Gelaran hajat nasional sebentar lagi akan segera terlaksana. Jika tidak ada aral yang melintang dan menghalangi, maka gelaran ini akan dilaksanakan para Rabu 14 Februari 2024. Dan pada gelaran pilpres ini ada 3 paslon yang menjadi kandidat atau calon pemimpin yang nantinya akan memimpin negara dan bangsa ini 5 tahun ke depan.
Sebelum saya menulis catatan kecil ini, barusan saya diminta untuk mengisi kultum jumat shubuh yang rutin dilaksanakan dua kali sebulan. Dan dilanjutkan dengan acara makan-makan dan ngopi di teras masjid. Sebuah tradisi yang terus dijaga untuk menjaga hubungan baik antar jemaah masjid.
Saya sempat bingung dengan tema apa yang tepat yang bisa saya sampaikan kepada jemaah, maka sehabis sholat sunnah qobliyah shubuh saya mencoba mengingat-ingat beberapa potongan ayat yang kira-kira relevan dengan kondisi yang saat ini sedang hangat. Dan akhirnya saya menemukan sebuah tema yang menurut saya bagus dan relevan yakni tema pilpres atau memilih pemimpin.
Terkait dengan memilih pemimpin sebenarnya tema ini sudah sering diulas dan dijabarkan oleh para ulama' dan kiai. Yang jarang dibahas dan dikaji secara serius dan mendalam adalah cara melahirkan pemimpin. Tema yang kedua ini kalau kita merujuk ke beberapa sumber bacaan rata-rata hanya membahas teori kepemimpinan secara umum. Namun jarang yang membahas cara dan bagaimana menajdi pemimpin dan memproses pemimpin hebat sehingga layak untuk dijadikan pemimpin atau memimpin.
Saya kira menjadi pemilih bisa dikatakan relatif mudah. Dari ketiga paslon yang ada kita tinggal memilih salah satunya. Tentu dengan kriteria dan ciri-ciri yang menurut kita bagus dan sempurna. Namun beda masalah jika kita sendiri ditunjuk untuk menjadi pemimpin, mungkin hampir semua kita akan nunjuk sana-sini, kamu saja. Dia saja dan seterusnya. Yang intinya jangan saya. Dia lebih pantas untuk jadi pemimpin.
Ketika seseorang ditawari menjadi pemimpin rata-rata akan menolak. Apalagi yang dipimpinnya tidak memberikan benefit materi atau gaji. Alias hanya kerja terus, mikir terus, berjuang terus dan sebagainya. Beda jika menjadi pemimpin dengan sejumlah benefit materi, mungkin akan banyak yang memperebutkan kursi kepemimpinan itu.
Memang menarik dan cukup menggelitik di benak. Dan terus bertanya siapa yang bisa melahirkan pemimpin? Atau sistem apa yang bisa mencetak pemimpin hebat? Coba dua hal ini direnungkan dan dicarikan landasan keilmuan atau teorinya.
Sebelum saya kuliah, saya hampir jarang sekali atau bahkan tidak pernah diajak untuk diskusi dan membahas tema tentang kepemimpinan. Dulu yang lebih banyak dikaji adalah bagaimana menjadi hamba yang sholeh, taat beribadah dan bermanfaat bagi orang lain. Jarang sekali atau bahkan tidak pernah membahas tentang pemimpin.
Setelah saya masuk di sebuah perguruan tinggi, barulah episode kehidupan saya atau lebih tepatnya warna hidup saya jadi berbeda. Kalau sebelumnya selalu dibahas dan dikaji tentang bagaimana menjadi hamba yang sholeh. Periode berikutnya lebih banyak membahas dan mendengar kajian-kajian tentang menjadi pemimpin.
Saya coba renungkan lebih dalam lagi apa pembeda antara pemimpin dengan orang lain non pemimpin. Kira-kira ini pembedanya menurut saya
1. Pemimpin itu harus selalu di depan. Bukan posisi semata yang harus didepan. Tapi yang dimaksud adalah dalam hal tanggung jawab pemimpin itu berada di urutan pertama ketika sedang terjadi dan menghadapi sebuah problem.
2. Memimpin itu berat namun jadi rakyat atau tim juga berat. Menyuruh itu berat. Tapi melaksanakan suruhan atau perintah juga berat.
3. Pemimpin itu manusia biasa. Sama juga rakyat. Juga manusia biasa.
4. Pemimpin beribadah. Rakyat juga
5. Pemimpin makan, rakyat juga makan.
Lantas apa yang membedakan antara pemimpin dan yang dipimpin? Coba renungkan.
Menurut saya yang paling pokok dan paling berat adalah tanggungjawab. Aspek lainnya sama-sama berat. Tapi aspek tanggung jawab adalah aspek yang paling berat. Coba cek di al Quran.
Karena menjadi pemimpin itu berat dan kita pun tak mampu menjadi pemimpin atau ditunjuk jadi pemimpin atau mengajukan diri jadi pemimpin. Maka jika kita mau memilih pemimpin paling tidak ada landasannya, ada kriterianya.
Karena kita seorang muslim, maka landasan kita memilih pemimpin adalah al Quran dan sunnah nabi SAW.
Al Quran sudah memberikan beberapa kriteria tentang pemimpin yang baik. Diantaranya adalah
1. Memiliki wawasan keilmuan yanga luas.
2. Sehat jasmani
Kedua kriteria ini disebut di akhir juz 2 yang berkaitan dengan permohonan sekelompok orang yang meminta pemimpin. Kemudian dipilihlah seorang pemimpin yang memiliki dua kriteria di atas.
3. Kuat
4. Terpercaya
Dua kriteria ini dijelaskan dalam al Quran berkaitan dengan Nabi Musa as yang diminta atau dipilih untuk bekerja.
Dan masih banyak lagi kriteria lainnya yang disebutkan dalam al Quran.
Semoga kita bisa menjadi pribadi yang terpimpin atau jadilah pemimpin yang baik. Semoga
Komentar