Liburan semester ganjil sudah tiba dan para santri sudah mulai pulang dan berlibur ke rumah masing-masing untuk berkumpul bersama keluarga besar, senang-senang dan menghilangkan penat yang sudah menggunung.
Liburan semester ganjil pastinya dibarengi dengan penerimaan laporan hasil belajar semester ganjil. Kalo sekolah umum, raportnya hanya satu jenis saja yakni raport sekolah yang berisi penilaian kognitif, afektif dan psikomotor. Plus dilengkapi sejumlah mata pelajaran yang dipelajari di kelas.
Beda dengan pesantren, santri menerima 3 jenis raport. Ada raport formal yakni raport yang sama dengan raport sekolah umum. Ada raport pengasuhan yakni raport yang berisi perkembangan karakter anak selama waktu tertentu. Teknik penilaiannya melalui observasi oleh pengasuh. Ada juga raport Tahfidz. Raport ini berisi hasil dan target hafalan yang dicapai selama waktu tertentu.
Ketiganya penting untuk dicek dan dilihat oleh para orangtua. Raport bukan hanya sekumpulan nilai tanpa makna.
Berbicara aspek kognitif, maka yang diukur adalah kemampuan yang berkaitan dengan mengingat, menghafal, mengkonsep, dan sebagainya. Demikian juga aspek afeksi banyak turunan yang menjadi aspek penilaian. Pun demikian juga dengan psikomotorik.
Dari semua mata pelajaran yang ada dalam struktur kurikulum, tentu saja tidak semua anak menguasai dan mampu mengikutinya secara sempurna. Tidak ada. Hanya sebagian kecil anak yang bisa menguasai semua mata pelajaran yang dipelajari di kelas. Sekali lagi hanya sebagian kecil.
Ini adalah sistem paket dimana seorang guru dan anak tidak bisa memilih untuk memperlajarinatau tidak mempelajarinya. Inilah kebijakan top down. Sekolah juga melaksanakan kebijakan pemerintah khususnya terkait kurikulum. Karena melaksanakan kurikulum pemerintah adalah salah satu syarat sekolah tersebut mendapatkan dana BOS. Jika tidak melaksanakan kurikulum nasional, maka sekolah tersebut tidak akan menerima dana BOS.
Sekali lagi, tidak ada anak yang bisa menguasai semua mata pelajaran yang dipelajari di kelas dalam satu waktu. Makanya kita sebagai orangtua harus bijak jika melihat nilai anak kita belom sesuai harapan kita.
Ada hal yang harus lebih mendapatkan perhatian dari kita sebagai orangtua. Semisal. Di antara sekian banyak mata pelajaran yang diajarkan oleh sekolah, manakah mapel yang benar-benar menjadi prinsip dan tidak boleh tidak harus baik dan bagus nilainya. Semisal nilai Budi pekerti. Nilai PAI. Ini prinsip. Apapun profesi anak tersebut nantinya, dia akan tetap butuh Budi pekerti dan pemahaman agama yang baik dan benar. Ini prinsip.
Sedangkan pada mapel keterampilan umum yang akan dibutuhkan pada saat lanjut studi, kita perlu mengajak anak untuk diskusi. Mapel apa yang paling disukai. Maka mapel itulah yang benar-benar didalami.
Sedangkan mapel tertentu yang tidak masuk kategori prinsip dan keterampilan pokok, maka bijaksana bagi kita jika kita tidak terlalu menuntut lebih banyak kepada anak kita.
Kita pun ketika sekolah dulu, tidak menguasai semua mapel yang kita pelajari. Kenapa anak kita harus sempurna.
Ada baiknya kita berbicara dari hati ke hati. Meminta pendapat anak. Dan memberikan masukan, motivasi dan sugesti kepada anak kita.
Selamat mencoba 🙏
Komentar