Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label pengabdian

NGAJI, NGABDI, RABI

Dalam acara lepas pisah dengan santri pengabdian tahun ini ada yang sangat berkesan yakni pada saat sambutan yang disampaikan oleh kepala pengasuh, ustadzah Istiharoh. Beliau menyampaikan sebuah ungkapan yang menurut saya keren sekali. Slogan itu baru saja saya dengar. Selama saya mondok belom pernah saya mendengar ungkapan atau slogan ini. Slogan itu berbunyi "Santri itu ya Ngaji, ya Ngabdi, ya Rabi". Awalnya slogan ini lucu bagi saya. Tapi lama-lama saya tertegun dan termenung dengan filosofi yang terkandung di dalamnya. 

LEPAS PISAH SANTRI PENGABDIAN

Setahun sudah mereka mengabdikan diri di Pesantren Darul Madinah Madiun. Mulai sekitar Juli 2022 sampai Juni 2023. Susah senang, suka duka, sering diceramahi, dimarahi, ditegur, disorot dan kondisi-kondisi lainnya yang membuat mereka tertekan sudah dilalui semua.  Tugas-tugas yang menumpuk, capek dan lelah yang tiada henti adalah makanan harian yang rutin ditemui. Belum selesai yang satu, tugas satunya lagi sudah menunggu dikerjakan. Belum lagi urusan dan keperluan pribadi mereka yang juga tak kalah banyaknya.  Tepat malam ini yakni selasa malam rabu, 13 Juni 2023 sebuah acara diadakan khusus untuk melepas mereka setelah setahun mereka mengabdikan diri di pesantren ini. Ada yang diberi tugas di di bagian Ketahfidhan, ada yang diberi tugas di Pengasuhan dan unit-unit lainnya.  Kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada antum semua yang sudah mengabdikan diri di pesantren ini. Dan kami berdoa semoga antum diberikan kesuksesan dalam tahapan kehidupan berikutnya yang

LATIHAN BERAT

Saya termasuk santri yang senang banget non serial Dragon Ball 😁. Bukan tanpa alasan saya menyukai serial ini. Tentunya nilai-nilai umum ada seperti tokoh protagonis dan antagonis. Selain itu saya juga ingin punya body yang atletis kayak para bintangnya. Namun ada satu nilai penting yang saya coba tangkap dari serial ini yakni pantang menyerah. Artinya setiap ada musuh atau tantangan baru dia akan berlatih maksimal untuk bisa mengalahkan musuh atau tantangan baru tersebut.  Coba kita perhatian dengan baik mereka-mereka yang sering latihan angkat beban berat. Okelah tujuannya agar bodynya atletis dan keren. Namun hasil lainnya yang akan diperoleh adalah dengan latihan berat tersebut dia akan mampu mengangkat beban yang lebih ringan atau beban yang sama dengan beban yang sering dia angkat pada sesi latihan.  Dalam kajian kepemudaan, kita mengenal istilah generasi rohilah. Rohilah sendiri adalah unta yang tangguh yang mampu mengangkat beban berat dan perjalanan jauh.  Bahwa u

PENGABDIAN ADALAH PEMBUKTIAN DIRI

Dalam sesi wawancara dengan beberapa Santri MA Darul Madinah Madiun ada sebuah pertanyaan yang cukup menarik dan pertanyaan inilah yang sebenarnya saya tunggu-tunggu. Pertanyaan itu begini kira-kira "mengapa harus ada pengabdian?  Maka saya pun menjelaskannya dengan penuh semangatsemangat bahwa pengabdian itu adalah pembuktian diri. Utamanya pembuktian diri untuk pantas disebut hamba oleh Allah SWT. Karena memang tidak ada satupun yang tidak dijangkau oleh Allah SWT bahkan sekedar kedipan mata saja itu hanya karena kehendak Allah SWT.  Sama dengan seorang pria yang menyatakan I Love You kepada seorang wanita yang diidamkannya. Maka pernyataannya tersebut perlu dibuktikan dengan datang kepada ke kedua orangtua si wanita dengan memintanya dan melamarnya dan menikahinya. Andai itu hanya ungkapan nafsu semata niscaya akan banyak alasan yang diutarakan untuk segera membuktikan cintanya.  Sisi mana lagi dari kehidupan ini yang bukan pengabdian. Seorang ASN dia disebut dengan

TAAT SYARIAT DAN PONDOK

Semasa mondok di Pamekasan Madura saya sering mendapatkan nasehat dan wejangan dari para guru baik guru yang berasal dari pondok maupun dari para guru tugas. Ada sebuah moment seorang ustadz yang berasal dari Pasuruan menjelaskan sebuah nasehat yang sangat berkesan sekali. Nasehat itu berbunyi أطع شرعا ومعهدا Taatlah kepada syariat dan pondok.  Nasehat ini bagi saya mengandung makna yang cukup mendalam dan penuh makna. 

MENCARI BAROKAH

Enam tahun saya mondok di sebuah Pesantren sederhana di Kabupaten Pamekasan. Tepatnya di Desa Bungbaruh Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan. Ditambah satu tahun saya mengabdi di pondok ini.  Selama 6 tahun itu pula pondok saya selalu mengambil seorang guru dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur. Kami mendengar dan menyebut istilah tersebut dengan guru tugas. Praktis selama 6 tahun saya dibimbing oleh mereka para ustadz dari pondok pesantren Sidogiri Pasuruan. Khususnya dalam bidang ilmu nahwu, shorrof dan tilawah al Qur'an.  Ada banyak nasehat yang sering disampaikan oleh para guru kami yang berasal dari Pondok pesantren Sidogiri Pasuruan tersebut. Salah satunya adalah tentang BAROKAH GURU.  Dulu kami tidak paham apa itu barokah. Pokoknya kami manut saja apa yang dikatakan oleh para guru kami. Termasuk para guru dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan bahwasanya mereka bertugas adalah dalam rangka mencari barokah dan doa guru. Sering sekali ungkapan tersebut

PENDEWASAAN

Term dewasa termasuk bahasan yang cukup sulit menurut saya. Sebab ukuran atau standar dewasa seseorang tidak ada kriteria baku. Bukan karena usia, bukan juga karena pengalaman. Tapi usia dan pengalaman juga memberi andil kedewaaaan seseorang.  Secara umum orang akan dikatakan dewasa jika orang tersebut sudah mampu bertanggungjawab. Ketika dia diberi sebuah tugas atau amanah, maka dia akan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab. Dan secara usia orang yang bisa diberi tanggung jawab adalah orang yang sudah sampai pada tahapan tertentu semisal 20 tahun.  Fase dewasa bukan sebuah hadiah atau pemberian. Dewasa adalah hasil dari pengalaman demi pengalaman baik pahit maupun manis hingga tersimpul padanya intisari atau makna kehidupan. Dari makna kehidupan itulah dia mampu bersikap, menempatkan diri di tengah-tengah masyarakat dan mengambil keputusan dengan bijak.  Dewasa itu harus dilatih, diarahkan dan dibimbing. Karena tidak serta merta seseorang akan menjadi dewasa tanpa p

SUDUT PANDANG YANG LAIN

Benar-benar pertanyaan itu sedikit memaksa saya untuk berfikir keras dan belajar. Kenapa dengan pengabdian. Maka di sini saya akan sedikit mengurai tentang PERSPEKTIF atau SUDUT PANDANG.  Pada saat seorang santri masih nyantri, maka yang akan selalu menjadi bahan pembicaraan, obrolan, rasan-rasan atau gosip adalah sepak terjang ustadz atau ustadzah nya. Iya kan?  Kenapa para guru atau ustadz dan ustadzah menjadi objek atau pusat pembicaraan. Karena memang hidup di tengah-tengah manusia tidak akan ada yang namanya sempurna. Di mata guru si A punya kelebihan dan kekurangan. Pun demikian dalam kaca mata santri ustadz A punya kelebihan dan juga punya kekurangan. Artinya akan selalu ada plus minus pada setiap sesuatu. Itulah yang dinamakan perspektif.  Ketika nyantri, mungkin santri akan mengatakan "Huh, enak jadi ustadz. Tinggal nyuruh ini itu! Dan ungkapan lain yang semisal dengan ungkapan di atas. Artinya pada saat itu si santri menggunakan perspektifnya. Dan itu sah-sah

ALIENASI

Suatu ketika saya pernah membaca sebuah buku yang ditulis oleh Bapak Taufik Tea. Dalam buku tersebut beliau mengulas salah satu problem pendidikan di Indonesia. Salah satunya adalah alienasi atau keterasingan.  Mengapa terasing? Mengapa terjadi alienasi atau keterasingan?  Okelah sekolah atau madrasah itu adalah sebuah sistem sosial dengan struktur sosial dan sistem nilai yang ada di dalamnya. Namun demikian sekolah atau madrasah hanya merupakan gambaran kecil dari sebuah sistem sosial yang lebih besar dan lebih luas.  Sering kali - ini pendapat pribadi saya  - apa yang dipelajari di kelas itu tidak nyambung dengan realita atau kehidupan nyata. Inilah yang disebut terjadi alienasi. Maka ketika lulus dari sebuah lembaga pendidikan orang ini jadi gagap dan bingung apa yang harus dilakukan.  Maka sering di dapati walaupun tidak bisa dibuktikan secara teoritis orang yang banyak terjun ke lapangan dengan berbagai macam pengalaman terkadang lebih ekspert dibanding mereka yang fok

BERPIKIR PRAGMATIS

Dalam sebuah sesi pembelajaran saya pernah menyampaikan kepada pada santri bahwa andai Nabi Muhammad SAW berpikir praktis pragmatis niscaya islam ini tidak akan sampai kepada kita. Niscaya nabi Muhammad SAW tidak akan capek-capek berperang, terluka, patah gigi beliau SAW dan banyak sahabat yang terbunuh di medan jihad.  Andai nabi Muhammad SAW berpikir praktis pragmatis, niscaya nabi Muhammad SAW akan menerima semua tawaran kafir Qurays yang berupa tahta, harta dan wanita.  Andai nabi Muhammad SAW berpikir praktis pragmatis niscaya beliau SAW akan fokus bekerja mencari nafkah untuk keluarga, bangun rumah, bangun bisnis dan sebagainya.  Andai siti Khadijah ra berpikir praktis pragmatis, niscaya beliau tidak akan mengorbankan harta kekayaan beliau untuk menopang dakwah nabi Muhammad SAW.  Dua profil dan tokoh panutan ummat tersebut jauh dari itu semua. Mereka melihat sebuah visi, masa depan dimana untuk mewujudkannya diperlukan perjuangan dan pengorbanan.  Bukan tidak boleh k

APA ITU PENGABDIAN

Seorang santri mengirim beberapa pertanyaan melalui email saya. Tertulis di dalamnya beberapa pertanyaan terkait kebijakan lembaga yakni pengabdian bagi santri Darul Madinah Madiun khususnya santri MA Darul Madinah.  Pertanyaan tersebut ada sekitar lima buah yang semuanya berfokus pada satu tema besar yakni pengabdian. Awalnya saya cukup kaget kenapa santri ini menanyakan kebijakan yang selama ini sudah berjalan cukup baik. Namun saya coba untuk merenungi pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mencoba untuk menjawab dan menjelaskannya.  Saya berangkat dari sebuah frasa bahwa hidup itu adalah pengabdian. Pengabdian kepada sang Pencipta alam semesta. Artinya seorang muslim atau mukmin akan senantiasa mengabdikan diri dan hidupnya untuk sang Pencipta alam semesta. Bahkan makna dari ibadah itu sendiri adalah menghamba. Menghamba kepada sang Pencipta alam semesta. Mungkin jawaban ini retoris tapi jika direnungkan secara mendalam akan kita temukan bahwa hidup itu memang pengabdian.