Hidup adalah proses meniru. Mulai dari masa bayi seorang sudah sering meniru banyak hal dalam kehidupannya. Yang pertama yang menjadi lingkungan terdekatnya adalah ibunya. Maka apa saja yang ada pada ibunya seorang bayi akan meniru dan meresponnya. Kalau si ibu sedih, maka si anak akan merespon sedih dan meniru kesedihannya. Kalau si ibu bahagia, maka si anak akan merespon dan meniru kebahagiaannya. Proses meniru dan mencontoh ini terus dilakukan karena untuk keberlangsungan kehidupan si anak. Salah diluruskan. Bengkok diluruskan. Keliru langsung diarahkan. Terus seperti itu sampai dewasa. Beranjak dewasa lingkungan yang bisa kita rekam dan tiru semakin luas dan banyak. Bukan hanya bapak dan ibu. Tapi sudah mulai meluas ke tetangga, teman bermain, sekolah, dan masyarakat umum. Maka proses mencontoh dan meniru akan lebih komplek sebab kadang terpantau dan kadang loss kontrol. Di sinilah peluang terjadinya salah didik, salah pergaulan ...
Blog ini berisi tentang Ide, Gagasan dan Pemikiran Pendidikan dan Pendidikan Pondok Pesantren