Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label puasa

BUMI MANGKEL

Semua kaum muslimin sepakat bahwa segala sesuatu selain Allah itu disebut makhluk atau hadits yakni baru. Pokoknya selain Allah itu makhluk dan baru. Seperti itu gampangnya. Maka bumi, langit dan seisinya adalah makhluk semua. Termasuk kita manusia juga makhluk Allah SWT.  Namanya makhluk berarti sebelumnya tidak ada lantas diadakan. Sebelumnya tidak disebut apa-apa, jadi berpredikat atau bernama. Ada yang bernama manusia, bernama binatang dan bernama pepohonan.  Salah satu makhluk Allah yang sangat unik itu bernama BUMI. Dikatakan bahwa manusia diciptakan dari tanah atau sari pati tanah. Dan akhirnya kembali ke tanah.  Sayuran yang kita konsumsi juga berasal dari tanah, semua kebutuhan nutrisinya juga berasal dari tanah dan dimakan oleh manusia. Akhirnya jadi kotoran dan juga kembali ke tanah.  Berasal dari tanah dan kembali ke tanah.  Sebuah pertanyaan sederhana perlu diajukan. Apakah bumi punya perasaan atau jiwa? 

SYUKUR DAN INGKAR NIKMAT

Sudahkah kita bersyukur hari ini? Mungkin kita akan menjawab "alhamdulillah hari ini saya sudah bersyukur atas karunia dan nikmat Allah SWT.  Secara bahasa kata شكور berasal dari kata شكر يشكر شكرا yang bermakna berterima kasih.  Dalam pengertian yang lain syukur bisa kita maknai dengan pengakuan atas kebaikan yang diberikan orang lain kepada diri kita baik langsung ataupun tidak langsung.  Seseorang akan berterima kasih kepada orang lain apabila 1. Ia dibantu oleh orang lain sehingga urusannya jadi mudah dan lancar serta selesai 2. Ia menerima sesuatu dari orang lain baik berupa barang ataupun jasa  3. Ia dinasehati oleh orang lain sehingga ia selamat dari sebuah masalah atau musibah.  Dan kebalikan dari syukur adalah kufur. Kata كفور berasal dari kata كفر يكفر كفرانا كفايا كفرا yang bermakna menutupi.  Istilah lain dari kufur adalah ingkar yang bisa kita maknai bahwa seseorang tidak mau mengakui atau enggan mengakui kebaikan atau bantuan dan pertolongan orang lain ke

SETEGUK AIR

Salah satu pembatal puasa adalah makan dan minum walaupun hanya seteguk air atau sesuap makan. Karena khawatir puasanya batal dimana konsekuensinya adalah mengganti puasa tersebut di luar bulan Ramadhan.  Kalau dihubungkan dengan nilai-nilai sosial, maka seyogyanya kita takut dan khawatir jika kita mengambil hak orang lain walaupun sedikit. Sebab hal itu akan berdampak jangka panjang di akhirat nanti.  Ada sebuah hadits yang cukup masyhur terkait orang yang merugi atau muflis. Tatkala nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat terkait orang yang merugi. Maka Sahabat pun menjawab bahwa orang yang merugi adalah mereka yang tidak punya dinar, dirham dan harta lainnya. Intinya tidak punya fulus.  Namun nabi muhammad SAW meluruskan pandangan sahabat dengan sabdanya bahwa orang yang merugi adalah mereka yang datang menghadap Allah dg pahala yang berlimpah tapi selama hidupnya 

MAKNA RUHIYAH PUASA RAMADHAN

Sebentar lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan. Bulan yang Agung, bulan yang mulia, bulan yang selalu dinantikan oleh jutaan kaum muslimin di seantero dunia. Bulan yang penuh dengan lipatan kebaikan di dalamnya dan masih banyak lagi nilai-nilai penting yang terkandung di dalamnya.  Perlu bagi kita kaum muslimin merenung berkaitan dengan kedatangan bulan Ramadhan pada tahun ini. Bahwa bulan Ramadhan sudah bolak-balik datang menemani kita semua. Dari beberapa kali datangnya Ramadhan tersebut apa yang sudah benar-benar berubah atau kita capai dalam kehidupan ini?  Mari kita coba renungkan bersama 1. Kalau hanya sekedar tidak makan dan tidak minum dan meniggalkan hubungan seksual, maka apa bedanya puasa kita dengan orang diet. Lebih-lebih diet ketat?  2. Perubahan signifikan apa yang ingin kita capai dengan hadirnya bulan Ramadhan?  Memang puasa harus dilakukan oleh fisik atau badan kita dengan cara tidak makan, tidak minum dan hubungan seksual. Tapi lebih dari itu yang i