Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Manhaj

HUKUM BERMANHAJ

Saya mencoba mencari-cari dalil atau landasan tentang hukum bermanhaj. Apakah bermanhaj itu wajib dimana tentu saja kalau tidak bermanhaj akan berdosa?  Namun memang cukup sulit menemukan web atau blog yang membahas tema manhaj secara menyeluruh atau komprehensif.  Sederhananya dalam beragama wajib bermanhaj yakni wajib mengikuti jalan yang terang. Yang dimaksud jalan yang terang adalah ajaran yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW yang dilanjutkan oleh para sahabat, tabiin dan tabiit tabiin. Sebab mereka adalah generasi yang mendapatkan legitimasi dari Nabi Muhammad SAW.  Secara jarak, tentu saja kita semua jauh dari masa Nabi Muhammad SAW. Beliau dan para sahabat hidup 14 abad yang lalu. Kita tidak pernah bertemu, mendengar langsung dan belajar langsung dari mereka semua. Ada jalan yang terang. Ada jarak pemisah yang cukup jauh antara masa Nabi Muhammad SAW dengan masa dimana kita hidup saat ini. Bagaimana menjembatani nya? 

MANHAJ versus MAZHAB

Akhir-akhir ini istilah manhaj semakin populer. Seiring dengan perkembangan dakwah baik online di media sosial atau offline. Sampai-sampai ada sebuah peristiwa yang cukup viral yakni perceraian sepasang suami istri karena beda manhaj.  Sebenarnya apa sih manhaj?  Tulisan ini akan mencoba menguraikan tema manhaj. Tentu saja kami mengambil pembahasan manhaj ini dari beberapa sumber yang menurut kami sumber tersebut kapabel atau terpercaya.  Secara bahasa kata Manhaj berarti jalan terang.  Manhaj menjadi penting khususnya bagi orang awam seperti kita sehingga cara beragama kita tidak gado-gado Manhaj sendiri mencakup banyak hal seperti manhaj akidah, manhaj ibadah, manhaj akhlak atau tasawwuf.  Manhaj adalah cara beragama yang tersambung kepada Nabi Muhammad SAW.  Manhaj dibagi dua yakni 1. Wilayah yang tidak boleh dipersilisihkan karena semua sama dan tidak ada peluang untuk diperselisihkan. Wilayah ini terdapat dalam masalah akidah 2. Wilayah fikih. Wilayah ini terbagi menja

SISTEMATIKA WAHYU

SW adalah pola dasar dalam membangun peradaban.  SW menjelaskan point-point penting dan inti dalam membangun peradaban. Maka ayat yang pertama yang Allah SWT turunkan adalah al alaq yang menjelaskan tentang esensi Rabb dan esensi manusia. Dan ini merupakan materi dasar sebelum yang lainnya.  Selama 13 tahun di Mekkah, Rasulullah Saw masih fokus pada prinsip dasar atau akidah ini.  Dari Al alaq ini, maka terjadilah perubahan mendasar tentang siapa yang mulia, siapa yang mencipta dan siapa yang harus dihormati. Bukan manusia. Tapi Allah SWT. Manusia sama semua yakni diciptakan dari alaq. Sesuatu yang bergantung. Manusia diciptakan dari sesuatunyang hina.  Maka dari Al alaq ini, lahirlah sikap egaliter dan equality atau persamaan. Sehingga tidak ada beda antara budak dengan manusia merdeka, antara si kaya dan si miskin, antara rakyat biasa dengan pejabat. Maka SW merupakan pola dasar. Sehingga pengembangannya diserahkan kepada manusia yang sudah tercerahkan melalui Al alaq. 

SISTEMATIKA WAHYU

SW adalah pola dasar dalam membangun peradaban.  SW menjelaskan point-point penting dan inti dalam membangun peradaban. Maka ayat yang pertama yang Allah SWT turunkan adalah al alaq yang menjelaskan tentang esensi Rabb dan esensi manusia. Dan ini merupakan materi dasar sebelum yang lainnya.  Selama 13 tahun di Mekkah, Rasulullah Saw masih fokus pada prinsip dasar atau akidah ini.  Dari Al alaq ini, maka terjadilah perubahan mendasar tentang siapa yang mulia, siapa yang mencipta dan siapa yang harus dihormati. Bukan manusia. Tapi Allah SWT. Manusia sama semua yakni diciptakan dari alaq. Sesuatu yang bergantung. Manusia diciptakan dari sesuatunyang hina.  Maka dari Al alaq ini, lahirlah sikap egaliter dan equality atau persamaan. Maka SW merupakan pola dasar. Sehingga pengembangannya diserahkan kepada manusia yang sudah tercerahkan melalui Al alaq.  Semoga paham 😀