Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kajian Islam

INDAHNYA PERNIKAHAN

Allah SWT menciptakan manusia secara berpasang-pasangan. Ada laki-laki dan ada perempuan. Sebagaimana Allah SWT menegaskannya dalam al Quran surah al Hujurat ayat 13 يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ Maka agar peradaban manusia terus berlanjut, Allah SWT menerapkan sebuah aturan yang disebut pernikahan. Selain melestarikan peradaban manusia, syariat Islam juga memiliki tujuan yakni menjaga keturunan atau حفظ النسل Maka agar pernikahan menjadi nikmat dan indah perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut 1. Lihat bibit bebet dan bobot Dalam sebuah hadits Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa wanita itu dinikahi karena 4 hal, karena lecantikannya, karena nasabnya, karena hartanya dan terakhir karena agamanya. Pilihlah karena agama maka selamat tanganmu.  2. Dewasa / matang secara usia dan mental Menikah itu akan inda

KHUTBAH JUMAT BULAN MUHARRAM

Alhamdulillah kita masih diberi banyak sekali karunia dan nikmat oleh Allah SWT sehingga kita masih bisa melakukan berbagai macam aktifitas kehambaan. Utamanya ibadah sholat jum'at pada kesempatan ini.  Hari ini kita sudah berada di akhir bulan Muharram 1444 Hijriyah. Banyak peristiwa penting yang terjadi secara khusus di bulan ini mulai dari peristiwa Asyura dan perayaan hari kemerdekaan RI yang ke 77. Berkaitan dengan kemerdekaan RI yang ke 77 tentu saja semua itu adalah atas berkat rahmat Allah SWT hingga bangsa kita bisa merdeka. Paling tidak bangsa kita sudah merdeka dari penjajahan fisik atau tanah air. Sehingga kita bisa menikmati kemerdekaan ini dan sebagai generasi bangsa maka tugas kita adalah mengisinya dengan karya dan prestasi agar bangsa kita benar-benar sampai pada cita-cita luhur nya yakni merdeka lahir dan batin.  Maka agar kita terus bersemangat dalam mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang positif ada baiknya kita sedikit buka-buka dan baca-baca s

RUKHSHOH

Kemudahan merupakan salah satu prinsip penting dalam Islam. Ia merupakan anugerah Allah SWT, diberikan agar manusia tetap bersemangat dan tekun dalam menjalankan ajaran agama, terutama dalam situasi sulit. “… Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu…”  (QS. Al-Baqarah [2]: 185). Dikisahkan, Amr bin Ash pada suatu malam yang teramat dingin dalam sebuah pertempuran yang panjang, mengalami “mimpi basah.” Khawatir membawa akibat buruk kepadanya, ia tidak mandi jenabah, tetapi bertayamum,  lalu shalat Subuh bersama teman-temannya yang lain. Kasus ini dilaporkan kepada baginda Nabi SAW. Lalu, Nabi SAW bertanya, “Hai Amr, Apakah kamu shalat Subuh sedangkan kamu dalam keadaan junub?” “Ya, tuan,” jawab Amr.  “Aku khawatir atas diriku,” tegas Amr lagi. Ia kemudian membaca ayat ini: “Janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS Al-Nisa’ [4]: 29). Mendengar jawaban Amr, Rasulullah SAW tersenyum dan diam tak be

SUDAH KELAS BERAPA?

Sebenarnya apa dampak kita tidak makan, tidak minum dan tidak kumpul sama pasangan (baca : suami istri) selama 12 jam sehari dan selama 12 bulan?  Dampak yang benar-benar terasa apa saja atau perubahan apa yang terjadi pada diri kita setelah melaksanaka  shiyam ramadhan?  Pertanyaan di atas wajar jika ditanyakan kepada diri kita. Sebab kita puasa sudah berkali-kali. Ibarat kita sekolah sekarang kita sudah kelas berapa?  Jika hidup ini ibarat sekolah, saat ini kita di kelas atau tingkat berapa dan sudah bisa apa?  Kita tahu bahwa yang namanya sekolah ada istilah naik kelas dan lulus. Maka seyogyanya puasa kita juga ada yang naik kelas atau tinggal kelas dan ada yang lulus dan ada yang tidak. 

MENGEMIS RAHMAT ALLAH SWT

Kita pasti pernah menyimak, mendengar baik dari guru-guru kita pas kecil dahulu atau mungkin kita pernah mendengar video kajian islam yang disampaikan oleh para ustadz dan para kiai tentang ayat yang berisi tantangan untuk menghitung-hitung atau mengkalkulasi nikmat-nikmat Allah SWT yang diberikan kepada diri kita. Lingkupnya pribadi kita dulu. Jangan terlalu luas.  Maka Allah SWT sendiri menjawab kamu tidak akan mampu menghitungnya. Kenapa demikian? Karena saking banyaknya nikmat-nikmat tersebut. Saking melimpahnya nikmat-nikmat tersebut. Sehingga kita tidak akan pernah sanggup untuk menghitung nikmat-nikmat tersebut.  Kaitannya dengan ibadah puasa ramadhan adalah di bulan suci ramadhan kita dianjurkan melakukan banyak sekali ibadah-ibadah yang sebenarnya tidak wajib. Justru ibadah-ibadah tersebut adalah sunnah hukumnya. Nah,. Kalau kita merenung untuk apa kita memperbanyak ibadah-ibadah tersebut?  Mari kita kupas sedikit demi sedikit 1. Ibadah itu adalah wujud

PANTAS MEREKA TAKUT

PANTAS MEREKA TAKUT Ust Budi Ashari Anak-anak muda yang membahayakan. Para teroris hadir. Sel-sel baru bermunculan. Pengajian-pengajian sumbernya. Masjid pusatnya. Terutama masjid sekolah-sekolah dan kampus. Kumpulan mereka perlu diwaspadai dan diawasi. Lihatlah pola yang menggiring secara bertahap tapi pasti.Hasilnya sangat terlihat. Para orangtua banyak yang khawatir begitu melihat anaknya berubah menjadi baik. Seorang ibu ketakutan saat melihat anaknya liburan dari pesantrennya, karena melihat pakaian putrinya itu sangat rapi menutup aurat sesuai syariat Islam. “Apa anak saya sudah kerasukan pemikiran radikal?” Efek buruk dan jahat ini merasuki otak dan hati para orangtua tanpa disadari. Dan anehnya, para orangtua lebih nyaman melihat anaknya bergaul tanpa batas. Itulah yang dianggap wajar. Mereka senang melihat anaknya menghabiskan waktu untuk melamun, karena dianggapnya sedang puber. Aneh... Dan akhirnya para orangtua tanpa disadari memberi ‘wejangan’, “Hati-hati kalau ngaji di ma

HAK KEPADA SESAMA MUSLIM

جاءَ بيانُ حقوق المسلمِ على أخيه المسلم في صحيحِ السّنة النبوية الشّريفة، إذ جاءَ في صحيح مسلم قول رسول الله -صلّى الله عليه وسلّم-: (حَقُّ المُسْلِمِ علَى المُسْلِمِ سِتٌّ قيلَ: ما هُنَّ يا رَسولَ اللهِ؟ قالَ: إذا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عليه، وإذا دَعاكَ فأجِبْهُ، وإذا اسْتَنْصَحَكَ فانْصَحْ له، وإذا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وإذا مَرِضَ فَعُدْهُ وإذا ماتَ فاتَّبِعْهُ)

BERLOMBA-LOMBA MERAIH SURGA

Mendengar kata surga pasti yang terbayang adalah hal-hal yang menyenangkan, membahagiakan dan sebagainya. Sebaliknya mendengar kata neraka yang terbayang adalah kesakitan, penderitaan dan kengerian dan sebagainya.  Sangat sering kita mendengar dua kata tersebut. Di video kajian, di majlis taklim, di sekolah, di pesantren, sering kita mendengarnya dari temen kita, guru kita, orangtua kita dan lainnya.  Lebih lebih pastinya kita menginginkan surga dan tidak mau masuk neraka. Insha Allah semua sepakat dengan kesimpulan ini. Kecuali orang-orang yang benar-benar sudah tertutup hatinya hingga berani menyatakan diri siap masuk neraka dg segala pemderitaannya.  Kalau kita masih punya keinginan masuk surga, maka ini sudah modal awal. Sudah punya keinginan. Tinggal bagaimana caranya mendapatkan surga.  Banyak sekali ayat yang menjelaskan faktor apa saja yg bisa membuat kita mendapatkan surga atau neraka. Banyak sekali faktornya. Di sini akan kita urai dan pelajari faktor-faktor terse

NASEHAT UMAMAH BINTUL HARITS KEPADA PUTRINYA

Raja Kindah yaitu  Amr bin Hijr  mengkhitbah  Ummu Iyas binti ‘Auf bin Mihlam Asy-Syaibani . Ketika datang hari pernikahan, ibunya Ummu Iyas pun yaitu  Umamah binti Al-Harits  mengajaknya menyepi lalu memberikannya sebuah wasiat yang menjelaskan perihal asas dasar dari kehidupan rumah tangga bahagia serta perihal apa saja yang menjadi kewajibannya terhadap suaminya. Ibunya berkata: أَيْ بُنَيَّة ، إِنَّ الوَصِيَّةَ لَوْ تُرِكَتْ لِفَضْلِ أَدَبٍ لَتَرَكْتُ ذَلَكَ لَكِ ، وَلَكِنَّهَا تَذْكِرَةٌ لِلْغَافِلِ وَمَعُوْنَةٌ لِلْعَاقِلِ . وَلَوْ أَنَّ اِمْرَأَةً اِسْتَغَنَّتْ عَنِ الزَّوْجِ لِغِنَى أَبَوَيْهَا وَشِدَّةِ حَاجَتِهِمَا إِلَيْهَا كُنْتِ أَغْنَ النَّاسِ عَنْهُ ، وَلَكِنْ النِّسَاءُ لِلرِّجَالِ خُلِقَتْ ، وَلَهُنَّ خُلِقَ الرِّجَالُ . أَيْ بُنَيَّة ، إِنَّكِ فَارَقْتِ الجَوَّ الَّذِي مِنْهُ خَرَجَتْ ، وَخَلَّفْتِ العِشَّ الَّذِي فِيْهِ دَرَجْتِ إِلَى وَكْرٍ لَمْ تَعْرِفِيْهِ وَقَرِيْنٍ لَمْ تَأْلِفِيْهِ ، فَأَصْبَحَ عَلَيْكَ رَقِيْبًا وَمَلِيْكًا ، فَكُوْنِيْ لَهُ أَمَةً يَكُنْ لَكَ

ADAB DI JALAN

الطريق هو أحد المرافق العامة التي يشترك الناس في الإنتفاع بها؛ لذا يحقّ لكل شخص الإستفادة منه دون أن يتعرّض له أحد بالأذى والضرر، وليس ذلك فحسب بل إن احتاج للمساعدة والعون تُقدّم له دون مقابل، لذا عمد الإسلام إلى إرساء عدد من الآداب التي حثّ المسلمين على مراعاتها والإلتزام بها حال استعمال الطريق أُشير مسبقاً إلى أنّ الإسلام قد شرع عدداً من الآداب التي يجب أن تُراعى حال استعمال الطريق، وقد ثبتت هذه الآداب في العديد من الأحاديث النبويّة، ومنها قول رسول الله -صلّى الله عليه وسلّم-: (إيَّاكُمْ والجُلُوسَ بالطُّرُقاتِ فقالوا: يا رَسولَ اللَّهِ، ما لنا مِن مَجالِسِنا بُدٌّ نَتَحَدَّثُ فيها، فقالَ: إذْ أبَيْتُمْ إلَّا المَجْلِسَ، فأعْطُوا الطَّرِيقَ حَقَّهُ قالوا: وما حَقُّ الطَّرِيقِ يا رَسولَ اللَّهِ؟ قالَ: غَضُّ البَصَرِ، وكَفُّ الأذَى، ورَدُّ السَّلامِ، والأمْرُ بالمَعروفِ، والنَّهْيُ عَنِ المُنْكَرِ) وقول رسول الله -صلّى الله عليه وسلّم-: (مَا لَكُمْ وَلِمَجَالِسِ الصُّعُدَاتِ اجْتَنِبُوا مَجَالِسَ الصُّعُدَاتِ، أَمَّا لَا، فأدُّوا حقَّها: غَضُّ البصرِ، وردُّ السَّلَامِ، وإِهْداءُ السبيل

ADAB MAKAN DAN MINUM

الطعام والشراب نعمة عظيمة من الله -تعالى- على الإنسان، وقد وردت العديد من آداب الأكل في القرآن الكريم والسنة النبوية الشريفة، منها: غسل اليدين قبل الطعام، والتسمية قبل الأكل، والأكل باليد اليمين إلا لعذر، والأكل مما يلي الإنسان، وعدم الإكثار من الطعام، وحمد الله بعد الانتهاء من تناوله، والدعاء، والمضمضة، وغسل اليدين، وعدم ذم الطعام.[١] رسولنا قدوة لنا في كل ما يفعل، ومن ذلك آداب طعامه، وقد وردت الكثير من الأحاديث حول آدابه -صلى الله عليه وسلم- في الطعام، ومنها ما يأتي:[٢][٣]  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إذا أكلَ أحدكُم طعاما فليقُل بسمِ اللهِ فإن نَسِي في أوّلهِ فليقل بسم اللهِ في أوّلِه وآخرهِ).[٤]  رُوي عن عمر بن أبي سلمة -رضي الله عنه- أنه قال: (كُنْتُ غُلَامًا في حَجْرِ رَسولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ، وكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ في الصَّحْفَةِ، فَقالَ لي رَسولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: يا غُلَامُ، سَمِّ اللَّهَ، وكُلْ بيَمِينِكَ، وكُلْ ممَّا يَلِيكَ).[٥]  قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ، فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِ

MALU ADALAH TANDA IMAN

ان الحياء شعبة من شعب الايمان ولقد حث عليها رسولنا الكريم وذكرت بأحاديث عده ومن هذه الاحاديث التي ذكرفيها الحياء هي : عن أبي مسعود عقبة بن عمرو الانصاري البدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه واله:(إن ممَأ أدرك الناس من كلام النبوة الاولى : إذا لم تستح فاصنع ما شئت ) رواه البخاري. قال امير المؤمنين علي بن ابي طالب عليه الصلاة و السلام: اذا لم تستحي ففعل ما شئت. وروى ابن أبي لهيعة عن أبي قبيل عن عبد الله بن عمرو عن النبي صلى الله عليه و اله قال:(إذا أبغض الله عبدا نزع منه الحياء , فإذا نزع منه الحياء لم تلقه إلا بغيضا مبغضا , فإذا نزع منه الأمانة نزع منه الرحمة , و إذا نزع منه الرحمة نزع منه ربقة الاسلام فإذا نزع منه ربقة الاسلام لم تلقه إلا شيطانا مريدا) إن الله إذا أراد بعبد هلاكا نزع منه الحياء فإذا نزع منه الحياء لم تلقه إلا مقيتا ممقتا فإذا كان مقيتا ممقتا نزع منه الأمانة فلم تلقه إلا خائنا مخونا فإذا كان خائنا مخونا نزع منه الرحمة فلم تلقه إلا فظا غليظا فإذا كان فظا غليظا نزع منه ربقة الإيمان من عنقه فإذا نزع ربقة الإيمان من عنقه لم تلقه إلا شيطانا لعينا ملعنا و عن

KARAKTER SEORANG MUSLIM

أربعٌ إذا كنَّ فيك فلا عليك ما فاتك من الدنيا ، صدْقُ الحديثِ ، و حفْظُ الأمانةِ ، و حُسْنُ الخُلقِ ، وعفَّةُ مَطْعَمٍ الراوي :  عبدالله بن عمر وعبدالله بن عمرو بن العاص وابن عباس  | المحدث :  الألباني  | المصدر :  صحيح الجامع الصفحة أو الرقم:  873  | خلاصة حكم المحدث :  صحيح حُسْنُ الخُلُقِ يرْقَى بصاحِبِهِ إلى أعْلى المراتِبِ في الدُّنْيا والآخِرَةِ، ومَن رُزِقَ حُسنَ الخُلُقِ فلا عليه ممَّا فاتَه مِن الدُّنيا، كما يقولُ النَّبيُّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في هذا الحديثِ: "أرْبعٌ"، أي: خِصالٍ وصِفاتٍ، "إذا كُنَّ فيك"، أي: اتَّصفَ المُسْلمُ وتخلَّق بهن، "فلا عليك ما فاتَك من الدُّنْيا"، أي: لا بأْسَ بما يَضيعُ من الدُّنْيا من مُتعٍ، إنْ كان المُسْلمُ بتلك الصفاتِ، ويَحْتمِلُ: أنه لا بأْسَ بما يفوتُ من الدُّنْيا إذا كان الفائِتُ منها ما يترتَّبُ من معاملاتٍ بتلك الخِصالِ، الأُولى: "صِدْقُ الحديثِ"، أي: التزامُ الصِّدْقِ في القَوْلِ والإخبارِ بأيِّ شيءٍ،  والثانيةُ: "وحِفْظُ الأمانةِ"، وحِفظُ الأماناتِ يكونُ في الأموالِ والأعمالِ،  قال ال

PENDIDIKAN KARAKTER NABI MUHAMMAD SAW

Nabi Muhammad SAW adalah nabi terkahir yang Allah SWT urus untuk menyempurnakan risalah Allah SWT.  Sebagai nabi pamungkas, maka Allah SWT membekali beliau dengan bekal yang sempurna yang meliputi bekal dhohir dan batin.  Bisa kita lihat cara Allah SWT mendidik nabi Muhammad SAW untuk menjadi pemimpin unggul dan hebat. Maka ada beberapa episode kehidupan nabi Muhammad SAW yang patut kita teladani dan kita tiru.  1. Episode yatim Pada fase atau episode ini, Allah SWT ingin mendidik nabi Muhammad SAW pada aspek mentalitas. Ketangguhan, pantang menyerah adalah mental seorang pejuang. Mental seorang pemenang.  Mentalitas harus dibangun dan dilatih.  Mentalitas tidak diwariskan dari orangtua Mentalitas tidak diperoleh dengan simsalabim.  Mentalitas harus digembleng sebagaimana Allah SWT mendidik dan menggembleng nabi Muhammad SAW.  Bukan berarti kita harus tiada atau mati untuk mendidik anak kita bermental tanggung dan pantang menyerah.  Inti dari fase yatim adalah bagaimana seo

BERSAHABAT DENGAN AL QURAN

Bismillah Jika kita mendengar istilah sahabat, maka yang terbayang pada diri kita adalah seseorang yang selalu menemani, mendampingi kita baik dalam suka maupun duka.  Sahabat adalah orang yang siap mendengar keluh kesah kita.  Sahabat adalah orang yang menyiapkan pundaknya untuk dicurhatin bahkan ketika kita menangis.  Sahabat adalah orang yang selalu membersamai kita kemanapun kita pergi.  Bahkan kita sangat merasa kehilangan tatkala sahabat kita pergi meninggalkan kita.  Hal ini menunjukkan adanya ikatan batin atau ikatan emosional antara keduanya.  Di era modern ini, sahabat berkembang tidak hanya pada dunia nyata namun juga berkembang dan meluas hingga ke dunia maya.  Jika manusia yang terbatas, yang kadang sebel juga kalau kita curhat terus-terusan. Eneg kalo kita mengeluh terus, tentu saja manusia tidak selamanya bisa kita jadikan sahabat karib.  Pun demikian dengan media seperti smartphone, media sosial yg selalu aktif menemani di manapun dan kapanpun kita berada. 

BAHAYA TAKHBIB

DOSA TAKHBIB (MENGGODA PEREMPUAN YANG TELAH BERSUAMI)  Di era digital semua serba mudah untuk melakukan sesuatu yang bernilai ibadah ataupun sebaliknya.  Demikian halnya yang marak terjadi saat ini adalah trend selingkuh via medsos. Berawal dari komunikasi sederhana, dilanjut dengan saling curhat, hingga tertanam cinta karena syahwat. Lebih parah lagi, ketika kejadian itu dialami oleh mereka yang telah berkeluarga. Karena interaksi lawan jenis yang tidak halal, Allah cabut rasa cintanya terhadap keluarganya, digantikan dengan kehadiran orang baru dalam hatinya. Disadari maupun tidak, sejatinya itu merupakan hukuman bagi orang yang telah bisa menikmati segala yang haram, Allah hilangkan dari dirinya untuk bisa menikmati sesuatu yang halal.  > Dosa Takhbib Diantara dosa besar yang mungkin jarang diketahui oleh kaum muslimin adalah dosa takhbib. Menjadi penyebab percerian dan kerusakan rumah tangga. Karena kehadirannya, membuat seorang wanita menjadi benci suaminya dan memi

SEMUANYA TITIPAN

Lumrah dan wajar jika seseorang bekerja mencari nafkah dan kebutuhan hidupnya. Baik untuk dirinya, untuk anak istri dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya. Berangkat pagi pulang sore. Bahkan terkadang sampai lembur. Semua itu dilakukan demi tercukupinya kebutuhan hidupnya.  Ada yang sudah berusaha dan bekerja keras tapi hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak ada tabungan. Tidak ada simpanan dan tidak ada emas permata yang sewaktu-waktu bisa dijadikan biaya jika terjadi sesuatu. Yang seperti ini banyak sekali. Ada juga yang sudah bekerja keras pun berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemurahan dan kelapangan rejeki. Dari hasil kerjanya masih ada sisa yang bisa disimpan dan ditabung untuk jaga-jaga berbagai kemungkinan yang akan terjadi sewaktu-waktu. Yang seperti juga tidak terlalu banyak. Tapi ada yang bekerja keras dan tak lupa berdoa dan dari hasil kerjanya masih banyak sisa yang bisa disimpan dan dikembangkan. Yang seperti juga tidak banyak

AL MUQSITH ALLAH YANG MAHA ADIL

AL- MUQSITH ALLAH YANG MAHA ADIL Ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik ra. Ketika Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam sedang duduk, tiba-tiba kami melihat beliau tersenyum sehingga gigi seri beliau terlihat. Lantas Umar bin Khathab ra. bertanya kepada beliau, "Wahai Rasulullah, apakah gerangan yang membuat engkau tersenyum?" Rasulullah menjawab, "Aku melihat dua orang laki-laki dari kalangan umatku yang bersujud di hadirat Allah Yang Mahatinggi. Salah seorang di antara mereka berkata, Ya Allah, ambilkan lah hakku yang telah dirampas oleh saudaraku ini! Allah Ta'ala berfirman, 'Berikanlah hak saudaramu yang telah kau rampas’ Orang itu menjawab, 'Wahai Tuhanku, tidak ada lagi amal baikku yang masih tersisa’ Kemudian Allah Azza wa Jalla bertanya kepada orang yang dizalimi. 'Apa yang harus Aku lakukan kepada saudaramu ini? Sebab, amal kebaikannya sudah habis.' Dia menjawab, ‘Wahai Tuhan, biarlah dia memikulkan seba