Sebagian orang menilai bahwa menjadi guru adalah pekerjaan gampang dan mudah. Jika dilihat secara sepintas, memang menjadi guru seakan-akan gampang-gampang saja. Padahal jika sudah menjalani pekerjaan ini, akan dirasakan sulit dan beratnya.
Ada dua modal dasar untuk menjadi guru.
1. Kegelisahan
Ini adalah modal dasar yang pertama. Jika memilih profesi guru karena uang, maka yang akan terjadi berikutnya adalah kekecewaan apabila gaji yang didapat tidak sesuai harapan. Sebab niat awalnya adalah materi. Bukan panggilan jiwa yang dilandasi kegelisahan melihat kondisi generasi yang tidak bisa menjadi generasi harapan di masa yang akan datang.
Hal ini sama dengan yang dirasakan oleh orangtua. Jika melihat putra-putrinya berperilaku negatif, asusila, maka para orangtua akan merasakan kegelisahan dan kekhawatiran.
Jadi apa yang dirasakan oleh orangtua dan guru, itulah modal dasar menjadi guru.
Hal ini pernah dialami oleh Nabi Muhammad Saw dimana beliau menyaksikan masyarakat Arab pada saat itu jauh sekali dari nilai-nilai tauhid dan moral. Kemudian beliau Saw melakukan tahannust di gua hiro' dalam rangka mencari solusi atas masalah yang sedang terjadi. Maka Allah SWT menurunkan solusinya berupa Al Qur'an.
2. Harapan
Dari kegelisahan lahirlah aksi dan program. Program ini pastinya bertujuan jangka panjang. Kita mengenalnya dengan visi. Setiap guru dan orangtua harus punya visi jangka panjang akan generasi yang sedang dididiknya.
Tentunya tidak sekedar harapan. Melainkan materi dan metode yang sedang dijalankan juga menuju ke arah yang sama yakni lahirnya generasi yang akan memperbaiki bangsa ini.
3. Memantaskan diri
Sebelum mengajar atau mendidik, perlu kiranya bertanya kepada diri sendiri. Pantaskah saya menjadi guru? Baik dari sisi keilmun, moral dan sikap dan lain sebagainya. Sebba guru itu digugu dan ditiru.
Jika tidak ada hal yang bisa digugu dan ditiru, lantas apakah pantas menjadi guru. Jika tidak layak ditiru, mengapa memilih profesi sebagai guru.
Guru yang awalny profesi mulia menjadi rendah karena cara pandang terhadap profesi ini sudah keliru sejak awal.
Maka alangkah bijaknya jika sebelum menjadi guru, kita memantaskan diri kita baik dari sisi keilmuan, moral dan etika serta spiritual.
Semoag lahir guru yang tidak hanya profesional tapu guru yang totalitas dan berintegritas. Aamiin
Komentar