Pagi ini, Pesantren Hidayatullah Madiun kedatangan tamu spesial dari Jakarta dan Jawa Timur. Dari Jakarta terdiri dari rombongan Dewan Majlis Mudzakarah dan dari Jawa Timur terdiri dari Dewan Pimpinan Wilayah Hidayatullah Jawa Timur. Kedua rombongan ini sedang melaksanakan agenda rutin yakni kunjungan ke pondok-pondok Pesantren Hidayatullah di Jawa Timur termasuk di dalamnya adalah Pesantren Hidayatullah Madiun.
Dalam kunjungannya, salah satu pengurus Dewan Majlis Mudzakarah yakni Ustadz Aqib Junaid memberikan motivasi di hadapan para santri SMP Darul Madinah yang bertempat di masjid Aqshol Madinah PPTQ Hidayatullah Madiun.
Beliau menyampaikan satu kisah heroik yakni seorang prajurit yang sakit-sakitan. Dan ternyata dia mengidap penyakit kronis yang mengganggu tugas-tugasnya di kesatuannya.
Setelah itu, dia pergi konsultasi ke dokter dan divonis akan cepat mati. Waktunya tidak akan lama lagi. Maka si prajurit kaget dan menangis dan berkata
"Dok. Minta tolong penyakit saya ini dirahasiakan agar tidak ada yang tahu penyakitnya".
"Keluarga saya, komandan saya, kawan-kawan saya tidak boleh tahu penyakit saya"
Kemudian si prajurit pulang ke rumahnya.
Setelah tahu vonis tersebut, dia bertekad untuk mati di medan perang. Bukan mati di ranjang.
Ketika ada giliran perang, dia selalu daftar. Walaupun bukan gilirannya dan bukan tugasnya. Dia selalu maju di garis terdepan, menyerang membabi buta, dan ternyata tidak mati-mati.
Akhirnya teman-temennya heran kok gak mati-mati dan rajin sekali mendaftar ikut perang. Dan akhirnya si prajurit dapat penghargaan dan apresiasi baik dari sahabat, komandan dan lainnya.
Akhirnya dia datang lagi ke dokter
Dan si dokter heran kok si prajurit gak mati-mati. Malah penyakitnya sembuh total. Sehingga terhindar dari dugaan sebelumnya yakni akan mati dalam waktu dekat. Ternyata kuncinya adalah apresiasi, pujian diberi hadiah dan penghargaan dari lingkungan sekitarnya.
Ada sebuah pertanyaan yang menggelitik di pikiran. Apa sebenarnya yang membuat manusia berharga dan layak dihargai dan diapresiasi?
Apa karena jabatannya, nama besarnya, harta kekayaannya, atau apa saja yang melekat pada dirinya?
Jawabannya adalah cita-cita, impian, harapan atau visi. Inilah yang menjadi pembeda antara manusia yang satu dengan manusia lainnya. Dan saking pentingnya cita-cita dan impian, sampai-sampai ada sebuah ungkapan "gantunglah cita-citamu setinggi langit"!
Dalam hidup ini banyak sekali kisah heroik yang menceritakan tentang perjuangan menggapai impian dan cita-cita. Salah satunya adalah film "Laskar Pelangi". Film ini mengisahkan perjuangan seorang anak yang memiliki cita-cita ingin sekolah di Perancis. Padahal kenyataannya, sekolah saja cuma 10 muridnya, gurunya hanya satu, tidak ada yang pakai sepatu, dan semua kenyataan yang jauh dari harapan.
Itulah impian. Dengan impian yang tinggi, maka seorang Andrea Hirata meraih mimpinya dan benar-benar sekolah hingga ke Perancis. Padahal dia hanya anak kampung yang sekolah di kampung.
Semoga bermanfaat
Komentar