1. Mungkin kita sering mengikuti kegiatan yang bentuknya berupa muhasabah. Mungkin pas kita sekolah, kuliah, di organisasi, di kantor dan di beberapa tempat lainnya. Semua itu baik tapi itu hanya formalitas alias tidak berdampak jangka panjang dan kurang ngefek.
2. Kenapa kita harus melakukan muhasabah? Ada dua alasan logis yang menjadi penguat kenapa kita harus melakukan muhasabah. Diantaranya adalah
a. Mudah lupa dan lalai
Sifat dasar manusia adalah mudah lupa. Dan banyak faktor yang menyebabkan kita lupa. Diantaranya kesibukan, rutinitas, dan circle pertemanan.
b. Buang-buang waktu
Menyendiri, merenung sendirian, baca Al Quran sambil tadabbur maknanya terkadang dianggap sebagai hal yang tidak produktif atau buang-buang waktu saja.
Kondisi-kondisi kita perlu melakukan muhasabah
1. Rumah tangga
Rumah tangga harus menjadi tempat ternyaman dalam hidup kita. Ketemu istri, kangen istri atau suami. Kangen dan kumpul bareng anak. Nah, kalau sudah mulai tidak kangen, kita perlu bertanya, kenapa suasan keluarga saya kok garing? Dingin?
Suami atau istri itu akan terasa penting kehadirannya jika sudah hilang atau pergi atau diambil orang.
Anak itu akan terasa dan bermakna keberadaannya ketika sudah tiada.
Coba cek semua peristiwa kehilangan yang pernah menimpa diri kita atau orang di sekitar kita.
Ingat lagu roma irama "kalau sudah tiada, baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga".
2. Pertemanan / Circle
Cek pertemanan kita. Berdampak positif dan produktif atau hanya buang-buang waktu saja.
3. Percintaan dan Asmara.
4. Keuangan
5. Karir
Apapun alasannya, kita harus melakukan muhasabah. Karena muhasabah akan menumbuhkan dan memunculkan hal-hal baru dah positif sebagai berikut
1. Sadar akan perubahan
Kehidupan ini terus berputar dan berubah. Sadar atau tidak, kita juga terikut dalam perubahan itu. Paling mudahnya kita tambah tua. Bukan tambah muda.
2. Kondisi ideal
Setiap kita pasti memiliki kondisi idealnya masing-masing. Semisal pengen punya pasangan di usia tertentu, punya pekerjaan, punya rumah dan penghasilan dsb
3. Butuh energi dan kesadaran baru
Kita ini mudah capek, lemah, lelah, dan sebagainya. Maka dengan muhasabah kita bisa mendapatkan energi baru.
4. Waktu kita terbatas
Semua kita terbatas, khususnya usia yang kita miliki.
Dan yang paling pokok yang bisa menjadi pemantik untuk terus bersemangat dan terus bekerja keras adalah karena kita memiliki idealisme atau cita-cita. Seseorang yang memiliki cita-cita atau impian maka dia akan terus melakukan muhasabah dan evaluasi atas apa yang sudah dilakukan dan menyusun rencana atas apa yang akan dilakukan.
Pun demikian juga evaluasi akan lebih menggigit jika kita memiliki guru spiritual. Guru yang berani menegur, memarahi atas apa yang lupa, alpa dan lepas dari diri kita. Tanpa guru spiritual, maka apa yang kita lakukan akan terasa biasa-biasa saja.
Dan yang paling pokok dan urgen untuk kita muhasabah adalah kondisi mental spiritual kita. Sebab ini adalah benteng pertahanan paling penting. Apapun yang sedang menimpa kita saat ini insha Allah kita masih bisa melalui nya jika mental spiritual kita masih aman.
Kapan waktu untuk melakukan evaluasi diri?
1. Harian
Evaluasi harian bisa kita lakukan menjelang istirahat malam. Sebelum tidur duduk sebentar, mohon ampun kepada Allah atas semua salah dan dosa, mohon atas harapan esok hari dan maafkan semua kesalahan orang lain kepada kita. Kita istirahat dalam keadaan fresh dan plong.
2. Pekanan
Setiap pekan kita bisa melakukan evaluasi diri. Bisa setiap hari jumat atau ahad.
3. Bulanan
Setiap akhir bulan kita juga bisa melakukan evaluasi diri.
4. Tahunan
Setiap akhir tahun kita juga bisa melakukan evaluasi diri. Baik berdasarkan kalender Masehi maupun Hijriyah.
Komentar