Sebagai orangtua, wajar jika ingin melihat anaknya sukses. Baik sukses duniawi maupun ukhrowi. Justru aneh jika ada orangtua yang menginginkan anaknya gagal dan tidak jadi apa-apa.
Tak jarang, keinginan tersebut dibarengi dengan pembanding yakni diri kita. Dalam pikiran kita terkadang kita berkata. Aku dulu pintar. Aku dulu juara kelas. Aku dulu wah. Pokoknya semua kelebihan kayaknya ada pada diri kita. Hampir mendekati sempurna 😀
Dengan adanya pembanding yakni diri kita. Kita pun berharap anak kita seperti kita dahulu. Pintar kayak kita. Juara kelas kayak kita. Dan wah serta wow kayak kita. Bahkan harapannya kadang harus lebih tinggi dari kita. Karena kita sudah mampu membuktikannya.
Benarkah harus demikian?
Boleh-boleh saja orang tua berharap demikian. Namun jangan memaksa. Sebab bukan kita yang menetapkan jalan hidup anak kita. Sebagai orangtua kita hanya membimbing, mengarahkan dan menunjukkan jalan yang baik dan benar. Selanjutnya Allah lah yang akan menentukan hasilnya.
Memaksakan kehendak justru berakibat negatif bagi kejiwaan anak. Anak belajar bukan atas maunya sendiri tapi belajar atas tekanan dan paksaan. Bisa berhasil. Tapi kadang malah banyak yang gagal.
Mari sama-sama belajar jadi orangtua yang bijak 🙏
Komentar