Oleh: Amir Abdullah
Semua orang tua pasti berharap dan berdoa agar anaknya sukses ketika mereka sudah dewasa nanti. Baik orang tua yang tergolong the have maupun orang tua yang tergolong biasa saja. Keduanya menginginkan anaknya sukses nantinya. Maka wajar jika orang tua berjuang, bekerja tak kenal lelah, siang malam cari uang, semuanya untuk kesuksesan anaknya nanti.
Namun terkadang niatan baik tak selalu beriringan dengan kenyataan yang diharapkan. Dari sisi orang tua sudah melakukan upaya-upaya namun dari sisi anak belom menunjukkan tanda-tanda bahwa si anak akan sukses. Maka menyikapi kondisi tersebut tentu saja ada orang tua yang sabar. Namun ada juga yang emosi dan meluapkan kata-kata yang justru berdampak buruk pada tumbuh kembang anak.
Hal yang biasa kita temukan di sekitar kita bahkan mungkin pada diri kita sebagai orang tua adalah melakukan pembandingan anak kita dengan anak orang lain. Biasanya pembandingan ini pada hal yang sifatnya berupa prestasi. Si A berprestasi kok kamu tidak. Si A bisa ngerjain PR, kok kamu tidak. Si A bisa menghafal dengan lancar, kok kamu tidak. Padahal yang dimakan sama. Yang diminum sama. Uang jajan sama. Mungkin seperti itulah bahasa yang keluar dari lisan kita para orang tua ketika mendapati anak kita masih jauh dari harapan. Padahal sebagai orang tua sudah melakukan semua hal agar anak kita sukses.
Namun tahukah kita para orang tua bahwa apa yang kita lakukan bisa berdampak buruk dan negatif kepada anak-anak kita.
Diantara dampak buruknya adalah
1. Stres
Dampak negatif membandingkan anak kita dengan orang lain bahkan walaupun dengan saudara kandung sendiri akan menggangu psikis anak. Anak akan mengalami stres dimana dampak jangka panjangnya adalah gangguan atau sulit tidur, sulit konsentrasi dan dampak negatif lainnya.
2. Insecure (rendah diri)
Dampak negatif lainnya yang juga merupakan dampak jangka panjang adalah anak akan merasa insecure atau rendah diri. Anak yang mengalami hal samacam ini cenderung menjadi pribadi yang lemah dan biasanya menjadi korban bullying.
3. Menghindari keramaian atau suka menyendiri
Akibatnya anak malu tampil di depan banyak orang karena tidak memiliki kelebihan dan prestasi. Anak akan lebih suka menyendiri. Yang dampak paling parahnya adalah bunuh diri. Karena merasa tidak bisa memberi prest, tidak bisa bikin bangga, dan akhirnya merasa tidak berguna hidupnya. Dan lebih memilih bunuh diri.
4. Hubungan orang tua dan anak jadi renggang
Anak akan jaga jarak. Kenapa? Karena batinnya terluka. Setiap diajak bicara oleh kedua orang tuanya akan memunculkan ketakutan tersendiri. Makanya anak hanya akan menjawab secukupnya jika ditanya oleh orang tua. Dan lebih memilih tidak nimbrung bersama orang tuanya.
Jika ini sampai terjadi pada anak, maka kita pun akan kehilangan hangatnya pelukan anak, riang dan gembiranya senyum di wajah anak.
Sebelum semua itu menimpa kita, maka ada baiknya kita biasakan bicara hal-hal yang positif agar anak kita merasa nyaman dengan kedua orang tuanya.
Semoga bermanfaat
Komentar