Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label pamekasan

SILATURAHIM KELUARGA WALI SEMBILAN

Tahun ini saya dan keluarga berkesempatan untuk kembali pulang dan mudik ke kampung halaman di Pamekasan Madura. Tepatnya hari ketiga lebaran saya bersama keluarga menaiki sepeda motor dari Lamongan menuju perbatasan Pamekasan Sumenep yang berjarak sekitar 190 km. Perjalanan yang cukup jauh dan melelahkan. Kami berangkat dari jjam 4 dini hari dan tiba di Pamekasan sekitar jam 10 pagi.  Ada dua agenda penting pada tahun ini yakni pertemuan keluarga wali sembilan dimana kali ini sudah merupakan pertemuan kelima dan saya berkesempatan untuk mengikuti acara ini dua kali yakni yang keempat dan kelima tahun ini.  Dari dua kali pertemuan ini banyak sekali pelajaran dan makna yang saya dapatkan. Diantaranya adalah memperkenalkan anak-anak saya akan asal muasal dan keluarga besar bapaknya yakni saya sendiri yang asli berasal dari Kabupaten Pamekasan Madura. Pelajaran yang kedua adalah pencarian silsilah keluarga. Di sini saya belom ada peran signifikan dalam pencarian silsilah kelua

HARI INI KAMI KEMBALI

Setelah sekitar 4 hari di kampung halaman, pagi ini sekitar jam 4 pagi saya bersama keluarga kembali ke lamongan. Lumayan capek dan melelahkan. Tapi demi sebuah harapan dan cita-cita perjuangan yang melelahkan dan menguras pikiran harus tetap dilanjutkan. Kaki harus terus diajak melangkah dan berlari.  Harapan besar itu adalah membahagiakan kedua orang tua yang sudah tidak muda lagi dan sudah tidak mampu untuk berjuang untuk keluarga karena faktor usia. Sebagai anak pertama tanggung jawab itu dibebankan di pundak ini. Dan entah sampai kapan harapan itu akan terwujud. Hanya berbekal doa dari kedua orang tua dan para guru, sedikit keyakinan muncul dan energi mulai menguat.  Lelahnya perjalanan, jauhnya jarak, habisnya amunisi tak mengurangi semangat dan motivasi perjuangan. Walaupun di satu sisi harapan keluarga kecil juga menggunung.  Semangat berjuang Semangat bekerja Semangat berpikir Semangat belajar

SEARCHING SOURCES OF FAMILY

Siapa saya dan darimana saya berasal adalah dua pertanyaan yang sering muncul di benak dan pikiran. Kedua pertanyaan ini dilatarbelakangi oleh apa yang saya alami akhir-akhir ini yakni terkait kiprah saya di kota Madiun dan sekitarnya khususnya di bidang pendidikan dan dakwah.  Berawal dari ceramah di masjid-masjid kecil di kota Madiun baik karena terjadwal maupun karena menggantikan ustadz-ustadz lain yang berhalangan, masyarakat mulai mengenal saya sebagai da'i atau ustadz muda. Secara khusus materi-materi ceramah saya disenangi oleh kaum ibu 😀 Kenyataan itu memunculkan sebuah pertanyaan siapa saya dan darimana saya berasal?. Mengingat untuk sampai pada posisi saya saat ini (menurut saya) harus memiliki nasab kiai atau raden kiai. Sampai-sampai saya membuat joke-joke lucu bahwa saya berasal dari "Fir'aun" 😀. Itu karena saking sulitnya menjawab asal muasal nasab saya.  Alhamdulillah sedikit demi sedikit dan perlahan-lahan nasab itu sudah mulai menemukan

SAMBANG ORANG TUA DI KAMPUNG HALAMAN

Sebelas bulan berjibaku dengan berbagai rutinitas mulai urusan pekerjaan, kuliah, dakwah dan lainnya, hampir tidak pernah ketemu dan berkumpul bersama keluarga khususnya orang tua.  Dengan hadirnya ramadhan menandakan bahwa lebaran akan menjadi penghujung dari proses berpuasa. Puncaknya ditandai dengan moment mudik.  Mudik menjadi rutinitas tahunan yang selalu dirindui oleh semua anak. Berbekal kerinduan dan sedikit bekal perjalanan dan buah tangan mudik memang melalahkan. Tapi bertemu dengan kedua orang tua dan keluarga besar adalah obatnya. Perjalanan yang melelahkan jadi hilang dengan sambutan hangat keluarga besar.  Maka selagi Allah masih memberikan kesempatan untuk berkumpul bersama mereka, usahakan untuk sambang walaupun hanya setahun sekali.  Bukan buah tangan yang mereka tunggu. Tapi hadirnya anak-anak dan cucu adalah oleh-oleh yang selalu ditunggu. Mencium dan memeluk serta bermain dengan anak cucu adalah moment yang paling ditunggu oleh keluarga.  Maka sempatkanl