Lumrah dan wajar jika seseorang bekerja mencari nafkah dan kebutuhan hidupnya. Baik untuk dirinya, untuk anak istri dan keluarga yang menjadi tanggungjawabnya. Berangkat pagi pulang sore. Bahkan terkadang sampai lembur. Semua itu dilakukan demi tercukupinya kebutuhan hidupnya.
Ada yang sudah berusaha dan bekerja keras tapi hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak ada tabungan. Tidak ada simpanan dan tidak ada emas permata yang sewaktu-waktu bisa dijadikan biaya jika terjadi sesuatu. Yang seperti ini banyak sekali.
Ada juga yang sudah bekerja keras pun berdoa memohon kepada Allah SWT agar diberikan kemurahan dan kelapangan rejeki. Dari hasil kerjanya masih ada sisa yang bisa disimpan dan ditabung untuk jaga-jaga berbagai kemungkinan yang akan terjadi sewaktu-waktu. Yang seperti juga tidak terlalu banyak.
Tapi ada yang bekerja keras dan tak lupa berdoa dan dari hasil kerjanya masih banyak sisa yang bisa disimpan dan dikembangkan. Yang seperti juga tidak banyak.
Hasil kerja bisa berupa uang, jabatan dan popularitas. Macam-macam istilahnya. Tapi yang paling pokok adalah ketiga hal di atas.
Namun harus diingat semua prinsipnya hanyalah titipan semata. Tidak kekal kecuali yang dipinjamkan kepada Allah SWT seperti sedekah, infak dan amal Sholeh lainnya.
Semua itu akan kita tinggalkan. Harta, jabatan, ketenaran, anak istri, semuanya akan ditinggalkan tanpa kita bawa sedikitpun. Yang akan kita bawa hanya tiga lembar kain kafan dan amal yang pernah kita perbuat selama hidup.
Maka bekerjalah karena itu ibadah. Karena kita punya tanggungjawab. Tapi jangan lupa bahwa kerja kita bukan menjadi penentu segalanya. Pekerjaan yang kita bangga-banggakan pun akan digantikan oleh orang lain tatkala kita pergi dari kehidupan ini. Demikian juga harta, jabatan, keluarga. Semua akan kita tinggalkan.
Maka dari itu jangan terlalu dan berlebihan dalam memiliki harta, jabatan dan ketenaran. Karena semua itu hanya TITIPAN. Namanya titipan, suatu saat akan diambil oleh pemiliknya.
Komentar