Langsung ke konten utama

Postingan

BERFIKIR USHULY VS WARA'IY

Dalam hidup ini kita akan disuguhi dua hal sekaligus. Semisal, ada kaya. Ada juga miskin. Ada rakyat biasa. Ada juga pejabat. Jika kita berfikir USHULY, maka kaya itu lebih baik. Sebab harta dan uang bisa digunakan untuk kemaslahatan yang lebih banyak dan lebih luas. Harta dan uang tidak digunakan oleh orang fasik, orang jahat tapi digunakan oleh orang-orang Sholeh untuk kebaikan. Kalau berfikir wara'i, maka harta dan uang itu memperberat hisab. Sehingga khawatir mempersulit dan menjadi penghalang ringannya hisab. Demikian juga jabatan. Bagi orang yang berfikir ushuly, maka jabatan adalah amanah yang dengannya bisa berbuat banyak hal dan lebih luas.  Berbeda dengan orang yang berfikir wara'i, maka jabatan adalah sumber korupsi dan kerusakan. Maka masing-masing dari kedua cara berfikir tersebut memiliki kebaikannya masing-masing. Dahulu, imam Asy Syafi'i pernah mengkritik para ulama' yang hidup kaya raya. Beliau pernah berguru kepada imam Malik buang hidup me...

EKSISTENSI PEMUDA

Pemuda adalah harapan bangsa. Maju dan tidaknya sebuah bangsa ditentukan oleh pemudanya. Maka wajar sekali jika pemuda mendapatkan perhatian yang sangat luar biasa baik dalam kajian keilmuan maupun dari sisi lainnya. Dalam Al Qur'an disebutkan tentang pemuda. Rata-rata mereka adalah pemuda yang mampu membuat perubahan. Salah satunya adalah nabi Yusya'. Dalam surah Al Kahfi, nama beliau tidak disebut secara langsung melainkan hanya disebut dengan gaya atau seorang pemuda. Artinya nama itu tidak penting untuk seorang pemuda. Jadi bukan malah sibuk buat atau cari nama yang keren baik untuk dirinya ataupun media sosialnya. Justru yang penting dari pemuda itu adalah karya. Nabi Musa as dan nabi Harun as tidak mampu mengantarkan bangsa Israel memasuki Palestina. Justru prestasi ini dilakukan oleh sinoemuda yakni nabi Yusya' Bin Nun. Maka yang paling penting dari seorang pemuda adalah karya. Bukan nama. Sebab dengan adanya karya, akan memaksa orang untuk menyebut nama ...

JANGAN MUDAH MENYALAHKAN

Bagaimana rasanya jika kita hidup dengan orang yang dikit-dikit menyalahkan, dikit-dikit ngritik, dikit-dikit mengeluh. Pastinya kita sendiri capek dan akhirnya jadi males jika kita dalam situasi seperti itu. Mari sama-sama kita merenung. Jika hujan turun, tidak mungkin kita akan menyalahkan hujan dan berkata "coba tidak hujan", "gara-gara hujan" dan ungkapan lainnya yang semisal. Padahal hujan akan tetap turun walaupun kita ngomel-ngomel dan marah-marah. Padahal di saat yang lain kita sangat merindukan hujan. Jika panas matahari sangat menyengat. Kita mungkin akan menyalahkan matahari. Padahal di saat yang lain kita sangat membutuhkan sinar matahari untuk kesehatan tubuh kita, menjemur pakaian, mengeringkan padi dan lain sebagainya. Jika dingin sangat menyengat. Kita mungkin juga akan mengalahkan dingin atau menyalahkan cuaca. Padahal di saat yang lain kita sangat membutuhkan rasa dingin. Maka sebelum menyalahkan, ada baiknya kita merenung dulu. Apakah sikap kita b...

OPTIMIS VS PESIMIS

Sering kali kita dimotivasi atau dinasehati oleh temen, rekan kerja atau oleh guru dan orangtua kita agar kita optimis dalam menjalani sesuatu. Sesuatu itu bisa berupa belajar, menghafal, bekerja dan lainnya. Tentu saja bukan sekedar optimis semata. Harus dibarengi dengan tujuan yang jelas. Target yang jelas dan bisa dicapai. Karena optimis tanpa tujuan, apanya yang mau dioptimisi? Optimis tanpa usaha, apanya yang mau dioptimisi? Jika ini yang terjadi, maka optimis hanya menjadi sebuah kata yang hampa makna. Dalam kata optimis terkandung semangat untuk meraih cita-cita. Optimis akan menyemangati kita untuk kerja keras, belajar yang rajin. Dan tentunya berdoa agar apa yang kita cita-citakan bisa terwujud. Orang yang optimis, cenderung tidak mudah menyerah dan selalu mencari cara dan solusi ketika menghadapi masalah dan kendala. Lawan dari optimis adalah pesimis. Tak jarang kita temui orang yang dengan mudahnya mengatakan "susah", "mustahil", aku gak bisa,...

KEBODOHAN YANG MENYIKSA

Dalam bahasa Arab kata bodoh disebut dengan Al jahlu yang memiliki arti tidak tahu, tidak paham dan tidak mengerti. Bodoh adalah lawan kata dari tahu. Dalam bahasa Arab tahu disebut Al 'ilmu.  Bodoh masih bisa diatasi dengan belajar dan berlatih sehingga bisa diubah menjadi tahu, paham dan mengerti. Beda dengan masa bodoh. Sikap masa bodoh adalah sikap tidak mau tahu, tidak mau belajar, tidak mau berlatih.  Bodoh tidak selamanya bermakna negatif selama mau belajar dan berlatih. 

MENCINTAI BAYANGAN

Alkisah, seorang seniman jatuh hati pada sebuah bayangan. Bayangan yang sangat cantik mempesona. Tiap pagi, siang dan sore bahkan malam, sang seniman terus melamun dan membayangkan si bayangan. Entah gerangan siapakah bayangan itu? Kenapa begitu mempesona dan membuat gila. Tidur jadi gelisah. Makan jadi tak nyaman. Melamun justru tersiksa. Oh dia si bayangan

DENGARKAN BAIK-BAIK

Indera pendengaran adalah indera pertama yang Allah SWT sebut dalam proses penciptaan manusia.  Bukan tanpa alasan. Penyebutan ini merupakan sesuatu yang harus benar-benar diperhatikan oleh kita manusia. Banyak masalah muncul dan timbul karena salah paham. Dan salah paham muncul karena kurang teliti dengan apa yang sedang didengar.  Apalagi jika yang didengar adalah gosip atau rasan-rasan.  Orang yang bijak adalah orang yang tidak mudah percaya dengan apa yang sedang didengarnya. Ada proses Tabayyun atau konfirmasi. Ada proses analisis dan ketelitian untuk mencari kebenaran sebuah informasi atau gosip. Orang yang bijak adalah orang yang tenang ketika mendengar atau menerima gosip. Dicerna dulu. Ditahan dan disimpan. Bukan disebarkan. Mari berlatih untuk mendengar dengan benar. Sebab keselamatan kita juga bergantung dengan hasil pendengaran yang benar. Sebaliknya, kita bisa celaka jika kita salah dengar