya sekedar sebuah kebahagiaan yang ditunggu-tunggu. Anak merupakan tanggungjawab kedua orangtua untuk mendidiknya dengan baik dan benar. Maka sebagai sebuah amanah, orangtua memiliki peran multifungsi yang harus dijalankannya dalam waktu yang berbeda-beda. 1. Sebagai penuntun 2. Sebagai teman 3. Sebagai guru 4. Sebagai motivator  5. Sebagai hakim

TIDAK HARUS SAMA DENGAN KITA

Sebagai orangtua, wajar jika ingin melihat anaknya sukses. Baik sukses duniawi maupun ukhrowi. Justru aneh jika ada orangtua yang menginginkan anaknya gagal dan tidak jadi apa-apa. Tak jarang, keinginan tersebut dibarengi dengan pembanding yakni diri kita. Dalam pikiran kita terkadang kita berkata. Aku dulu pintar. Aku dulu juara kelas. Aku dulu wah. Pokoknya semua kelebihan kayaknya ada pada diri kita. Hampir mendekati sempurna 😀 Dengan adanya pembanding yakni diri kita. Kita pun berharap anak kita seperti kita dahulu. Pintar kayak kita. Juara kelas kayak kita. Dan wah serta wow kayak kita. Bahkan harapannya kadang harus lebih tinggi dari kita. Karena kita sudah mampu membuktikannya. Benarkah harus demikian? Boleh-boleh saja orang tua berharap demikian. Namun jangan memaksa. Sebab bukan kita yang menetapkan jalan hidup anak kita. Sebagai orangtua kita hanya membimbing, mengarahkan dan menunjukkan jalan yang baik dan benar. Selanjutnya Allah lah yang akan menentukan hasiln

MEMBANGKITKAN OPTIMISME

Liburan telah tiba. Pembagian raport pun telah usai. Para santri sudah pulang ke rumah masing-masing dengan membawa raport hasil belajar masing-masing.  Si anak harap-harap cemas, deg degan, takut dimarahi, takut diomeli, takut dibentak dan macam-macam takut lainnya. Wajar, anak pun ingin melihat kedua orangtuanya bahagia dan tersenyum melihat hasil belajar dan nilainya. Wajar sekali. Semua anak pengennya begitu. Sampai di rumah, orangtua yang sudah tidak sabar ingin melihat hasil raport anaknya segera membuka amplop yang berisi raport. Si anak mulai keringatan. Jantung berdegup kencang. Ketika orangtua mulai mengecek satu satu nilai anaknya. Jika si ortu langsung senyum dan berucap syukur, maka si anak akan langsung tenang bak disiram air es. Tapi jika tiba-tiba rapor ditaruh dan dimulai dengan interogasi, maka si anak bertambah takut dan keringatan. Rasanya tidak pengen liburan jika seperti ini.  Sebenarnya wajar bagi kita sebagai orangtua jika ingin melihat nilai anak ki

CEK RAPORT ANANDA

Liburan semester ganjil sudah tiba dan para santri sudah mulai pulang dan berlibur ke rumah masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga besar, senang-senang dan menghilangkan penat yang sudah menggunung. Liburan semester ganjil pastinya dibarengi dengan penerimaan laporan hasil belajar semester ganjil. Kalo sekolah umum, raportnya hanya satu jenis saja yakni raport sekolah yang berisi penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Plus dilengkapi sejumlah mata pelajaran yang dipelajari di kelas.  Beda dengan pesantren, santri menerima 3 jenis raport. Ada raport formal yakni raport yang sama dengan raport sekolah umum. Ada raport pengasuhan yakni raport yang berisi perkembangan karakter anak selama waktu tertentu. Teknik penilaiannya melalui observasi oleh pengasuh. Ada juga raport Tahfidz. Raport ini berisi hasil dan target hafalan yang dicapai selama waktu tertentu. Ketiganya penting untuk dicek dan dilihat oleh para orangtua. Raport bukan hanya sekumpulan nilai tanpa makn

BELAJAR BERTANYA

Di dunia pendidikan, pertanyaan merupakan hal yang kadang masih menjadi momok bagi sebagian siswa. Khawatir salah. Rasa takut yang mendera dan lain sebagainya. Bertanya adakah hal yang mudah dan gampang. Kalau sekedar bertanya. Tapi bagi sebagian siswa mengajukan satu pertanyaan itu sama dengan menggeser sebuah gunung. Memerlukan kekuatan dan keberanian yang cukup untuk mengajukannya.  Pun demikian juga ketika seorang anak mau bertanya kepada orangtua juga merupakan hal yang sangat berat sekali. Maka ada beberapa tips agar kita berani bertanya. Di antaranya adalah 1. Bangun ikatan batin Ikatan batin antara seorang anak dengan orangtua adalah hal yang prinsip dan pokok. Dengan ikatan batin yang baik, maka anak atau murid akan merasakan kenyamanan ketika berbicara atau ngobrol dengan kedua orangtua atau guru.  Berbeda ketika ikatan batin antara anak dengan kedua orangtua atau siswa dengan gurunya berjarak, maka sekedar mengajukan pertanyaan itu merupakan hal yang sangat berat

RAPOTAN YANG MENEGANGKAN

Hari ini santri SMP-MA Darul Madinah Madiun sedang mengikuti acara pembagian raport di masjid Al Aqsha kampus Madiun dan kampus Jiwan. Perasaan campur aduk. Pengen melihat nilai hasil belajar selama satu semester. Tentu saja harapannya, mereka mendapatkan nilai yang baik dan memuaskan. Ada 3 macam raport yakni raport formal, raport Tahfidz dan raport kepribadian. Ketiga raport tersebut memiliki spesifikasi masing-masing.  Sebelum menerima raport, para santri diberi wejangan oleh kepala SMP, MA, Pengasuh. Dan juga oleh kepala Ketahfidhan. Ustadzah Laili Al Hafidz. Bapak dan ibu harus melihat hasil belajar mereka. Motivasilah jika mereka belom memenuhi harapan bapak ibu. Galilah lebih dalam dengan ngobrol ringan terkait masalah dan kendala dalam belajar. Mungkin itu akan lebih memberikan solusi bagi anak-anak kita. Jangan marahi. Aplagi dibentak dan dituntut macam-macam. Justru bangunlah semangat dan kepercayaan dirinya. Semoga di semester

CUMA SEBENTAR. JANGAN DISIA-SIAKAN

CUMA SEBENTAR JANGAN DI SIA-SIA KAN 1. Masa Intim Masa Intim adalah ketika anak berusia 0-8 tahun. Masa dimana anak menempel terus kepada ortu. Masa manja-manjanya seorang anak, sehingga ia tidak sungkan dipeluk dan memeluk ortunya. Inginnya kemana-mana bersama orang tuanya dan sangat mudah untuk diajak ikut oleh orang tuanya. 2. Masa Kritis Masa Kritis adalah ketika anak berusia 9-13 tahun. Masa dimana anak sudah masuk sekolah dasar dan mulai sibuk dengan lingkungan sekolah dan teman-teman seusianya. Di masa kritis ini, anak mulai belajar dari banyak sumber, termasuk dari guru dan teman-temannya. Ia juga mulai membandingkan perlakuan orang tuanya dengan perlakuan orang tua dari temannya. Dari sumber belajar yang beragam tadi, seorang anak di masa ini mulai bersikap kritis terhadap pendapat orang tuanya. Lalu bertanya dan membantah, sehingga muncul perbedaan pendapat dengan ortunya. Di masa ini juga mulai muncul perasaan tidak puas, kecewa atau sakit hati terhadap perlakuan

ENERGI BESAR ITU BERNAMA ANAK

Anak, bisa jadi anak kandung biologis atau anak ideologis. Kayak guru, maka anak kandungnya adalah murid.  Seorang bapak semangat kerja karena untuk membahagiakan anak. Mencari nafkah untuk anak istri. Capek-capek demi anak istri. Hujan-hujanan demi anak istri. Berlelah-lelahan agar sampai di rumah melihat anak istri tersenyum menyambutnya. Berkumpul bersama dan makan-makan bersama. Semua itu adalah tujuan dari jerih payah seorang bapak.  Ketika anak sakit. Pusing 7 keliling. Apalagi pada saat tidak ada biaya untuk berobat. Sedih dan bingung. Pun demikian juga dengan ibu, bingung. Dan terkadang hanya bisa menangis dalam sepi. Anak adalah penyemangat. Anak adalah motivasi besar bagi kedua orangtua. Maka karunia ini harus dijaga dengan sebaik mungkin. Sebab tanpa penyemangat, maka bekerja pun tidak semangat.