Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label mandiri

SETENGAH MANDIRI

Selepas jam 10 pagi, saya menghadiri undangan rapat di sebuah lembaga pendidikan di kota Madiun. Dan memang hampir setiap hari selalu ada saja undangan rapat baik internal maupun eksternal.  Salah satu problem yang sedang dibahas adalah terkait dengan salah satu tujuan pendidikan yakni mencapai kemandirian. Dan aspek kemandirian ini termasuk salah satu tema yang tak kunjung habis dikaji dan dibahas. Selalu bermunculan problema di kalangan remaja yang erat kaitannya dengan kemandirian. Lebih-lebih di kalangan remaja zaman ini.  Ada dua orang anak yang menjadi pembahasan kali ini dimana keduanya mengalami problem kemandiriannya. Makanya tulisan ini saya kasih judul setengah mandiri.  Dari beberapa penjelasan oleh beberapa guru didapati beberapa ciri yang mengarah pada sikap setengah mandiri alias sudah mandiri tapi belum sempurna. Diantaranya adalah  1. Cari perhatian / caper Sebenarnya bukan hal yang keliru jika seorang anak mencari perhatian kedua orang tuanya ataupun gurun

MANDIRI PASCA MENIKAH

Masih segar di ingatan dan benak kita semua. Baru-baru ini sebuah peristiwa yang miris dan menyayat hati tersebar luas di media sosial. Seorang bapak mertua yang tega menghabisi nyawa menantunya yang sedang hamil 7 bulan. Walaupun hingga saat ini belum diketahui secara pasti motif peristiwa tersebut. Dugaan kuatnya adalah si bapak mertua ingin meruda paksa menantunya.  Ada sebuah pelajaran penting yang harus kita ambil dari peristiwa tersebut. Bahwa setelah menikah memang kita berusaha agar bisa mandiri  dan memisahkan diri dari rumah orang tua atau rumah mertua. Memang ini adalah kondisi ideal. Dan harus kita upayakan betul. Bahkan jika harus ngontrak atau ngekost. Yang penting bisa mandiri. Membangun rumah tangga berdua bersama suami atau istri.  Sebagaimana sudah banyak dijelaskan dan diuraikan di berbagai kesempatan bahwa tugas seorang suami yang pokok itu ada lima hal yakni memberikan sandang, pangan, papan, kasih sayang, dan pendidikan.  Memang realita yang kita temui