Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label motivasi

TENANGLAH

Masalah demi masalah yang dihadapi oleh setiap orang hakikatnya merupakan pembelajaran yang bisa menambah wawasan dan kedewasaan seseorang. Masalah tak akan pernah habis dan tak akan pernah selesai. Sebab satu masalah selesai akan hadir dan muncul masalah lain yang bisa saja lebih komplek dan rumit dari sebelumnya. Maka tidak mungkin bagi siapapun untuk lari dari masalah. Ngumpet dan mengurung diri dan menghindar dari masalah. Tidak akan pernah bisa. Ibarat udara, masalah akan terus menemui kita dimanapun dan kapanpun kita berada. Maka jangan terbaik adalah menghadapinya dan menyelesaikannya. Untuk menghadapi dan menyelesaikan masalah, maka dibutuhkan keberanian dan ketenangan.  Berani adalah modal awal untuk menghadapinya. Apapun resiko yang akan dihadapi. Entah diomelin, dimarahin dan dibentak-bentak, harus dihadapi. Atau bahkan resiko yang paling fatal sekalipun.  Tenang juga modal awal menghadapi dan menyelesaikannya. Tenang dalam artian tetap berfikir positif bahwa sem

PIONER KEBAIKAN

Sebuah daftar isi buku menjadi inspirasi sore saya sambil menemani anak-anak nonton TV dan makan Snack. Salah satu daftar isi tersebut berbunyi detonator kebaikan. Setelah membaca daftar isi tersebut, saya pun langsung mencari-cari ide yang sama yang bisa diulas menjadi sebuah tulisan dengan judul pioner kebaikan. Rasanya kecewa jika kita sudah mencoba berbenah diri untuk memperbaiki diri dan mencoba berinteraksi dengan orang lain dan menyebarkan kebaikan yang kita dapatkan. Realita ini merupakan sesuatu yang pasti akan dihadapi dan ditemui oleh semu orang. Utamanya bagi para penggerak kebaikan. Selain rasa kecewa, terkadang juga akan mendapatkan cibiran dari berbagai kalangan baik dekat maupun jauh.  Dua hal ini yakni kecewa dan cibiran akan senantiasa datang silih berganti dan bertubi-tubi. Dan kita pun tak akan pernah tahu kapan dua hal ini akan berhenti dan berakhir.  Dari kedua hal ini terkadang bisa mengantarkan diri kita menjadi semakin semangat atau justru sebalikny

TERUSLAH TERSENYUM!

Sepahit apapun rasa hidupmu, tetaplah berusaha untuk tersenyum.  Seberat apapun masalah yang engkau pikul tetaplah tegakkan wajahmu. Masalah tak akan selesai hanya dengan mengurung diri. Masalah tak akan berakhir hanya dengan terus menunduk dan menyalahkan diri sendiri. Sebab belom pernah ada rumus penyelesaian masalah hanya dengan cemberut dan menunduk. Tersenyumlah walau untuk itu kita memaksakan diri untuk sekedar tersenyum Tertawalah walau untuk itu kita terasa berat sekali. Perlahan-lahan dengan tersenyum dan tertawa kepanikan dan kekalutan akan berangsur menguap Percayalah Justru sebaliknya dengan mengurung diri masalah tak terpecahkan dan pikiran semakin kalut. Bangunlah Beraktifitas lah sebagaimana biasa. Masih banyak orang baik yang mau membantu kita. Dan berdoalah Sebab ada Dia yang tak pernah lelah untuk menjadi tempat curhat dan keluh kesah

SEMUA SUKA YANG LEBIH BESAR

Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita menemui dan mendapati cerita lucu dimana hal tersebut memberikan gambaran bahwa manusia memang suka sesuatu yang lebih besar dari dirinya. Contohnya. Ada seorang penjual bakso. Mungkin si penjual bakso merasa rendah diri dengan pekerjaannya (tidak semua sih). Nah ketika bertemu dengan orang yang menurutnya lebih sukses dan lebih keren, sontak saja dirinya menjadi semakin tidak pede. Maka ketika ditanya oleh orang lain, terkadang dia akan menjawab "saya kerja di Polda" misalnya.  Nah, penyebutan kata Polda walaupun entah di bagian apa bekerjanya, semisal jualannya memang di kantin Polda, maka penyebutan tersebut bisa menaikkan martabatnya. Dan ini menjadi indikasi bahwa manusia memang suka sesuatu yang lebih besar daripada dirinya. Dan ini naluriah. Demikian juga seorang anak yang memiliki orangtua yang biasa-biasa saja mungkin akan merasa rendah diri juga, maka ketika ditanya cenderung menjawab dengan menyebut kebesaran o

HILANG, BARU TERASA

Banyak orang yang selalu merasa kurang dengan karunia yang telah diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Penyebabnya karena selalu membanding-bandingkan. Selalu melihat orang lain yang tampaknya lebih enak hidupnya daripada dirinya. Semakin sibuk membandingkan dan melupakan bahwa pada dirinya banyak sekali karunia akan menyebabkan ketidakpuasan dan selalu merasa kekurangan. Dan ujung-ujungnya waktu dan karunia lainnya hilang menguap tanpa disadari.  Banyak hal yang akan hilang. Diantaranya adalah kesempatan untuk berkarya akan hilang. Kesempatan adalah karunia yang sangat besar yang akan terasa sekali penyesalannya jika sudah berlalu. Demikian juga dengan kesehatan yang jarang sekali disadari. Ketika hal ini hilang barulah menyesal. Demikian juga dengan nikmat uang yang tidak dikelola dengan baik. Ketika habis dan hilang barulah menyesal. Seorang raja Dangdut tanah air dalam syair lagunya " kalau sudah tiada, baru terasa. Bahwa kehadirannya sungguh terasa. Syair ini menjad

BUANG BEBANMU

Ada banyak hal yang menyebabkan kita bisa cepat mencapai impian dan harapan.  Diantaranya adalah semangat juang, dukungan keluarga dan kerabat dan doa. Namun ada juga hal yang bisa membuat kita lambat dan sulit mencapai impian yang kita inginkan. Di antara hal yang menyebabkan kita lambat adalah 1. Trauma masa lalu Kadang pengalaman pahit di masa lalu akan memberikan kesan yang sangat mendalam pada diri kita. Sehingga untuk mencoba hal baru merupakan sesuatu yang menakutkan. 2. Tidak fokus Seorang pelari yang tidak fokus pada garis finish akan dikalahkan oleh mereka yang fokus. Pun demikian juga dalam meraih impian. Mungkin banyak impian yang kita inginkan. Namun bagaimanapun kemampuan kita terbatas. Maka harus fokus pada satu target dulu agar beban kita menjadi ringan dan bisa menghasilkan fokus. Beban yang terlalu berat yang kita pikul ternyata menjadi penyebab lambatnya kita dalam bergerak. Maka solusinya adalah lepaskan beban dan fokuslah pada satu tujuan yang menurut k

GITU-GITU AJA

Setiap orang memiliki kesenangannya masing-masing. Ada yang senang baca buku. Ada yang senang Travelling. Ada juga yang senang shopping. Dan macam-macam kesenangan lainnya. Menjalani kesenangan atau Bobby tak selamanya senang. Kita akan dihadapkan pada kenyataan bahwa kita sebagai manusia juga mudah bosan.  Bisa kita ingat-ingat dahulu mungkin kita senang banget dengan kegiatan memancing. Lama-kelamaan, kesenangan ini membosankan.  Kita pernah menyukai pakaian tertentu. Sampai kita bela-belain membelinya dan merawatnya. Lama-kelamaan pakaian tersebut akan m membosankan. Itulah manusia. Dan itulah diri kita. Mudah senang tapi mudah juga bosan. Segala sesuatu yang bersifat benda dan materi pasti melekat padanya sifat usang dan membosankan. Pun demikian jika kita menjalani hidup yang gitu-gitu aja. Maka kita pun akan dihinggapi rasa bosan. Maka ketika kita dihinggapi bosan, ada baiknya kita melakukan beberapa hal sebagai berikut 1. Mencoba hal baru Mencoba hal baru bisa berupa

SESEKALI LIHAT KE BAWAH

Kita dihadapkan dengan berbagai macam pilihan yang kita ambil dan putuskan sendiri. Terkadang Kita putuskan mengambil target besar dan tinggi, namun karena tak kunjung tercapai, maka kita sendiri merasa capek dan jenuh menjalani semua usaha dan ikhtiyar. Bahkan terkadang sampai pada kondisi jenuh dimana kita ingin berhenti dan mengakhiri semua rutinitas. Maka ada baiknya kita tidak selalu melihat ke atas. Tidak selalu fokus pada target yang ingin dicapai. Sebaliknya lihatlah ke bawah. Lihat kepada orang yang memiliki tujuan yang sama dengan diri kita namun tak kunjung mencapai apa yang diinginkan.  Lihatlah ke bawah dimana banyak sekali orang yang juga sedang berusaha mencapai tujuan dan targetnya namun mereka tidak menyerah. Mereka masih on fire. Mereka masih semangat untuk mengejar cita-cita nya. Terkadang kita juga perlu melakukan perbandingan antara usaha maksimal kita dengan usaha maksimal yang orang lain lakukan untuk mewujudukan cita-cita. Bisa saja kita belom separo

INI HARI BAHAGIAMU

Terlepas hari ini anda punya uang atau tidak? Terlepas hari ini anda tidak punya kuota atau tidak Terlepas hari ini anda punya kerjaan atau pengganguran Hari ini adalah milik anda. Hari ini adalah karunia besar. Maka lihatlah kehidupan ini. Hari ini kita masih hidup. Hari ini kita bisa tersenyum kepada sahabat kita, keluarga kita dan orang lain. Hari ini adalah milik kita. Karunia besar yang harus kita syukuri dan nikmati.  Hari ini adalah milik kita. Isilah dengan kebaikan dan karya. Jangan sia-siakan hari ini. Sebab belom tentu besok engkau akan mendapatkan hari yang sama seperti hari ini. Hari ini adalah milik kita. Kita masih bisa bertemu dengan orang lain, sahabat, rekan kerja dan lainnya. Mereka masih menerima keberadaan kita.  Hari ini adalah milik kita. 

MAU SAMPAI KAPAN?

Tak selamanya hidup ini akan diisi oleh kepahitan, kegetiran dan kesedihan. Tak selamanya. Pun sebaliknya, hidup ini juga tak selamanya dipenuhi canda tawa, suka ria dan kebahagiaan. Keduanya datang silih berganti. Kadang sedih, kadang bahagia. Kadang tertawa, kadang menangis. Berputar di antara dua sisi tersebut. Tertawalah selagi bisa. Tertawa karena bahagia mendapatkan karunia dari Allah SWT. Tertawa bahagia atas nikmat-Nya. Sedihlah! Tapi sekedarnya saja. Jangan terlalu berlebihan. Sebab terlalu dalam kesedihan juga berbahaya bagi kesehatan. Mau sampai kapan bersedih?  Matahari saja akan terbit kembali esok hari. Tak peduli engkau sedih atau bahagia. Sebab dia juga menjalani ketetapan-Nya. Kita pun sama. Menjalani ketetapan ilahi. Maka tertawalah sekedarnya saja. Dan bersedihlah secukupnya saja. Jangan berlebihan. Terlalu banyak tertawa akan mengeraskan hati. Terlalu banyak bersedih akan merapihkan jiwa. Jadi biasa saja dalam bersedih. Dan biasa saja dalam tertawa

TARIK NAFAS DALAM-DALAM

Lelah, capek dan bosan adalah sederet kata yang akrab menyertai kehidupan manusia. Tak terkcuali kita juga kadang merasakan seperti itu. Bekerja seharian dengan beban tugas yang menguras energi dan emosi terkadang berujung pada lelah, capek dan bosan.  Andai itu capek dan lelah fisik, maka bisa cukup dengan istirahat atau tidur. Namun berbeda jika lelah jiwa, terkadang solusinya adalah menjauh dari penyebab atau sumbernya. Sering kita saksikan atau mungkin kita rasakan sendiri ketika melihat orang lain menarik nafas dalam-dalam. Mau menyampaikan uneg-uneg tak kunjung muncul. Seakan-akan berat sekali beban yang dipikulnya. Sehingga untuk sekedar mengucapkan beberapa kalimat saja harus tarik nafas dalam-dalam. Baru bisa disampaikan dan diucapkan walaupun dengan terbata-bata. Kondisi seperti ini menandakan adanya kelelahan dan capek yang dipendam. Sekedar untuk mengungkapkan apa yang dipendam terasa berat sekali dan susah.  Ada juga yang mengambil sikap diam seribu bahasa. Disapapun hanya

JANGAN BANYAK NGAYAL

Memiliki impian boleh-boleh saja. Cita-cita, boleh. Harapan, harus. Target, boleh. Boleh-boleh saja.  Tapi ngayal jangan. Sesekali sih boleh. Tapi kebanyakan ngayal tentu saja tidak baik.  Ingat! Kaki masih berpijak di atas tanah. Kita masih hidup di dunia. Kita masih tidur di atas dipan. Masih duduk di atas kursi. Tapi fantasi atau khayalan sudah sampai langit ke tujuh. Luar biasa. Itulah khayalan tingkat tinggi. Hidup memang harus punya impian. Impian beda dengan khayalan. Impian akan melahirkan energi dan semangat juang. Sedangkan khayalan hanya penuh dengan andai-andai. Berharap sesuatu tanpa ada usaha yang mengiringinya.

YAKIN SAJA

Gimana jadinya menjalani sebuah pekerjaan yang kita sendiri tidak yakin akan mengantarkan kita pada kesuksesan dan kebahagiaan?  Sebenarnya banyak sekali pertanyaan turunan atau pertanyaan semisal yang bisa lahir dari kata ini. Semisal. Gimana jadinya menjalani sebuah hubungan dimana diri kita tidak yakin akan berujung pada kebahagiaan ? Dan masih banyak pertanyaan semisal dari dua pertanyaan di atas. Akan rugi sekali dan buang-buang waktu dan energi menjalani sesuatu tanpa adanya keyakinan yang mendahului dan mendasarinya. Bahaya. Bahaya sekali. Maka ada baiknya sebelum kita menjalani sebuah profesi atau sebuah hubungan untuk mengecek keyakinan kita.  Akan banyak sekali pihak yang dirugikan ketika menjalani sesuatu yang kita tidak meyakininya. Paling tidak diri kita sendiri. Dan bisa saja pihak lain akan dirugikan oleh sikap seperti ini.  Lebih-lebih dalam sebuah hubungan yang serius seperti pernikahan. Baik pekerjaan, pernikahan dan lainnya akan berdampak negatif jika men

SEPI DALAM KERAMAIAN

Ada kalanya kita berkumpul bersama sahabat, rekan kerja dan keluarga. Namun ada kalanya kita sendiri. Tidur sendiri, makan sendiri dan ngopi sendiri.  Bersama-sama kita menikmati kebahagiaan dan kegembiraan. Dalam kesendirian kita bisa menikmati ketenangan dan keheningan.  Namun bagaimana jika yang terjadi adalah kebalikannya. Dalam keramaian tapi merasa sepi. Dan dalam kesepian tapi merasa ramai.  Apakah itu bisa terjadi? Bisa saja. Utamanya yang pertama. Yakni ramai tapi merasa sepi.  Ini terjadi jika dalam keramaian tersebut tidak terjadi ketersambungan dan keterhubungan rasa. Biasanya merasa asing dan akhirnya merasa kesepian dalam keramaian.  Jangan sampai terjadi. Namun jika terpaksa terjadi, maka anda harus pergi dari keramaian itu dan lebih baik menyendiri. Temukan penyebabnya. Itu adalah solusi yang cukup baik untuk mengatasi merasa sepi dalam keramaian.

KESENDIRIAN DAN PRODUKTIFITAS

Bagi sebagian orang kesendirian adalah kondisi yang sangat menyiksa. Namun ada juga yang menikmati kesendirian. Bahkan kesepian. Bagi saya, kesendirian kadang banyak sekali manfaatnya. Demikian juga sepi. Bukan kesepian.  Dalam kesendirian, saya bisa melakukan banyak hal. Seperti menulis, menyelesaikan pekerjaan atau sekedar nyuci pakaian. Dalam kesendirian ini banyak sekali tulisan yang bisa saya selesaikan. Bahkan suasana sepi yang saya jalani mampu mendatangkan banyak sekali ide dan inspirasi. Apalagi setelah saya punya blog. Pagi sore atau pas santai adalah kesempatan yang saya tunggu-tunggu dan manfaatkan betul untuk menulis.  Jadi tidak selamanya sendirian dan sepi itu negatif. Setidaknya menurut pengalaman saya sendiri. Tentu saja pengalaman ini tidak bisa jadi pembenaran. Namun di sisi yang lain, saya pun cukup tersiksa. Jauh dari keluarga. Apalagi jauh dari anak-anak yang masih kecil-kecil yang sangat membutuhkan kehadiran figur seorang ayah. Namun itu masih bisa d

ANTARA IMPIAN DAN KEMATIAN

Kita hidup punya impian, punya harapan dan cita-cita. Kita kerja karena ada impian dan cita-cita yang ingin diwujudkan. Semua itu wajar dan sah-sah saja. Setiap orang rata-rata atau pasti memiliki impian dan cita-cita. Sebab impian dan cita-cita menjadi penyemangat dan motivasi tersendiri dalam kehidupan ini. Namun jangan dilupa dan jangan sampai terlena. Di dunia ini kita hidup diantara dua sisi kemungkinan yakni antara impian dan kematian.  Bisa saja impian kita yang terwujud dan tercapai duluan. Namun bisa sebaliknya, kematian lebih dulu menjemput kita. Seseorang yang bekerja dengan tekun, berangkat pagi pulang malam demi meraih cita-cita. Namun terkadang kematian lebih dulu menjemputnya. Demikian juga sebaliknya. Maka dari itu, harus senantiasa melakukan tafakkur tentang perjalanan hidup kita. Jangan terjebak dengan kerja dan rutinitas yang melenakan kita dimana kita belom siap menghadapi kenyataan yang pasti yakni kematian. Sebab kematian tidak tanya kita siap atau bel

TITIK JENUH

Siapapun punya cita-cita. Siapapun punya impian. Siapapun punya target yang ingin diraih Baik yang nampak ataupun yang tidak nampak. Yang nampak oleh mata seperti uang, kendaraan, rumah, pasangan, jalan-jalan dan lainnya. Yang tidak nampak seperti kesehatan, ketenangan, persahabatan, penerimaan, pendidikan dan lainnya. Semua menginginkan semua atau sebagain yang di atas. Usaha sudah maksimal Kadang sampai lupa makan, kurang tidur, lembur dan kerja mati-matian. Pokoknya semua sudah dikerahkan. Bahkan andai waktu bisa diperpanjang jadi 25 atau 26 atau bahkan 30 jam mungkin itu akan jadi solusi. Tapi itu andai-andai saja. Kenyataannya hanya 24 jam. Di sinilah kadang kita sampai di titik jenuh. Pada saat berada di titik ini, kita akan merasa tidak berarti, tidak penting, semua usaha akan sia-sia, karena cita-cita tak kunjung diraih. Siapapun bisa saja mengalami hal ini yakni titik jenuh. Bagaimana jika itu terjadi pada diri kita atau diri saya? Kalau saya ditanya seperti itu, m

MUDA CUMA SEKALI

Allah SWT memberikan banyak karunia kepada manusia. Kelahirannya ditunggu-tunggu dengan bahagia dan harap-harap cemas. Masa kecilnya bak seorang raja yang semuanya dilayani. Dipelukin, diciumin oleh kedua orangtua dan keluarga besarnya. Masa remaja adalah masa mencari-cari teman bermain. Penuh suka cita dan sesekali berselisih dengan sesama teman. Namun tidak lama, main bersama lagi. Menginjak masa dewasa. Masa-masa ini adalah masa-masa krusial. Masa-masa pencarian jatidiri. Banyak yang masih bingung. Banyak yang terlalu tinggi berkhayal. Dan banyak yang masih terjebak dalam dunia topeng. Bukan dirinya yang sejati tapi karakter tiruan karena dirinya belum menemukan jati dirinya yang sejati. Masa muda hanya sekali. Dia tidak berulang kali datang. Hanya sekali saja dijalani dan dilalui. Masa ini menjadi penentu jalan berikutnya.  Jika pada masa ini, semua potensi dimaksimalkan mulai dari skill keilmuan, skill kepemimpinan dan komunikasi dan lainnya, maka kemungkinan besar tah

BUAH KETEKUNAN

Salah seorang santri saya atau mungkin beberapa di antara mereka pernah mengeluh terkait dengan jurusan yang mereka pilih. Jurusan tersebut adalah jurusan AGAMA. Di sekolah kami ada dua jurusan yakni IPA dan AGAMA. Anak-anak IPA tentu lebih percaya diri dengan jurusan yang mereka pilih. Sebab umumnya memang demikian. Pendapat umum mengatakan bahwa jurusan ini memiliki prospek masa depan yang cerah. Sedangkan anak AGAMA, mereka cenderung pesimis dan tidak percaya diri. Mereka berasumsi bahwa jurusan yang mereka ambil tidak memiliki prospek yang cerah dari sisi kuliah dan kerja. Pokoknya suram dan tak ada harapan. Benarkah demikian? Saya mencoba memberikan sebuah analogi sederhana tentang seseorang yang mengasah pisau. Bahwa untuk menghasilkan pisau yang tajam dan dapat digunakan dengan baik, maka si pengasah harus tekun dan kuat mengasahnya. Andai si pengasah tolah toleh kesana kemari alias tidak fokus, maka bisa jadi hasilnya tidak akan sesuai harapan atau bahkan akan meluk