Apa yang terbayang di benak kita ketika membaca judul di atas? Barangkali kita akan menyebutkan beberapa kriteria yang kita asumsikan ada kemiripan dengan judul di atas.
Sebagai orangtua, pastinya kita berharap anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh, sehat jasmani dan rohani, cerdas dan kreatif serta beberapa karakter dan predikat baik lainnya. Untuk hal ini kita sepakat.
Namun langkah selanjutnya adalah upaya untuk mewujudkan predikat dan karakter di atas.
Tidak jarang kita temui sebagian orangtua yang mengharapkan anak-anaknya menjadi generasi seperti di atas, namun salah cara dan salah cara mendidiknya. Sehingga harapan hanya tinggal harapan.
Justru sebaliknya sebagian orangtua malah memanjakan anak dengan memenuhi semua apa yang diminta olehnya. Konsekwensi selanjutnya adalah anak jadi tidak mandiri, lemah dan lebih parahnya lagi anak menjadi pribadi alay, cengeng, mudah menyerah dan mudah menyalahkan orang lain.
Generasi alay adalah generasi yang sibuk dengan fashion. Khawatir kurang diperhatikan. Khawatir tidak ada yang nge-like medsosnya, dan mudah sekali mengeluh. Dan masih banyak lagi karakter-karakter alay yang akan merugikan si anak itu sendiri dan orangtuanya.
Yang seharusnya adalah mengkondisikan mereka dengan pendidikan terbaik. Pendidikan terbaik itu mencakup semua aspek mental dan fisik anak.
Anak harus sehat. Maka anak-anak harus diajar olahraga seperti panahan, berkuda, berenang, dan lari.
Anak harus taat beribadah. Maka anak-anak harus diajari tata cara ibadah yang baik dan benar dan didampingi dalam melaksanakannya.
Anak harus cerdas. Maka anak harus diajari beberapa disiplin ilmu yang nantinya akan bermanfaat baginya di masa depan.
Anak juga harus menjadi pribadi yang terbuka. Biasa berinteraksi dengan sesama dan masyarakat luas. Mengambil peran dan berkontribusi dalam kebaikan dan amal Sholeh.
Maka pilihlah lembaga pendidikan yang memberikan itu semua. Agar anak-anak kita menjadi generasi yang tangguh. Bukan generasi alay
Selamat membaca
Komentar