Setiap kita para orangtua mungkin sebagiannya sudah meraih capaian-capain terbaik dalam kehidupannya. Ada yang sudah meraih pekerjaan yang diharapkan, ada yang sudah meraih rumah dan mobil impian dan hal-hal lain yang menjadi impian dan harapan selama hidupnya.
Namun demikian, tidak semua hal bisa diraih dan diwujudkan dalam kehidupan mereka. Seideal dan sesempurna apapun capaian orang tua tetap saja ada yang terlewat dan belom dicapainya. Tentu saja banyak faktor yang melatarbelakanginya. Ada yang karena faktor ekonomi, faktor kesempatan, faktor keadaan dan lain sebagainya.
Salah satu contohnya adalah pekerjaan. Mungkin ada orang tua yang menginginkan pekerjaan tertentu dengan kriteria tertentu yang ingin dimiliki tapi tidak mampu diwujudkan saat itu yang hal itu disebabkan oleh kesempatan yang belom ada atau kondisi ekonomi yang kurang mendukung saat itu.
Pun demikian juga terkait pendidikan. Orang tua kita dahulu tidak mengenyam pendidikan seperti kita saat ini. Dahulu akses pendidikan mungkin dirasa sulit karena jumlah lembaga pendidikan tidak sebanyak saat ini. Generasi 70 an dan 80 an adalah mereka yang perjuangannya untuk bertahan hidup cukup struggle atau penuh perjuangan dan pengorbanan.
Maka ketika mereka memiliki anak, mereka mengharapkan hal itu bisa diraih oleh anak-anak. Inilah yang disebut dengan kesempatan kedua bagi kita para orangtua.
Ada orang tua yang mungkin belum paham secara mendalam masalah agama atau merasa pemahaman dan pengamalan agamanya biasa-biasa saja, maka ketika mereka memiliki anak, mereka ingin agar anak-anak mereka mendapatkan pemahaman dan bekal yang cukup dalam masalah agama.
Ada juga mungkin orang tua yang memiliki masa lalu yang kelam, tidak baik atau bahkan tercela. Dan kemudian muncullah sebuah penyesalan dan taubat, mereka tidak ingin masa lalu itu terjadi pada anak-anak mereka. Dan mereka ingin anak-anak mereka menjadi baik dan benar di masa depannya. Karena anak adalah investasi masa depannya.
Kenapa anak adalah kesempatan kedua?
Ada beberapa alasan yang bisa dikemukakan di sini. Di antaranya adalah
1. Anak adalah investasi dan aset masa depan.
Semua orang tua pasti paham bahwa kebaikan mereka itu bisa terus berlanjut dan lestari ketika mereka berhasil mendidik dan menyiapkan anak-anak untuk kebaikan itu di masa depan. Maka didiklah dan berikan yang baik kepada anak-anak kita agar mereka menjadi pelanjut kebaikan dan tentunya juga tabungan kebaikan.
2. Kegagalan masa lalu
Semua orang tua pasti pernah mengalami kegagalan dan kekecewaan di masa lalunya. Maka kegagalan itu tidak ingin dirasakan dan dialami oleh anak-anak di masa depan.
Keburukan yang pernah kita lakukan mungkin bisa dihapus dengan taubat dan istighfar tapi kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Yang paling memungkinkan adalah memperbaiki anak-anak kita agar mereka mengalirkan kebaikan pada diri kita.
Semoga bermanfaat
Komentar