Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label manajemen

IDEAL BOLEH TAPI REALISTIS HARUS

Ketika pimpinan puncak menyampaikan visinya yang luar bisa melangit pasti yang mendengar senang sekali.  Nanti lembaga pendidikan kita akan memiliki 10.000 santri.  Nanti gaji pegawai 5 juta perbulan plus tunjangan umrah dan haji. Dan masih banyak lagi nanti-nanti lainnya yang kedengarannya manis dan memberikan secercah harapan. Itulah idealitas. Visi memang harus ideal sebab visi berbicara tentang masa depan yang masih abstrak. Hanya pemimpin yang memiliki kebersihan ruhani yang mampu melihat halal gaib seperti itu.  Untuk mencapai visi, kita perlu tahu saat ini kita berada dimana. Setelah kita mengetahui posisi kita saat ini barulah disusun langkah-langkah konkrit untuk mencapai visi. Din sinilah peran manajemen yang nantinya sangat berpengaruh dlm upaya merealisasikan visi. Mulai dari menyusun langkah-langkah strategis, pembagian tugas dan lain sebagainya.  Olehnya itu, ideal boleh tapi realistis juga harus. 

DOA PANJANG SANG PEMIMPIN

Kalau kita membahas dan mengkaji teori atau konsep kepemimpinan dan manajemen hampir jarang kita menemukan kata doa. Ya doa yang biasa kita lakukan setiap selesai sholat. Kadang juga di acara-acara tertentu kita juga sering berdoa bersama.  Secara bahasa doa adalah permohonan atau proposal yang kita ajukan kepada atasan. Atasan kita adalah Allah SWT. Allah SWT yang memberi kita hidup dan mati dan semua hal dalam kehidupan ini. Maka sering kali kita mengajukan proposal permohonan  kepada Allah SWT agar apa yang menjadi hajat kita dikabulkan dan dimudahkan.  Yang menjadi titik tekan pada tulisan ini adalah tugas seorang pemimpin. Bahwa tugas utama seorang pemimpin membimbing, mengarahkan, monitoring dan mengawasi tim yang sedang bekerja. Jadi bisa dikatakan tugasnya hanya liat-liat dan mengawasi saja.  Namun bagaimanapun manusia bahkan seorang pemimpin sekalipun pasti ada dan memiliki keterbatasan baik waktu, kemampuan dan lainnya. Maka di sinilah peran doa itu penting.  Seor

ZERO COMPLAIN

Pada saat kuliah di Surabaya, saya pernah mendengar sebuah istilah yang sering diulas oleh para dosen. Utamanya oleh dosen yang mengampu mata kuliah manajemen. Utamanya lagi manajemen bisnis, produksi atau jasa.  Setiap orang atau lembaga yang memiliki usaha yang bergerak di bidang barang atau jasa pastinya sering berinteraksi dengan para costumer atau pelanggan. Yakni orang-orang yang menggunakan atau mendapatkan manfaat dari jasa atau barang yang kita produksi.  Sebagai pemilik atau pelaksana tentu saja kita sering mendengar keluhan atau komplain dari pelanggan kita. Mulai dari kualitas layanan, kualitas barang atau jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi atau malah menimbulkan efek samping.  Ini berupa barang. Bagaimana jika berupa jasa? Seperti jasa taksi mobil. Jasa penerbangan, jasa kurir, dan banyak lagi jasa lainnya. Lebih khusus lembaga pendidikan  yang juga masuk sektor jasa. Tentu sebagai pengelola harus memperhatikan halal pokok yang menjadi transaksi antara p

THE END OF THE JOURNEY

Menjalani sebuah pekerjaan atau amanah kadang mudah dan kadang sulit. Ketika mudah, memang terasa biasa-biasa saja. Berjalan normal. Ibarat kerja kantoran, datang pagi dan pulang siang atau sore. Rutinitas setiap hari seperti itu.  Terkadang kita mendapati sebuah pekerjaan yang penuh resiko dan problem. Dalam kondisi seperti ini, andrenaline mengalir deras sehingga keringat bercucuran, tegang, dan nafas mulai terengah-engah. Bahkan makan jadi tidak enak. Tidur juga tidak enak. Semuanya jadi tidak enak. Hal seperti ini pernah saya alamai. Ini adalah sebuah konsekwensi dari sebuah pekerjaan atau amanah. 

EFEKTIF DAN EFISIEN

Apa yang terbersih di benak kita jika mendengar kedua kata di atas. Dalam sebuah video tentang kepemimpinan, saya baru mendapatkan perspektif lain tentang kedua kata tersebut.  Efektifitas adalah pondasi kesuksesan dan melakukan hal yang benar. Sedangkan efisiensi adalah pondasi bertahan hidup dan melakukan sesuatu dengan benar.

KUADRAN KIRI DAN KUADRAN KANAN

Kita bekerja agar kita mendapatkan gaji, uang dan lain sebagainya. Rata-rata memang tujuannya adalah dalam rangka mencari uang. Inilah yang disebut dengan kuadran kiri. Berangkat pagi. Pulang sore bahkan sampai lembur dan tetap masuk walaupun tanggal merah. Semuanya demi uang. Namun ada istilah lain yakni kuadran kanan dimana uang yang bekerja untuk kita. Caranya adalah dengan investasi. Dengan investasi, maka uanglah yang bekerja untuk kita.  Cara lain adalah dengan membangun bisnis. Setelah sistem berjalan, maka yang akan bekerja untuk kita adalah uang. Jadi, dimanakah posisi kita ?

TARGET LPI 2021-2026

1. Sinkronisasi tata tertib SMP-MA-Pesantren Hasil yang diharapkan adalah adanya pemahaman bersama terkait tatib santri, tatib ini meliputi formal dan pesantren, dan tidak terjadi tumpang tindih antara satu unit dengan unit lainnya dalam penegakan tatib. 2. Sinkronisasi kurikulum Diniyah dan Ketahfidhan SMP-MA Hasil yang diharapkan adalah adanya kurikulum Diniyah dan tahfidz yang disepakati dan berjenjang mulai dari SMP sampai MA. 3. Sinkronisasi ekstrakurikuler SMP-MA Hasil yang diharapkan adalah ekstrakurikuler yang berjenjang mulai dari SMP sampai MA. Dan sama  4. Sinkronisasi GPH SMP-MA dan menetapkan satu komandan yang membawahi SMP-MA Hasil yang diharapkan adalah GPH menjadi ruh pendidikan Hidayatullah sehingga harus meliputi semua unit. Dan adanya komandan PANDU yang definitif yang membawahi SMP-MA. Adaoun Pengurus GPH kelas XII dan kelas IX. Sebab kelas XII dan kelas IX sudah tidak ada lagi hal yang mengikat seperti UN. 5. Penyatuan perpustakaan dan lab SMP-MA Hasil yang dihara

LINGKUNGAN SAKIT

Kalau kita membaca judul sebuah tulisan tentang lingkungan mungkin akan terbayang dalam benak kita adalah lingkungan masyarakat. Itu juga benar. Tapi yang dimaksud dengan lingkungan yang sakit dalam tulisan ini adalah lingkungan kerja. Bagaimanakah lingkungan yang sakit itu? Di sini akan dijelaskan beberapa ciri yang menurut saya menjadi penandanya. Di antaranya adalah 1. Takut bicara Salah satu lingkungan yang sakit bisa dilihat dari personel lingkungan tersebut. Utamanya dalam hal mengungkapkan kritik dan masukan.  Jika personel pada organisasi tersebut takut untuk menyampaikan uneg-uneg, maka bisa jadi lingkungan tersebut adalah lingkungan yang sakit.  Sebab untuk hal yang esensi yakni tersampaikannya uneg-uneg dan kritik saran dalam sebuah lingkungan kerja adalah hal yang prinsip. Sebab mereka adalah tim yang punya hak dan kewajiban untuk memberikan kontribusi dan sumbangsih baik berupa saran, masukan dan kritik. Jika hal ini tidak terjadi, berarti saluran komunikasinya

KEPUTUSAN CEPAT

Menjadi pemimpin kadang akan dihadapkan pada situasi yang krusial dan genting. Apalagi jika berhadapan dengan kebijakan pemerintah. Terkadang kita dibuat pusing tujuh keliling. Muka dan telinga terasa panas dan kaku bahkan terasa kenyang terus. Padahal belom makan sama sekali. Dalam kondisi seperti ini seorang pemimpin harus mampu membuat keputusan yang cepat namun tepat. Sebab salah mengambil keputusan tentu mengandung resiko yang cukup besar. Apalagi resiko yang akan menimpa organisasi. Dalam kondisi genting sekalipun seorang pemimpin harus tetap tenang, tidak gegabah dan tidak sembrono.  Beberapa hal harus tetap diperhatikan seperti tetap meminta pendapat orang yang lebih berpengalaman. Berkoordinasi dengan tim dan nasehat orang lain. Semua ini penting, agar keputusan yang diambil adalah keputusan bersama bukan keputusan pribadi.  Lebih-lebih di masa Pandemi Covid 19 ini. Membuat sebuah keputusan bukan perkara mudah. Banyak orang yang mengintai dan mencari-cari kesalahan

MENJAGA RUH GURU

Salah satu tugas kamad adalah memberikan pembinaan kepada para guru. Fokus pembinaan tidak hanya pada masalah disiplin dan kinerja. Tentu saja dua hal ini harus senantiasa diperhatikan. Sebab disiplin adalah hal yang harus selalu dijaga dari seorang guru. Demikian juga aspek kinerja.  Ada aspek lain yang termasuk hal yang prinsip yang harus diperhatikan dari para guru yaitu 1. Ibadah Ruh guru adalah hal yang pokok dan paling penting. Ketersambungan dan keterhubungan ruh guru dengan Rabb-nya adalah modal utama sebelum yang lainnya. Maka sebagai kamad, hal ini harus senantiasa dijaga. Sebab ini menjadi aspek penyambung antara ruh guru dan ruh siswa.  Banyak guru yang mengabaikan aspek ini. Mengira bahwa hanya aspek pengetahuan dan skill mengajar yang harus selalu diupgrade dan diupdate. Padahal ruh yang hidup akan mampu memberikaan sentuhan. Sebaliknya ruh yang kotor atau bahkan mati, maka tidak akan melahirkan hubungan antara guru dan siswa. 2. Baca Al Quran Seorang guru har

TELADAN SI KAMAD

Menjadi pemimpin seperti kepala madrasah merupakan hal yang tidak mudah. Sebab semua mata memandang kepadanya. Semua harap bergantung di pundaknya. Maka menjadi kepala madrasah harus menjaga segala hal yang berkaitan dengannya. 1. Performance  Hal yang harus senantiasa diperhatikan oleh kamad adalah penampilan. Baik penampilan fisik apalagi penampilan kinerja. Sebab kedua hal ini sangat mempengaruhi kawan-kawan guru. Jika kamad rapih dan bersih, maka penampilan ini akan berdampak positif terhadap para guru. Demikian juga kinerja dan kompetensi, hal ini juga berpengaruh besar terhadap kinerja para guru 2. Tutur kata Sebagai kamad, ucapan adalah hal yang perlu diperhatikan dan dijaga. Sebab salah ucap atau salah omong akan menyebabkan atmosfir tim akan mengalami ketidaknyamanan. Maka bercanda pun kadang harus dijaga. Liat-liat situasi dan kondisi. 3. Spiritual Beratnya tugas dan tanggungjawab kamad tidaklah ringan dan sederhana. Maka menjaga ibadah adalah hal yang mutlak dija

PUSINGNYA SI KAMAD

Menjadi pemimpin memang penuh dengan tantangan dan masalah. Masalah demi masalah pasti akan senantiasa datang silih berganti mulai dari yang paling ringan sampai dengan yang paling berat. Ini semua adalah konsekwensi menjadi pemimpin. Tak terkecuali bagi seorang kepala madrasah. Mulai periode pertama di Balikpapan sampai dengan periode kedua di kota Madiun, masalah demi masalah selalu datang silih berganti datang menghampiri. Jadi jangan pernah berpikir bahwa menjadi kepala sekolah itu enak terus. Ya kadang ada enaknya tapi kadang ada tidak enaknya juga. Tentu beda problem yang dihadapi kepala sekolah negeri dengan kepala sekolah swasta. Kepala sekolah swasta berada di tengah-tengah antara guru dan yayasan. Kadang kepala sekolah menjadi tempat curhat para guru sementara di sisi yang lain kepala sekolah harus melaksanakan kebijakan yang sudah ditetapkan oleh yayasan. Bonyok istilah kasarnya. Walaupun tentu istilah ini pastinya kurang tepat. Kepala sekolah pastinya pusing ket

TELPON SI KAMAD

Komunikasi dalam sebuah organisasi harus berjalan lancar tanpa harus ada hambatan apapun. Bawahan mau bicara tidak sungkan. Demikian juga atasan mau ngomong ke bawahan juga bisa kapan saja baik dalam kondisi formal maupun informal. Namun, kadang tidak selamanya komunikasi berjalan lancar. Terkadang masih ada perasaan tidak nyaman dan sungkan yang dirasakan oleh bawahan. Tentu saja ini harus dicarikan solusi agar komunikasi bisa berjalan lancar. Diantara hal yang bisa dilakukan adalah  1. Pemanasan Dalam komunikasi harian, seorang leader harus memperhatikan teknik ini. Pada saat memulai pembicaraan, dahului dengan obrolan informal semacam tanya kabar, tanya kondisi keluarga dan lain sebagainya. Sehingga bawahan tidak merasa sedang diinterogasi. 2. Komunikasi santai Hal serius terkadang bisa diselesaikan dengan cara santai. Sambil ketawa dan bercanda. Memang teknik semacam ini ada yang setuju ada juga yang tidak setuju. 3. Dialogis Usahakan obrolan berjalan dialogis. Bukan mo

MUHASABAH SI KAMAD

Sebagai kepala sekolah di salah satu pondok pesantren di Kota Madiun yang sudah menjalani masa tugasnya selama 2,5 tahun, perlu rasanya saya melakukan muhasabah di akhir tahun 2020 ini.  Tentu saja banyak capaian dan prestasi yang sudah kami capai selama memimpin madrasah ini. Namun ada banyak hal yang juga perlu mendapatkan perhatian serius khususnya yang berkaitan dengan target-target yang belom tercapai. Mengawali tugas sebagai kepala MA Darul Madinah Madiun pada Juli 2018 dan langsung pada posisi kepala, bukanlah hal yang mudah.  Apalagi langsung dihadapkan pada persiapan akreditasi pertama madrasah ini. Memang berat. Apalagi secara persiapan memang belom ada progres dan monitoring yang dilakukan secara berkala. Dan di bulan September 2018, madrasah ini pun divisitasi dan dapat ditebak hasilnya belom memuaskan yakni predikat C. Hasil ini membuat saya memutar otak ketika ada orangtua atau masyarakat yang menanyakan status akreditasi madrasah ini.  Namun demikian, madrasa

KEHILANGAN KEMAMPUAN TERBAIK

Dalam dunia kerja terkadang kita dihadapkan dalam kondisi siap 100% menyelesaikan dan mengelola pekerjaan. Namun terkadang dalam kondisi yang prima sekalipun seseorang bisa kehilangan kemampuan terbaiknya.  Kondisi ini terjadi ketika antara ketenangan dan kecerdasan tidak berjalan dengan baik. Tenang berkaitan dengan kondisi batin. Cerdas berkaitan dengan mental. Dua-duanya sama batin. Unsur yang ketiga adalah kondisi fisik yang sehat dan fit. Terkadang hal ini juga terjadi jika beban kerja terlalu menumpuk dan pada saat yang sama kondisi fisik sedang tidak fit. Maka terjadilah ketidakseimbangan. Kerja jadi berantakan dan terbengkalai. Sehebat apapun seseorang justru akan mengalami stress yang luar biasa jika dibebani dengan pekerjaan yang berlebihan. Dan ujung-ujungnya adalah resign. Tentu saja ini bukan solusi terbaik bagi sebuah perusahaan. Sempat menerapkan tips sederhana dalam memanaj kerja yakni dengan mencatata semua pekerjaan yang akan dan sudah dikerjakan. Namun te

KITA HARUS RAPAT!

Istilah rapat sering kita dengar dan bisa jadi kita sendiri juga sering melakukan rapat. Bahkan tanpa tahu definisi dan urgensi rapat sekalipun kita juga sering ikut rapat.  Kenapa harus rapat? Akan banyak alasan kenapa kita harus rapat. Mengingat rapat merupakan media untuk sumbangsih pemikiran, menuangkan ide dan gagasan dan lain sebagainya. Rapat akan menjadi efektif jika unsur-unsur rapat terpenuhi.  Unsur pertama adalah pimpinan rapat. Pimpinan merupakan orang yang bertanggungjawab dalam rapat. Pimpinan berfungsi untuk menanggung semua keputusan yang sudah ditetapkan. Pimpinan juga bertanggungjawab menjaga kelancaran rapat bahkan berwenang untuk menghentikan rapat jika ada kondisi yang mengharuskan melakukan hal tersebut. Unsur kedua adalah anggota rapat. Anggota rapat juga merupakan unsur yang harus ada dalam rapat. Sebab mereka juga bisa memberikan masukan, kritik, saran dan koreksi terhadap sebuah gagasan atau keputusan yang akan diambil. Unsur kedua ini tidak bisa