Sebagai kepala sekolah di salah satu pondok pesantren di Kota Madiun yang sudah menjalani masa tugasnya selama 2,5 tahun, perlu rasanya saya melakukan muhasabah di akhir tahun 2020 ini.
Tentu saja banyak capaian dan prestasi yang sudah kami capai selama memimpin madrasah ini. Namun ada banyak hal yang juga perlu mendapatkan perhatian serius khususnya yang berkaitan dengan target-target yang belom tercapai.
Mengawali tugas sebagai kepala MA Darul Madinah Madiun pada Juli 2018 dan langsung pada posisi kepala, bukanlah hal yang mudah.
Apalagi langsung dihadapkan pada persiapan akreditasi pertama madrasah ini. Memang berat. Apalagi secara persiapan memang belom ada progres dan monitoring yang dilakukan secara berkala. Dan di bulan September 2018, madrasah ini pun divisitasi dan dapat ditebak hasilnya belom memuaskan yakni predikat C.
Hasil ini membuat saya memutar otak ketika ada orangtua atau masyarakat yang menanyakan status akreditasi madrasah ini.
Namun demikian, madrasah ini masih bisa menorehkan prestasi di bidang lomba-lomba. Pada tahun 2018 madrasah ini menjadi juara umum jambore wilayah di Jawa timur.
Demikian juga dalam ajang KSM, Madrasah ini masih tembus hingga tingkat provinsi yang dilaksanakan di Jombang Jawa Timur.
Pada tahun 2019, madrasah ini kembali lolos ajang KSM tingkat kota Madiun dan lolos ke tingkat provinsi yang dilaksanakan di MAN Model Malang. Demikian juga, madrasah ini juga lolos dalam ajang PORSENI yang dilaksanakan di Bangkalan dan Ajang POSPEDA yang dilaksanakan di Pasuruan Jawa Timur.
Memasuki tahun 2020, madrasah ini kembali berkompetisi dalam ajang KSM online karena adanya Pandemi Corona. Walaupun dalam ajang ini, madrasah ini belom beruntung.
Namun madrasah ini membuat strategi baru yakni program literasi yang berhasil menerbitkan karya siswa dan guru.
Hingga Desember 2020 ini, madrasah ini sudah berhasil menerbitkan karya siswa dan guru sebanyak 8 buku.
Meneguhkan diri di tengah kompetisi
Tak dapat dipungkiri, bahwa madrasah lain juga terus melakukan perbaikan dan pembenahan. Tak terkecuali dalam bidang pengelolaan dan dalam bidang pembelajaran.
Maka madrasah ini pun juga harus melakukan pembenahan mulai saat ini. Bahkan perbaikan ini sudah dimulai sejak tahun pelajaran 2020-2021 tepatnya di bulan Juli 2020.
Ada beberapa hal yang harus dibenahi yakni
1. KBM
Dalam proses KBM, pembelajaran masih berjalan seadanya. Dikatakan seadanya karena memang belom berbasis evaluasi dan perencanaan yang baik. Administrasi KBM baru sekedar formalitas.
Padahal Mendiknas sudah memberikan kemudahan dalam hal administrasi yakni RPP satu lembar. Dimana sebelumnya bisa berlembar-lembar.
2. Evaluasi KBM
Evaluasi ini belom berjalan sesuai dengan semestinya. Yang semestinya ada pre-test dan ada post-test. Dengan melakukan dua hal ini, maka guru akan dimudahkan dalam mengevaluasi dan mengetahui keberhasilan dalam KBM.
3. DIsiplin guru.
Asumsi sementara adalah karena madrasah ini ada di dua tempat. Sehingga cukup membuat capek ketika para guru harus bolak balik Madiun dan Jiwan.
Komentar