Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pendidikan Islam

KONSEP ANAK DALAM ISLAM

Kita para orang tua mungkin sudah tidak asing mendengar dan menyebut anak dalam kehidupan kita. Baik bagi mereka yang sudah dikaruniai anak maupun yang masih dalam proses dan usaha memiliki anak.  Islam sebagai ajaran yang sempurna juga memiliki konsep atau istilah tersendiri terkait anak. Baik dalam al Quran maupun hadits Nabi Muhammad SAW bisa kita jumpai kata anak dan yang semisal dengannya.  Dalam tulisan ini akan coba diurai dan dijelaskan terkait beberapa istilah yang berkaitan dengan anak dari sudut pandang pendidikan islam.  1. الولد Kata الولد adalah salah satu kata atau istilah yang umum kita dengar dan kita gunakan. Kata ini biasa diterjemahkan dengan arti "anak". Kata ini memiliki arti sebuah nama bagi sesuatu yang dilahirkan dari manusia ataupun binatang baik laki-laki maupun perempuan, baik besar maupun kecil, baik hidup ataupun mati. Bisa disimpulkan bahwa kata الولد adalah sama dengan المولود  yakni sesuatu yang dilahirkan. Sehingga syarat disebut

ANAK SUSAH SHOLAT?

Sebuah teori mengatakan bahwa anak lahir seperti kertas putih. Tergantung siapa yang mewarnai si anak. Jika yang mewarnai adalah orang baik, maka anak ini akan menjadi baik. Jika anak ini diwarnai oleh orang jahat, maka anak ini bisa jadi jahat.  Dalam islam dikenal dengan istilah fitrah. Anak lahir dalam keadaan fitrah. Ada yang mengartikan fitrah dengan suci. Ada pula yang mengartikan dengan nilai-nilai tauhid. Artinya seorang anak dilahirkan dalam keadaan mentauhidkan Allah SWT.  Untuk menumbuhkan fitrah anak, maka diperlukan dua perangkat utama yakni ilmu dan keteladanan.  Anak perlu diajarkan tentang statusnya yakni sebagai hamba Allah SWT yang harus menyembah dan tunduk kepada Allah SWT.  Anak juga diajari tentang tatacara menyembah dan beribadah kepada Allah SWT sebagaimana diajarkan dalam Islam.  Setelah berilmu, anak perlu contoh langsung baik dari kedua orangtuanya atau lingkungan sekitarnya. Maka kewajiban orangtua lah untuk memberikan contoh dan teladan dalam me

BERFIKIR USHULY VS WARA'IY

Dalam hidup ini kita akan disuguhi dua hal sekaligus. Semisal, ada kaya. Ada juga miskin. Ada rakyat biasa. Ada juga pejabat. Jika kita berfikir USHULY, maka kaya itu lebih baik. Sebab harta dan uang bisa digunakan untuk kemaslahatan yang lebih banyak dan lebih luas. Harta dan uang tidak digunakan oleh orang fasik, orang jahat tapi digunakan oleh orang-orang Sholeh untuk kebaikan. Kalau berfikir wara'i, maka harta dan uang itu memperberat hisab. Sehingga khawatir mempersulit dan menjadi penghalang ringannya hisab. Demikian juga jabatan. Bagi orang yang berfikir ushuly, maka jabatan adalah amanah yang dengannya bisa berbuat banyak hal dan lebih luas.  Berbeda dengan orang yang berfikir wara'i, maka jabatan adalah sumber korupsi dan kerusakan. Maka masing-masing dari kedua cara berfikir tersebut memiliki kebaikannya masing-masing. Dahulu, imam Asy Syafi'i pernah mengkritik para ulama' yang hidup kaya raya. Beliau pernah berguru kepada imam Malik buang hidup me

TINGKATAN TERTINGGI SEORANG GURU

Imam Malik adalah ulama' besar yang tinggal di kota Madinah. Beliau memiliki kitab hadits yang sangat masyhur yakni kitab Al muwaththo'. Imam Syafi'i adalah salah satu murid beliau. Awalnya imam Malik tidak berkenan menerima imam Syafi'i karena saat itu beliau masih terlalu kecil.  Namun imam Malik melihat sesuatu yang luar biasa pada diri imam Syafi'i hingga imam Malik berkata. إني رأيت نورا في قلبك Sesungguhnya aku melihat cahaya di hatimu. Maka jangan kau padamkan nur itu dengan maksiat kepada Allah SWT. Itulah salah satu gambaran kualitas seorang guru. Seorang guru tidak hanya melihat fisik calon murid saja. Melainkan memiliki kemampuan melihat hingga ke hati calon murid.  Tentu saja untuk sampai pada level ini, seorang guru harus melakukan tazkiyah atau pembersihan jiwa. Sebab hanya jiwa yang bersih dan suci yang bisa melihat hal-hal yang bersifat spiritual. Demikian juga dengan menjaga ibadah, akhlak dan muru'ah. Mari berbenah dan perbaiki diri

ETIKA MENDIDIK

Tulisan ini tidak untuk memperdebatkan antara istilah mengajar dan mendidik. Secara khusus tulisan ini akan mengurai hal-hal yang berkaitan dengan etika mendidik atau mengajar. Bagi guru yang sudah lama banget mengajar, mungkin ada baiknya membaca tulisan ini barangkali ada hal yang selama ini kurang mendapatkan perhatian dari kita sebagai guru. Apalagi yang baru jadi guru. Maka semoga tulisan ini sedikit menambah wawasan kita sebagai guru. Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan selama kita mengajar. Ini hubungannya dengan etika. Di antaranya  1. Menempatkan siswa sebagai karunia Ini berkaitan dengan sikap hati kita kepada murid atau siswa yang kita ajar. Apapun kondisinya. Semisal. Nakal banget. Susah diatur.  Sebagai guru, tentu harus menata dan Meluruskan persepsi tentang murid kita. Sebab persepsi ini akan menentukan sikap dan perlakuan kita berikutnya. Jika sedari awal kita sudah salah persepsi terhadap murid kita, maka materi apapun, metode apapun yang akan digun

4 HIDUP

Kehidupan yang tenang adalah dambaan setiap orang. Berbagai upaya dilakukan untuk mendapatkan ketenangan. Mulai yang baik dan positif sampai dengan yang negatif dan adiktif. Islam memberikan tuntunan kepada kita agar kehidupan kita menjadi tenang. Salah satunya adalah Hidupkan batin dengan baca Al Quran Al Qur'an adalah mu'jizat agung yang akan memberikan ketenangan bagi pembacanya. Tidak hanya di akhirat. Di dunia pun, Al Qur'an akan memberikan ketenangan itu kepada pembacanya. Hidupkan batin dengan sholat Ketika adzan berkumandang, maka hidupkan batin dengan bersegera memenuhi panggilan Allah SWT. Jangan ditunda. Sebab ini merupakan salah satu wasilah untuk menghidupkan batin. Hidupkan hati dengan silaturrahim Menjalin silaturahmi akan mendatangkan banyak kebaikan. Kelapangan rejeki dan kelapangan hati. Saling mendoakan kebaikan kepada saudara.  Hidupkan batin dengan berbagi Berbagi tidak melulu dengan harta. Sapaan, senyuman dan salaman adalah bentuk paling s

3 MATI

Di era modern ini dan ditambah dengan adanya Pandemi yang tak ku Jung usai, kehidupan manusia mengalami banyak perubahan. Dari interaksi langsung menjadi interaksi tidak langsung yakni melalui dunia Maya.  Hampir semua orang, dari semua kalangan. Mulai anak kecil sampai orang dewasa. Hampir semuanya pegang smartphone. Hanya sebagian kecil saja yang tidak pegang dan memiliki smartphone.  Anak kecil yang pegang smartphone hampir bisa dipastikan hanya asyik dengan game. Kalangan remaja asyik dengan status alay dan selfie nya. Kalangan dewasa asyik dengan status dan scroll barang" mewah tapi harga terjangkau. Itulah beberapa dampak kemajuan teknologi yang sedikit banyak pasti ada dampak positif maupun negatifnya.  Dampak negatifnya adalah anak jadi kecanduan game. Bukan sibuk belajar. Interaksi langsung menjadi sangat berkurang dan ditambah lagi dengan adanya Pandemi. Maka lengkaplah dampak negatifnya. Tentu saja, hal ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Bagi mereka y

MENGEJAR BERKAH

Memondokkan anak merupakan perjuangan yang cukup berat bagi para orangtua. Bukan tanpa alasan, sebab banyak rintangan dan halangan yang senantiasa menyertai.  Mulai dari kendala biaya, keengganan anak dan lain sebagainya menjadi rintangan tersendiri bagi para orangtua.  Namun demikian, mereka para orangtua tetap berusaha maksimal. Semua rintangan tetap dihadapi dengan sabar dan doa serta kerja keras. Maka ada satu hal yang harus diperhatikan ketika memondokkan anak. Di antaranya 1. Sowan pengasuh Kita mafhum bahwa kita sedang menyerahkan dan menitipkan putra-putrinya ke sebuah pesantren yang diasuh oleh seorang atau beberapa orang pengasuh.  Dalam masa asuhan para pengasuh berarti seorang anak menjadi tanggungjawab pengasuh selama masa waktu tertentu. Maka ketika sowan ke pondok baik dalam rangka menjenguk atau lainnya, orangtua harus datang duluan ke rumah pengasuh. Setelah itu, baru ketemu putra dan putrinya. Bukan sekedar basa-basi. Tapi inilah etikanya. Dan ini harus di

FASE MENGGEMBALA

Fase kedua adalah fase menggembala. Dalam sejarah dikatakan bahwa semua nabi pasti menggembala kambing. Termasuk beliau Saw. Setelah wafatnya kakek beliau Abdul Muthalib, beliau diasuh oleh paman beliau yakni Abu Tholib. Beliau adalah seorang tokoh yang disegani. Namun kurang mampu secara ekonomi. Seorang anak kecil, melihat kondisi paman yang mengasuhnya kurang mampu secara ekonomi, beliau memeliki sense kemandirian. Sehingga beliau mulai kerja mencari penghasilan. Beliau menggembala domba milik masyarakat Mekkah pada saat itu. Dari menggembala itu, beliau mendapatkan upah untuk membantu perekonomian pamannya Abu Tholib. Di usia yang tergolong masih remaja saat itu, nabi Muhammad Saw sudah memiliki kepedulian yang tinggi, tidak suka menggantungkan hidupnya kepada orang lain bahkan kepada paman beliau sendiri.  Inilah salah satu fase pendidikan pra NUBUWWAH yang sangat spektakuler. 

PENGANTAR PENDIDIKAN PRA NUBUWWAH

Allah SWT menghadirkan nabi Muhammad Saw dalam kehidupan ini adalah dalam rangka memberikan contoh dan panduan nyata dan riil yang bisa dijadikan pedoman dalam segala aspek kehidupan. Baik dalam aspek pribadi, keluarga, masyarakat bahkan tatanan sosial politik dan ekonomi. Semua aspek kehidupan. Bukan hanya dalam aspek ibadah.  Ada satu titik penting yang langsung Allah SWT ajarkan kepada nabi Muhammad Saw sebelum beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Itulah yang dikenal dengan pra NUBUWWAH. Pendidikan sebelum masa kenabian.  Kita tahu bahwa nabi Muhammad Saw diangkat menjadi nabi dan rasul pada usia 40 tahun. Lantas apa sebelum 40 tahun beliau bukan pribadi yang patut dicontoh?  Berangkat dari pertanyaan besar dan penting inilah tulisan ini akan mencoba memberikan pengantar terhadap tulisan-tulisan berikutnya. Selamat membaca 🙏

FASE KEYATIMAN

Jika disebut nama nabi kita Nabi Muhammad Saw, pasti kita tahu dan kenal beliau. Namun sayangnya hanya garis besarnya saja. Semisal tahun berapa beliau lahir?. Nama bapak/ibunya? Nama kakeknya? Dll yang sifatnya umum. Padahal beliau adalah suri tauladan kita. Semua aspek dari beliau patut dicontoh dan ditiru. Baik sebelum diangkat jadi nabi apalagi setelah jadi nabi. Adakah hal istimewa yang dijalani nabi Saw sebelum diangkat jadi nabi? Tentu Banyak sekali. Allah SWT menegaskan dalam Al Qur'an  لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا Ayat di atas adalah legitimasi langsung dari Allah SWT bahwa pada diri Rasulullah Saw ada suri tauladan yang baik. Hidayatullah mencoba menguraikan pendidikan pra Wahyu yang disimpulkan menjadi 5 point besar. FASE KEYATIMAN Kita pernah membaca di buku-buku sejarah Islam khususnya nabi Muhammad Saw atau mendengar kajian tentang Siroh nabi Muhammad Saw. Banyaknya buku dan video ceramah tentang beliau Saw adalah u

MODAL DASAR MENJADI GURU

Sebagian orang menilai bahwa menjadi guru adalah pekerjaan gampang dan mudah. Jika dilihat secara sepintas, memang menjadi guru seakan-akan gampang-gampang saja. Padahal jika sudah menjalani pekerjaan ini, akan dirasakan sulit dan beratnya. Ada dua modal dasar untuk menjadi guru.  1. Kegelisahan Ini adalah modal dasar yang pertama. Jika memilih profesi guru karena uang, maka yang akan terjadi berikutnya adalah kekecewaan apabila gaji yang didapat tidak sesuai harapan. Sebab niat awalnya adalah materi. Bukan panggilan jiwa yang dilandasi kegelisahan melihat kondisi generasi yang tidak bisa menjadi generasi harapan di masa yang akan datang.  Hal ini sama dengan yang dirasakan oleh orangtua. Jika melihat putra-putrinya berperilaku negatif, asusila, maka para orangtua akan merasakan kegelisahan dan kekhawatiran.  Jadi apa yang dirasakan oleh orangtua dan guru, itulah modal dasar menjadi guru. Hal ini pernah dialami oleh Nabi Muhammad Saw dimana beliau menyaksikan masyarakat Ara