Langsung ke konten utama

Postingan

IJAZAH QIRA'AH WAL IQRA'

MEMBACA SEBAGIAN AL-QURÂN UNTUK MENDAPATKAN IJÂZAH QIRÂAH WAL IQRÂ (IZIN MEMBACA DAN MENGAJAR) SELURUH AL-QURÂN Akhir-akhir ini begitu marak di tengah-tengah kota program pengambilan ijâzah Al-Qurân yang diselenggarakan, baik secara pribadi dari para mujâz (pemegang ijâzah), maupun secara kelembagaan. Hal ini tentu merupakan salah satu syiar positif bagi para penuntut ilmu Al-Qurân. Namun demikian, tidak jarang kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan dengan waktu yang singkat dan syarat yang lebih ringan. Di antaranya juga diselenggarakan secara berkelompok dimana setiap orang membaca bergiliran (bit tanâwub/ munâwabah), misalnya orang pertama membaca 2 halaman, orang berikutnya melanjutkan 2 halaman setelahnya, terus seperti itu hingga selesai Al-Qurân. Sebagian penuntut ilmu cukup banyak yang bertanya-tanya, bagaimana status ijâzah yang didapatkan dengan cara demikian? Hukum asalnya ijâzah merupakan hak prerogatif seorang guru. Ia berhak memberikan ijâzah kepada siapapun yang ia k

PONDOK PESANTREN DI KOTA MADIUN

Tahun ajaran 2020-2021 sudah akan segera berakhir. Juli 2021 akan memasuki tahun ajaran baru 2021-2022. Tentu banyak masyarakat yang sudah mencari-cari sekolah/madrasah atau bahkan pondok pesantren untuk menyekolahkan putra putrinya. Salah satu model pendidikan tertua di Nusantara adalah pondok pesantren. Pondok pesantren dipercaya sebagai lembaga pendidikan yang komprehensif yang memberikan pendidikan yang menyeluruh terhadap para santrinya. Baik dari aspek Ruhiyah, jasadiyah maupun aqliyah.  Di Jawa Timur, pondok pesantren berjamur dimana-mana. Mulai dari yang di kota sampai pelosok desa. Mulai yang tradisional sampai yang modern. Serta berbagai macam pondok pesantren dengan latar belakang organisasi yang berbeda-beda pula. Semua hampir ada di Jawa timur. Tak terkecuali di kota Madiun. 

KEMBALI BERJUANG

Sebulan penuh kita sudah berpuasa di bulan suci Ramadhan. Lebaran pun sudah kita rayakan bersama. Meski bayang-bayang Corona tetap mengintai. Hanya kehati-hatian dan waspada yang harus tetap dijaga. Namanya protokol kesehatan. Selama ramadhan, ibadah kita nikmati betul. Shiyam, kita laksanakan sepenuh hati. Qiyam pun tak luput dari daftar ibadah utama yang harus ditegakkan. Rasa kantuk pun dilawan demi tercapainya kemuliaan. Ya, Ramadhan hanya satu di antara 12 bulan dalam setahun. Menyambangi kita sekali setahun. Selepas itu, kembali seperti semula. Semua kembali seperti biasa-biasa saja. 

MASJIDIL AQSHA

Semua kita pernah mendengar dan menyimak berbagai macam kajian tafsir bahwa nabi Muhammad Saw dan para sahabat pernah sholat menghadap ke masjid Al Aqsha Palestina. Sejarah ini juga masih abadi dalam surah Al-Isra' ayat pertama.  Akhir Ramadhan kita disuguhi serangan YAHUDI terhadap kaum muslimin pada saat melaksanakan sholat taraweh di Masjidil Aqsa. Banyak korban yang berjatuhan di kaum muslimin. Mulai anak-anak tak berdosa, ibu-ibu dan lainnya. Bersambung . . . . 

CUKUP SATU KOTORAN SAJA DI TUBUHMU

Lebaran atau Iedul Fitri sudah memasuki hari ketiga. Silaturrahim dan saling kunjung antar saudara, tetangga dan kenalan sudah dilakukan. Mereka saling bermaaf-maafan dan saling memberi maaf satu sama lainnya. Pembatasan mudik tak menyurutkan semangat kaum muslimin untuk tetap mengunjungi dan menyambangi saudara dekat ataupun jauh. Ini adalah momen spesial. Hanya sekali setahun. Maka dari itu biarpun lelah, panas dan capek, demi bertemu saudara, semua dilakukan. Apalagi bertemu dengan kedua orangtua dan kampung halaman. Sungguh itu adalah momen yang langka dan spesial. Berbagai menu kue baik kue kering ataupun basah. Minuman dingin, hangat dan panas semua tersajikan demi menyambut saudara dan tetangga sekaligus menambah eratnya tali persaudaraan. Manusia adalah makhluk sosial. Senang bersahabat. Senang berteman bahkan dengan orang yang tidak memiliki ikatan darah sekalipun. Fitrahnya ingin selalu berteman dan saling sapa.  Maka wajar sekali jika momen ini selalu dinanti. Ua

MAKNA IEDUL FITRI

Dalam sebuah kesempatan, seorang ustadz pernah menjelaskan terkait istilah Iedul Fitri. Iedul Fitri berasal dari dua kata yakni Ied yang bermakna kembali. Dan kata Fitri yang bermakna makan.  Beliau menjelaskan definisi yang berbeda dari definisi umum yang sering diuraikan oleh para ustadz dan dai. Fitri bermakna makan-makan. Bukan suci. Sedangkan kata fitrah bermakna suci. Momen lebaran memang memberikan dua makna kepada kita. Setelah sebulan lamanya kita menahan diri dari makan-makan dan minum, tibalah kita untuk makan-makan kembali.  Sedangkan dari sisi kata fitrah berarti kita kembali suci setelah sela sebulan di bulan Ramadhan kita memohon ampun dan taubat kepada Allah SWT.  Mari kita rayakan idul Fitri dengan makan-makan yang halal dan baik. Dan mari kita jaga kesucian kita dengan tetap menjaga ketaatan kepada Allah SWT dan menjaga hubungan baik dengan sesama manusia. Semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Aamiin

IEDUL FITRI 1442 H

Hari ini Kamis, 13 Mei 2021 kaum muslimin merayakan hari kemenangan, hari raya Iedul Fitri 1442 H.  Setelah berpuasa sebulan lamanya, tibalah hari kemenangan dan kita kembali ke fitrah yakni suci.  Walaupun dalam suasana dan bayang-bayang Corona, kaum muslimin tetap antusias menghadiri sholat Iedul Fitri. Berbondong-bondong, berjalan bersama dengan baju baru, ada kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka. Momen yang sangat dirindukan yang hanya ada setahun sekali. Maka wajar jika kaum muslimin berbahagia dengan hari raya Iedul Fitri ini.  Semoga puasa dan qiyam kita diterima Allah SWT dan kita Songsong esok yang lebih baik dengan Budi pekerti dan akhlak yang lebih baik lagi.  Sejatinya puasa mampu mengikis sifat-sifat buruk yang ada pada diri kita. Seperti malas jadi giat. Lesu jadi semangat dan sebagainya.