Pembahasan terkait pemimpin dan kepemimpinan tidak akan pernah habis dikaji dan diulas. Sebab manusia akan selalu butuh kepada pemimpin dan kepemimpinan sebagaimana butuhnya manusia pada kesehatan, kesejahteraan dan kedamaian. Selama manusia hidup di muka bumi ini, tema kepemimpinan, kesehatan, kesejahteraan dan kedamaian akan selalu menjadi diskusi yang selalu hangat diperbincangkan dan diperdebatkan.
Bukan semata karena mendekati pilpres tapi lebih kepada kebutuhan diri apakah diri kita sebagai pemimpin sudah memenuhi kriteria tertentu atau umum sebagaimana kita ketahui yakni sifat jujur, amanah dan cerdas. Dan terkadang kita pun juga bertanya bagaimanakah caranya agar kita bisa menjadi pemimpin seperti yaang disebutkan tadi.
Ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi jika ingin menjadi pemimpin atau ingin memilih pemimpin. Dan ada pula kriteria tertentu yang menjadi acuan agar terhindar dari pemimpin yang tidak tepat. Salah satu warning agar kita tidak memilih pemimpin semacam ini.
Dalam salah satu sabdanya Rasulullah ﷺ bersabda dalam redaksi untaian doa;
اللهم إني أعوذبك من إمارةِ الصبيان والسفهاء
“Ya Allah, sungguh kami berlindung kepada-Mu dari pemimpin yang kekanak-kanakan dan dari pemimpin yang bodoh.” (HR. al-Bukhari)
Melalui hadits ini, Rasulullah ﷺ mengisyaratkan ada dua karakter pemimpin buruk. Pertama adalah kekanak-kanaan. Di antara cirinya adalah;
1. Bergantung pada pihak lain
Terutama orangtua. Sikap independensi masih sangat lemah. Intervensi orang-orang terdekatnya masih mendominasi dalam menentukan suatu keputusan.
2. Egois.
Anak memiliki sifat keakuan yang sangat tinggi. Sehingga cenderung ‘otoriter’. Memaksakan kehendak. Segala kemauannya harus dituruti. Tak peduli itu membahayakan dirinya ataupun orang lain.
3. Baperan
Alias bawa perasaan dan mudah tersinggung. Anak kecil mudah sekali tersulut emosinya, bila ada hal yang dianggap merendahkan dirinya. Misal, ketika ia tengah membuat sesuatu, kemudian ada temannya yang menilai jelek dan mengolok-ngolok karyanya. Maka ia akan terpancing marah, bahkan bisa jadi menyerang balik si kawan.
Rasulullah saw bersabda:
وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ: إمَارَةُ الصِّبْيَانِ إنْ أَطَاعُوهُمْ أَدْخَلُوهُمْ النَّارَ, وَإِنْ عَصَوْهُمْ ضَرَبُوا أَعَنْاقَهُمْ
.
”Celakalah orang Arab dari kejahatan yang telah dekat, yaitu imaarat ash-shibyaan (pemimpin yang kebayi-bayian), yakni kepemimpinan yang jika rakyat mentaati mereka, mereka akan memasukkan rakyatnya ke dalam neraka. Tapi jika rakyat tidak mentaati mereka, mereka akan membunuh rakyatnya sendiri.” (HR Ibnu Abi Syaibah).
Komentar