Imam Asy-Sya'by adalah seorang tabi'in. Ulama' besar dan tersohor di zamannya. Disebut tabi'in karena beliau pernah bertemu dengan para sahabat nabi Muhammad Saw. Tidak kurang dari 500 sahabat beliau temui.
Beliau adalah ulama' yang kokoh, ulama' yang mumpuni keilmuannya bahkan beliau punya majlis ilmu sendiri. Sampai-sampai masyarakat terkagum-kagum dengan keilmuan beliau.
Dalam disiplin ilmu yang beliau tidak terlalu mahir saja yakni dalam ilmu sya'ir beliau pernah mengatakan "aku akan membacakan semua sya'ir sebulan penuh tanpa ada satu sya'ir pun yang diulangi.
Orang-orang kemudian minta nasehat kepada beliau agar mereka bisa mahir dan hebat seperti beliau. Maka imam Asy-Sya'by memberikan beberapa nasehat sebagai berikut
1. بنفي الاعتماد
Meniadakan bersandar kepada selain Allah. Tidak bersandar kepada selain Allah SWT. Yakni hanya bersandar dan bergantung hanya kepada Allah SWT.
Sebagai penuntut ilmu yakni murid atau santri mutlak baginya bersandar hanya kepada Allah SWT. Bahkan tidak boleh bersandar hanya kepada kemampuan dirinya sendiri.
Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu adalah sahabat nabi Muhammad Saw yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Suatu ketika beliau konsultasi kepada nabi Muhammad Saw terkait lemahnya hafalan beliau. Maka nabi Saw meminta sorban beliau untuk digelar di depan nabi Saw dan didoakan oleh Nabi Muhammad Saw. Setelah itu, beliau menyuruh abu Hurairah untuk memakai sorbannya kembali. Dan beliaupun memberikan kesaksian bahwa setelah itu beliau tidak pernah lupa dengan apa yang beliau dengar dari Rasulullah Saw.
Demikian juga sebagai murid atau orangtua. Maka dalam menuntut ilmu seyogyanya meminta doa kepada guru. Meminta doa kepada orang Sholeh. Karena itu merupakan wujud meniadakan bersandar atas kemampuan diri sendiri.
Bahkan tidak boleh merendahkan guru. Menghina guru. Membully guru. Sebab itu akan menjadi penyebab tidak berkahnya ilmu yang dipelajari oleh santri.
2. والسير في البلاد
Berkelana mengelilingi berbagai macam negeri. Merantau dalam rangka mencari ilmu di berbagai negeri. Ada ahli ilmu, didatangi. Duduk dan belajar kepada ahli ilmu.
Imam Asy-Syafii pernah berjalan dari Mekkah ke Madinah dengan menunggangi kuda dalam rangka belajar kepada imam Malik. Padahal usia beliau saat itu masih belia sekali. Dan jarak antara Mekkah dan Madinah sekitar 500 km. Dan beliau pun hafal kitab Al muwaththo' karya imam Malik yang berjumlah kurang lebih 7 ribu riwayat hadits di usia 10 tahun.
3. وصبر كصبر الجماد
Sabar seperti sabarnya benda mati. Tidak lebay. Tidak alay. Tapi sabar dalam menuntut ilmu. Tidak mudah mengeluh.
Dalam redaksi yang lain dikatakan
وصبر كصبر الحمار
Sabar seperti sabarnya himar.
4. وبكور كبكور الغراب
Penuntut ilmu itu cepat, cekatan alias tidak lamban. Tidak lelet.
Dalam sebuah ungkapan dikatakan
احرص على ما ينفعك
Bersemangat lah dengan apa yang berguna bagi dirimu.
Untuk mewujudkan itu semua, maka harus minta pertolongan kepada Allah SWT.
واستعن بالله ولا تعجز
Mintalah pertolongan kepada Allah SWT dan jangan bersikap lemah.
ولا تقل لو فعلت كذا وكذا
Dan janganlah suka mengatakan andainya saya melakukan begini dan begini. Jangan suka berandai-andai. Cepatlah dalam membuat keputusan. Sebab keraguan bisa menyebabkan dan melahirkan sikap was-was. Dan was-was itu berasal dari syaitan.
الوسوسة من الشيطان
Bahkan nabi Muhammad Saw memberikan panduan agar kita tidak biasa was-was yakni dalam hadits.
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك
Tinggalkan apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. Yakni bersegeralah mengambil keputusan. Jangan lamban. Jangan lelet dan was-was.
Disarikan dari ceramah ustadz Budi Azhari, Lc
Komentar