Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Pendidikan Karakter

PENDIDIKAN KARAKTER ALA RASULULLAH SAW

Sebagai orangtua, guru, dosen, ustadz dan ustadzah yang memiliki tugas mendidik dan mengajar, maka harus memahami tujuan pendidikan yang dilakukannya setiap saat.  Tujuan bisa diistilahkan dengan target yang ingin dicapai dari usaha mendidik dan mengajar.  Secara garis besar ada tiga domain yang ingin dicapai dari proses pendidikan yakni aspek kognisi, afeksi dan psiko motor.  Masuk dalam aspek afeksi adalah sikap, karakter, akhlak mulia dan lain sebagainya.  Maka untuk mewujudkan tujuan tersebut ada beberapa langkah yang harus dilakukan yakni sebagai berikut 1. Memantaskan diri untuk jadi teladan.  Maka sebagai guru, ustadz atau ustadzah hal yang paling pokok dan prinsip dan pertama kali dilakukan adalah keteladanan.  Maka untuk mencapai keteladanan kita harus mencontoh idola kita yakni Nabi Muhammad SAW. Karena nabi Muhammad SAW adalah pribadi yang mendapatkan legitimasi dari Allah SWT yakni وإنك لعلى خلق عظيم Sesungguhnya engkau Muhammad benar-benar berada di atas akhlak

KENAKALAN REMAJA

Apa yg terbayang dalam benak anda jika mendengar kata "nakal"? Pasti mayoritas kita berpikiran sama yakni hal-hal yg negatif atau kurang baik.  Sebelum mengkaji lebih jauh, ada baiknya kita mengkaji terlebih dahulu dari sisi bahasa apa itu "nakal"?  Menurut KBBI nakal adalah suka berbuat kurang baik (tidak menurut, mengganggu dan sebagainya. Terutama bagi anak-anak.  Arti kedua masih menurut KBBI, nakal adalah buruk kelakuan (lacur dan sebagainya).  Lawan kata dari nakal menurut tesaurus Bahasa Indonesia  adalah alim, patuh, jinak, baik dan penurut.  Sedangkan sinonim atau yg bermakna sama ada sekitar 167 kata. Berbeda dengan antonim kata nakal yang hanya berjumlah 5 kata saja.  Sekarang kita bahas apa itu kenakalan?.  Kenakalan adalah sifat nakal atau perbuatan nakal. Bisa juga bermakna perilaku secara ringan yang menyalahi norma yg berlaku dalam suatu masyarakat.  Jadi dari sini bisa kita simpulkan unsur-unsur yg ada dalam konsep nakal yakni  1. Norma

KEMANDIRIAN DAN RASA SAKIT

Dalam sebuah ceramahnya Cak Nun atau MH. Ainun Najib pernah menyampaikan bahwa dalam mendidik, si anak harus diantar menjadi pribadi yang berakhlakul Karimah. Ini mutlak dan prinsip atau pokok. Tidak ada tawar menawar dalam hal ini. Pokoknya wajib. Anak wajib diajari akhlak yang baik. Baik akhlak kepada Tuhannya maupun kepada sesama dan lingkungan sekitarnya. Ini mutak.  Mengabaikan pendidikan akhlak sama saja dengan menjerumuskan anak pada kerugian di masa depannya. Sebab akhlak adalah unsur paling pokok sebelum yang lain. Hal lain yang beliau sampaikan adalah didik anak dengan keras. Ingat! Keras bukan kejam. Keras identik dengan disiplin ketat. Bedakan antara keras dengan kejam. Semua anak jika dididik dengan keras, maka akan bermental baja. Akan bermental tahan banting.  Anak yang dididik dengan keras akan menjadi pribdi yang tangguh dan mandiri. Sebaliknya jika semua hal dipenuhi, apa yang diminta selalu disediakan, maka akan sulit membentuk mental madiri pada anak.  M

BUKAN PEKERJAAN RINGAN

Memasuki bulan sekitar September sampai Desember, penerimaan santri baru Darul Madinah Madiun sudah dibuka. Pengumuman resmi pun dishare di media sosial resmi Darul Madinah Madiun. Mulai dari Facebook, fanpage, Instagram website, dan lain sebagainya. Selain memanfaatkan media sosial, para ustadz dan ustadzah diwajibkan untuk share postingan dan informasi seputar Darul Madinah Madiun. Masyarakat pun mulai berdatangan untuk survey ke pondok. Ada yang tanya-tanya via japri. Ada yang tanya-tanya di kolom komentar sebuah postingan hingga sampai pada tahap mendaftar. Di tahap ini, ada orangtua yang dengan mudah meyakinkan putrinya untuk mondok di Darul Madinah Madiun. Cukup dengan liat-liat kegiatan dan info pondok DM, si anak langsung ok. Ada juga yang masih ragu-ragu sehingga orangtua mencoba meyakinkan putrinya dengan membawanya ke pondok untuk lihat-lihat. Akhirnya sepakat dan mantab untuk mendaftar. Ada juga yang sudah liat-liat di medsos bahkan sudah survey ke pondok, namun

HARI PERTAMA MONDOK

Hari pertama mondok, diantar oleh kedua orangtua, paman dan bibi, kakak dan adik dan keluarga besar. Ada juga yang hanya diantar oleh bapak dan ibu saja. Plus sekardus bekal mondok, sekoper pakaian, dan beberapa lembar uang saku. Hari itu, masih bisa ngobrol bersama bapak dan ibu dan saudara. Dada mulai terasa sesak. Air mata serasa mau tumpah. Demikian juga bapak ibu mulai merasakan ada yang merasuk di dada. Bayangan-bayangan selama di pondok. Berbagai pertanyaan bermunculan.  Bapak ibu mencoba tenang. Mencoba mencairkan suasana sambil mengobrol. Si anak sudah mulai terdiam. Mungkin bingung. Nanti gimana ketika tidak lagi bersama bapak dan ibu. Jam 15.00, jam 16.00 sebagain besar orangtua sudah mulai meninggalkan anaknya. Namun ada juga yang masih mencoba menenangkan si anak. Inilah perjuangan kesekian kalinya seorang anak dan orang tua akan berpisah cukup lama.  Adzan Maghrib, berkumandang. Si anak tidak mungkin hanya berdiam diri di kamar. Hampir semua teman-temannya sud

FASE BER-GUA HIRA'

FASE BER-KHADIJAH

FASE BERDAGANG

Di masa ini sekitar usia 15 tahun, nabi Muhammad Saw sudah ikut serta mendampingi paman beliau berniaga ke negeri Syam.  Usia yang sangat muda. Sudah mampu melakukan perniagaan atau bisnis antar negara. Hal ini tidak mungkin bisa dilakukan jika beliau Saw bukan manusia pilihan yang disiapkan Allah SWT untuk mengemban nubuwwah. Di sinilah salah satu kisah terkenal pertemuan Nabi Muhammad Saw dengan pendeta Bahira. 

GAGAL, GAGAL TERUS SUKSES

Agaknya kalau kita mendengar istilah gagal kita langsung takut atau alergi. Kita pun kadang merasa kasihan jika mendengar anak kita, saudara atau temen kita mengalami kegagalan baik di dunia kerja, akademik, dan lain-lain. Padahal kita hidup dan besar berangkat dari berbagai macam kegagalan.  Mari kita kenang masa kecil diri kita dengan melihat anak kita yang masih kecil-kecil. Berbagai kegagalan yang mungkin tidak terhitung biasa saja dilakukan. Artinya itu adalah hal yang lumrah. Ketika gagal, ya berusaha lagi. Begitulah seterusnya. Sampai apa yang diinginkan berhasil diraih. Namun ketika beranjak dewasa, ketika kita sudah mengenal rasa malu. Kita pun jadi takut dan paranoid dengan kata gagal. Takut dicibir, takut ditinggal orang terdekat dan macam-macam takut lainnya.  Padahal ketika kecil dan kita melakukan kegagalan demi kegagalan, orangtua kita selaku hadir dalam kesabaran mendidik dan membimbing kita.  Maka sebagai orangtua atau guru, mari kita hadir dalam setiap keg

DAHSYATNYA PENGULANGAN

Banyak sekali orang-orang hebat yang pernah ada dan hadir dalam kehidupan ini. Di segala bidang, semua orang hebatnya ada. Di bidang olahraga, banyak sekali atlet yang pernah tercatat dalam deretan orang-orang hebat. Sebutlah satu nama yakni Tiger Wood. Dia tercatat sebagai pegolf terhebat di dunia bukan hadir begitu saja. Ada usaha keras yang dilakukan yaitu pengulangan yang konsisten. Di bidang sepakbola, ada Criastiano Ronaldo. Ronaldo termasuk deretan Mega bintang yang pernah tercatat dalam sejarah hingga saat ini. Dia mencapai prestasi itu bukan hasil sulap simsalabim. Tapi hasil dari pengulangan yang konsisten. Semua orang hebat yang pernah diukir oleh sejarah melakukan satu pekerjaan yang sama yakni PENGULANGAN YANG KONSISTEN. Demikian juga Islam, Allah SWT mewajibkan kita melakukan sholat. Dan sholat itu adalah pengulangan. Dan dari pengulangan yang konsisten itu akan melahirkan energi yang dahsyat.  Pun demikian juga dalam menghafal Al-Qur'an, pengu

MERANTAULAH!

Ada apa dengan merantau?  Merantau adalah melakukan perpindahan lokasi. Dari kampung halaman ke daerah atau negara lain.  Ada banyak hal yang harus disiapkan ketika seseorang akan merantau. Di antaranya adalah  Kesiapan mental Berpisah dengan kampung halaman dimana kita menjalani masa kecil bersama sahabat, sanak famili, dsb. Setelah sekian lama terjadi ikatan rasa dan emosi dengan tanah kelahiran dan sahabat sepermainan, kemudian harus meninggalkan mereka semua, itu adalah hal yang tidak ringan dan mudah. Akan ada tangis dan air mata yang mengalir dengan perpisahan tersebut. Persiapan materi Selain persiapan Ruhani, masih diperlukan persiapan materi. Mulai dari bekal belanja, uang transportasi, dan lainnya.  Namun, merantau akan mendatangkan banyak manfaat.  Pertama, bertambah saudara Tak dapat dipungkiri, merantau akan mendatangkan banyak kebaikan. Salah satunya adalah bertambahnya saudara dan kerabat. Asal menjaga sikap dan perilaku. Kedua, bertambah penghasilan Tentu sa

FASE MENGGEMBALA

Fase kedua adalah fase menggembala. Dalam sejarah dikatakan bahwa semua nabi pasti menggembala kambing. Termasuk beliau Saw. Setelah wafatnya kakek beliau Abdul Muthalib, beliau diasuh oleh paman beliau yakni Abu Tholib. Beliau adalah seorang tokoh yang disegani. Namun kurang mampu secara ekonomi. Seorang anak kecil, melihat kondisi paman yang mengasuhnya kurang mampu secara ekonomi, beliau memeliki sense kemandirian. Sehingga beliau mulai kerja mencari penghasilan. Beliau menggembala domba milik masyarakat Mekkah pada saat itu. Dari menggembala itu, beliau mendapatkan upah untuk membantu perekonomian pamannya Abu Tholib. Di usia yang tergolong masih remaja saat itu, nabi Muhammad Saw sudah memiliki kepedulian yang tinggi, tidak suka menggantungkan hidupnya kepada orang lain bahkan kepada paman beliau sendiri.  Inilah salah satu fase pendidikan pra NUBUWWAH yang sangat spektakuler. 

SUATU SAAT KITA AKAN MENINGGALKAN MEREKA. JANGAN MAINKAN SEMUA PERAN!

SUATU SAAT KITA AKAN MENINGGALKAN MEREKA.  JANGAN MAINKAN SEMUA PERAN By: Elly Risman (Senior Psikolog dan Konsultan, UI) Kita tidak pernah tahu, anak kita akan terlempar ke bagian bumi yang mana nanti, maka izinkanlah dia belajar menyelesaikan masalahnya sendiri . Jangan memainkan semua peran, ya jadi ibu, ya jadi koki, ya jadi tukang cuci. ya jadi ayah, ya jadi supir, ya jadi tukang ledeng, Anda bukan anggota tim SAR! Anak anda tidak dalam keadaan bahaya. Tidak ada sinyal S.O.S! Jangan selalu memaksa untuk membantu dan memperbaiki semuanya. Anak mengeluh karena mainan puzzlenya tidak bisa nyambung menjadi satu, "Sini...Ayah bantu!". Tutup botol minum sedikit susah dibuka, "Sini...Mama saja". Tali sepatu sulit diikat, "Sini...Ayah ikatkan". Kecipratan sedikit minyak "Sudah sini, Mama aja yang masak". Kapan anaknya bisa? Kalau bala bantuan muncul tanpa adanya bencana, Apa yang terjadi ketika bencana benar-benar datang? Berikan anak-an

FASE KEYATIMAN

Jika disebut nama nabi kita Nabi Muhammad Saw, pasti kita tahu dan kenal beliau. Namun sayangnya hanya garis besarnya saja. Semisal tahun berapa beliau lahir?. Nama bapak/ibunya? Nama kakeknya? Dll yang sifatnya umum. Padahal beliau adalah suri tauladan kita. Semua aspek dari beliau patut dicontoh dan ditiru. Baik sebelum diangkat jadi nabi apalagi setelah jadi nabi. Adakah hal istimewa yang dijalani nabi Saw sebelum diangkat jadi nabi? Tentu Banyak sekali. Allah SWT menegaskan dalam Al Qur'an  لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة لمن كان يرجو الله واليوم الآخر وذكر الله كثيرا Ayat di atas adalah legitimasi langsung dari Allah SWT bahwa pada diri Rasulullah Saw ada suri tauladan yang baik. Hidayatullah mencoba menguraikan pendidikan pra Wahyu yang disimpulkan menjadi 5 point besar. FASE KEYATIMAN Kita pernah membaca di buku-buku sejarah Islam khususnya nabi Muhammad Saw atau mendengar kajian tentang Siroh nabi Muhammad Saw. Banyaknya buku dan video ceramah tentang beliau Saw adalah u

CERITA KAKAK TERTUA

Si sulung sudah mulai bosan dengan berbagai rutinitas dan kegiatan. Tapi dia juga bingung. Si sulung SMP, bingung mau lanjut dimana. Di MA Darul Madinah atau mau cari suasana baru. Si sulung MA juga demikian. Bingung mau kuliah atau lainnya. Kalau kuliah, maunya jurusan yang wow and keren.  Apapun maunya dia masih remaja. Masih masa-masa puber. Puber yang dimaksud adalah puber cita-cita dan impian. Maunya ambil jurusan yang keren. Padahal potensinya bukan di situ. Hanya termakan oleh kata keren dan favorit.  Bapak ibu, hadirlah dalam diskusi mereka. Ajak mereka diskusi membahas rencana masa depannya. Ini penting. Sebab belajar bukan main-main. Apalagi kuliah. Justru ini sangat serius.  Si sulung ini kadang masih plin plan. Suka ikut-ikut apa kata temen atau kata orang. Dia masih perlu orang yang spesial. Yang mau mendengar omongannya. Dia mulai butuh untuk dihargai. Dia butuh pendengar yang mau betah menyimak harapannya, cita-cita dan impiannya.  Hadirlah di mas

CERITA SI TIGA SEMESTER

Kalau santri baru dipenuhi dengan adaptasi dengan lingkungan baru. Maka lain cerita dengan kelas 8 dan 11. Mereka sudah lulus pada tahapan tersebut. Ceritanya seru juga. Sebab mereka mendapatkan amanah khusus yakni menjadi OPH.  Apa itu OPH? OPH adalah organisasi Pelajar Hidayatullah. Mereka dipilih para ustadz dan ustadzah untuk menjadi pemimpin / leader. Ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka yang diamanahi OPH. Sebab di pundak mereka adantanggung jawab lebih yang harus diemban. Mereka harus belajar berani tampil di depan kakak kelasnya. Tampil berbicara di depan teman-temannya sendiri dan adik kelasnya.  Masa-masa ini mereka belajar skil komunikasi dan leadership. Dua skil ini merupakan skil yang sangat mahal di dunia organisasi saat ini.  Berbicara di depan teman-temannya mungkin mudah. Ya sekedar berdiri. Tapi mampu merangkai kata dan bahasa yang mudah dipahami dan lancar bukan tugas yang ringan. Terkadang malu. Terkadang takut bahkan keringatan. Kita pun bisa