Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah Islam

WANITA SURGA SITI KHADIJAH RA

Perempuan kaya utk Agamanya Allah  DUA PERTIGA (2/3) wilayah Makkah adalah milik Siti Khadijah binti khuwailid, istri pertama Rasulullah SAW. Ia wanita bangsawan yang menyandang kemuliaan dan kelimpahan harta kekayaan. Namun ketika wafat, tak selembar kafan pun dia miliki. Bahkan baju yang dikenakannya di saat menjelang ajal adalah pakaian kumuh dengan 83 tambalan. “Fatimah putriku, aku yakin ajalku segera tiba,” bisik Khadijah kepada Fatimah sesaat menjelang ajal. “Yang kutakutkan adalah siksa kubur. Tolong mintakan kepada ayahmu, agar beliau memberikan sorbannya yang biasa digunakan menerima wahyu untuk dijadikan kain kafanku. Aku malu dan takut memintanya sendiri”. Mendengar itu Rasulullah berkata, “Wahai Khadijah, Allah menitipkan salam kepadamu, dan telah dipersiapkan tempatmu di surga”. Siti Khadijah, Ummul Mu’minin (ibu kaum mukmin), pun kemudian menghembuskan nafas terakhirnya dipangkuan Rasulullah. Didekapnya sang istri itu dengan perasaan pilu yang teramat sangat.

GUGURNYA SAHABAT NABI SAW YANG PALING TAMPAN

Dalam Perang Uhud, Mush’ab ibn ‘Umair tampil membawa bendera Laa Illahalloh Muhammadurrasulullah. Ketika barisan kaum Muslimin kocar-kacir, Mush’ab tetap berdiri tegak pada posisinya. Selanjutnya, datanglah Ibnu Qamitah dengan menunggang kuda. Ia menebas tangan kanan Mush’ab hingga putus dan Mush’ab ketika itu berkata: ‘Muhammad itu tiada lain adalah seorang rasul yang telah didahului oleh rasul-rasul sebelumnya.’ Selanjutnya, ia raih bendera dengan tangan kirinya sambil membungkuk melindunginya. . Namun, kali ini musuh pun kembali menebas tangan kirinya hingga putus. Mush’ab membungkuk ke arah bendera kemudian merangkulnya dengan kedua pangkal lengannya. . Selanjutnya, ia dekapkan bendera itu di dada seraya mengucapkan, “Muhammad itu tiada lain adalah seorang rasul yang didahului oleh rasul-rasul sebelumnya.” Untuk ketiga kalinya, Ibnu Qami’ah kembali menyerang Mush’ab. Kali ini ia menyerangnya dengan tombak dan menusukkannya hingga patah menembus tubuhnya. Mush’ab pun akh