Mengurai keterputusan nilai pendidikan
Haqqul yaqin semua orang tua pasti berharap memiliki anak yang sholeh dan sholehah. Makanya sejak masa-masa taaruf seorang calon suami sudah memilih dan memilah calon istri yang akan menjadi pendamping hidupnya.
Pun demikian dengan calon istri juga sudah menetapkan kriteria calon suami yang akan mendampinginya selama hidup nantinya.
Setelah ketemu calonnya masing-masing, maka langkah selanjutnya adalah lamaran yang kemudian dilanjutkan dengan proses pernikahan. Proses-proses di dalamnya penuh dengan nilai-nilai agama seperti akad nikah, walimahan, syukuran dan sebagainya.
Setelah itu dilanjutkan dengan ibadah suami istri yang lebih dikenal dengan istilah malam dzafaf atau malam perpaduan antara suami istri yang juga dilandasi dengan nilai-nilai agama seperti berdoa sebelum beribadah.
Kehamilan yang diharap pun terwujud. Fase-fase kehamilan ini diikuti dengan berbagai ungkapan kesyukuran mulai istilah tingkepan dan istilah-istilah lain yang banyak tersebar di tengah-tengah masyarakat.
Pun demikian ketika si bayi lahir juga dipenuhi dengan kesyukuran dan kebahagiaan.
Dengan demikian Semua proses di atas adalah proses yang mulia dan baik. Yang jika disimpulkan semua dilandasi dengan basmalah.
2. Dilalah kayak gitu
Lantas dalam perjalanannya ternyata si orangtua kaget ketika si anak tidak sesuai dengan harapan. Seperti tidak berprestasi, suka bantah orangtua, suka bolos kalau sekolah dan berbagai perilaku negatif lainnya yang bisa jadi sering kita temui dalam kehidupan kita saat ini.
Di kebiasaan saat ini pun kita sebagai orang tua kadang juga bingung. Zaman saat ini anak-anak kita sering sekali main gadget yang dalam pandangan kita sudah berlebihan. Bahkan yang mondok pun juga sama. Sepulang dari mondok beberapa santri menenggelamkan diri dengan bermain api.
3. Akhirnya na'udzu billah
Dan na'udzu billah kita pun sebagai orang tua bingung dan hanya bisa berlindung kepada Allah SWT.
🙏🙏🙏
Komentar