Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pondok pesantren Tahfidz

KAMU BUKAN AYAHKU

Pernah tayang sebuah film dengan judul pernikahan dini yang dibintangi oleh dua artis yang cukup terkenal di tanah air.  Pernikahan tersebut terpaksa dilakukan lantaran si gadis sudah terlanjur hamil duluan atau istilah kerennya MBA (Married By Accident) alias kebobolan.  Akhir-akhir ini Madiun juga dihebohkan dengan penemuan bayi tak bertuan. Ada yang ditemukan di pos kamling. Ada juga yang ditaruh di masjid dan ditemukan petugas masjid.  Lantas kita bertanya. Ada apa? Kenapa bayi tersebut dibuang? Padahal secara fisik, bayi tersebut normal dan tidak cacat. Jika ditelusuri lebih dalam maka akan ditemukan satu kesimpulan bahwa bayi tersebut adalah hasil hubungan di luar nikah alias zina. Untuk menutupi aib tersebut maka si bayi dibuang untuk menghilangkan jejak. Inilah realita saat ini. Sungguh miris dan mengkhawatirkan jika kondisi ini terus berlanjut. Berapa banyak wanita yang sangat dirugikan. Berapa banyak orangtua yang harus menanggung malu karena perilaku putra putrin

KENAPA HARUS MONDOK

Kenapa sih harus mondok?  Kan sama saja dengan sekolah umum? Biayanya lebih mahal lagi? Dan masih banyak sederet pertanyaan yang terlintas di benak para orangtua dan masyarakat terkait mondok. Mondok itu memang berat. Harus belajar. Harus menghafal. Mengikuti kegiatan ekstra dan kegiatan lainnya. Ya. Bisa dikatakan tidak ada waktu untuk sekedar istirahat. Tapi . . . . . .  Kalo sudah mendapatkan apa yang dicita-citakan, semisal bisa hafal Al-Qur'an, hafal kitab nahwu, dll, semua itu akan sirna. Ibarat kata pepatah bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Mondok itu memang melelahkan. Bayangkan saja. Dari bangun tidur hingga tidur kembali padat dengan berbagai macam kegiatan dan aktifitas.  Tapi . . . . . . . . Semua itu akan menjadi kenangan indah ketika sudah lulus. Dan yang paling mengesankan adalah selalu merindukan kawan-kawan seperjuangan dalam menuntut ilmu. Mondok itu membosankan. Ya. Gimana tidak membosankan. Kegiatannya itu itu saja. Ketemunya sama oran

RASA AMAN DAN NYAMAN

Baik di masa normal maupun di masa Pandemi, semua orangtua yang menyekolahkan putra-putrinya baik di pondok maupun sekolah umum berharap agar mereka bisa belajar dengan tenang dan aman serta nyaman. Rasa aman dan nyaman inilah yang menjadi salah satu modal para orangtua menyekolahkan atau memondokkan putra-putrinya. Sehingga mereka pun di rumah atau di tempat kerja juga merasa aman dan tenang.  Rasa aman dan tenang bisa diwujudkan dengan adanya program dan kegiatan yang jelas yang harus diikuti oleh santri atau siswa. Otomatis kegiatan ini harus ada guru atau ustadz dan ustadzahnya. Jadi ini merupakan satu kesatuan yakni ada program, ada pembimbingnya, dan ada target yang ingin dicapai. Rasa aman juga bisa diwujudkan dalam bentuk perlakuan yang sama antara semua siswa atau santri. Tidak dibeda-bedakan dan tidak pilih kasih.  Rasa aman dan nyaman akan dirasakan oleh orangtua jika sebuah pondok pesantren ada fasilitas keamanan semacam SOP, Pagar, CCTV dan satpam atau penjaga

GENERASI ALAY

Apa yang terbayang di benak kita ketika membaca judul di atas? Barangkali kita akan menyebutkan beberapa kriteria yang kita asumsikan ada kemiripan dengan judul di atas. Sebagai orangtua, pastinya kita berharap anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan kreatif serta beberapa karakter dan predikat baik lainnya. Untuk hal ini kita sepakat. Namun langkah selanjutnya adalah upaya untuk mewujudkan predikat dan karakter di atas.  Tidak jarang kita temui sebagian orangtua yang mengharapkan anak-anaknya menjadi generasi seperti di atas, namun salah cara dan salah cara mendidiknya. Sehingga harapan hanya tinggal harapan.  Justru sebaliknya sebagian orangtua malah memanjakan anak dengan memenuhi semua apa yang diminta olehnya. Konsekwensi selanjutnya adalah anak jadi tidak mandiri, lemah dan lebih parahnya lagi anak menjadi pribadi alay, cengeng, mudah menyerah dan mudah menyalahkan orang lain. Generasi alay adalah generasi yang sibuk dengan f

PROGRAM UNGGULAN DARUL MADINAH MADIUN

Pesantren Putri Tahfidzul Qur'an Hidayatullah Madiun merupakan salah satu pesantren Putri yang berlokasi di kota Madiun Jawa Timur. Tepatnya di jl. Mulya Bakti Kel. Mojorejo kec Taman kota Madiun. Sejak tahun 2000 Darul Madinah Madiun membuka lembaga pendidikan formal jenjang SLTP yang dinamai SMP Darul Madinah. Sejak itu pula, Darul Madinah mengangkat Tahfidzul Qur'an sebagai program unggulan sekaligus sebagai brand Darul Madinah Madiun. Kurikulum Tahfidzul Qur'an sendiri terdiri dari dua kategori yakni program reguler dan program takhassus. Target program reguler jenjang SMP sebanyak 10 juz selama 3 tahun. Dan target hafalan MA peogram reguler sebanyak 15 Juz dalam 3 tahun. Sedangkan program takhassus menargetkan 30 juz selama setahun. Pada tahun 2013, Darul Madinah kembali membuka lembaga pendidikan setingkat SLTA yang dinamai MA Darul Madinah dengan IPA sebagai jurusan pertama yang dibuka.  MA Darul Madinah Madiun merupakan program kelanjutan SMP

MONDOK ITU MENYENANGKAN

Kenapa sih harus mondok? Sebagian masyarakat kadang masih mengajukan pertanyaan semacam itu. Tentu saja mereka tidak keliru. Sebba mereka kurang mendapatkan informasi yang lengkap tentang pondok. Di sini akan dijabarkan beberapa alasan kenapa harus mondok. 1. Mondok itu menyenangkan Apanya yang menyenangkan? Ya. Menyenangkan. Sebab di pondok itu akan melewati dan menjalani kegiatan-kegiatan pondok bersama teman-teman. 2. Mondok itu menyenangkan Karena di pondok adalah masa-masa kebersamaan yang akan menjadi kenangan indah dan berkesan. Banyak cerita ketika santri reuni, mereka mengenang ketika masa-masa sulit dan masa-masa bahagi bersama teman-temannya. 3. Mondok itu menyenangkan Menyenangkan karena selalu ada ustadz dan ustadzah yang selalu mendampingi dan membimbing para santri. Para ustadz dan ustadzah menjadi tempat curhat dan meluapkan keluh kesah. Dan para ustadz dan ustadzah dengan senang hati mendengarkan keluh kesah dan curhatan mereka. 4. Mondok itu menyenangkan Y