Saat ini kita sudah memasuki tanggal 22 Shafar 1445 Hijriah. Bulan ke 2 dalam kalender Hijriyah.
Kata safar bisa kita lihat dari dua versi jika ditinjau dari penulisannya. Bisa safar atau shafar. Safar bermakna perjalanan dan kata shafar bisa bermakna menguning atau siap panen.
Berangkat dari persepsi semacam itu maka sebagian masyarakat kemudian melakukan beberapa ritual dengan harapan terhindar dari kesialan dan musibah. Ada yang membuat bubur kuning dan semacamnya. Di beberapa daerah khususnya Jawa terdapat sebuah tradisi yang disebut dengan Rebo Wekasan. Rebo berarti hari rabu. Wekasan berarti puncak, pamungkas atau terakhir. Jadi rebo wekasan adalah rabu terakhir. Biasanya rebo wekasan ini juga diadakan di Rabu terakhir pada bulan shafar yang tujuannya juga untuk tolak bala atau bencana.
Selain tradisi rebo wekasan ada juga tradisi lain yang dikenal dengan ritual mandi safar. Semua tradisi tersebut memiliki tujuan yang sama yakni tolak bala atau bencana.
Allah SWT sebagai Rabb semesta alam telah memberikan pedoman kepada makhluk-Nya berupa al Qur'an yang berfungi sebagai petunjuk dan pengarah bagi manusia dalam hidup dan kehidupan ini. Maka berkaitan dengan berbagai macam persepsi dan anggapan masyarakat yang kemudian dituangkan dalam bentuk ritual-ritual keagamaan, al Quran memberikan petunjuk yang sempurna terkait dengan segala aspek kehidupan ini. Yakni sebagai berikut
1. Semua manusia pasti diuji.
Al Quran telah menjelaskan kepada kita semua bahwa semua manusia pasti akan diuji. Apapun posisi kita. Apapun profesi kita. Apapun keadaan kita dalam kehidupan ini semua kita pasti diuji.
Allah SWT berfirman dalam Al Quran
ولنبلونكم بشيئ من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين.
Ayat di atas memberikan sebuah petunjuk dan penegasan bahwa kita sebagai manusia pasti akan diuji oleh Allah SWT.
Ayat di atas juga bersifat umum yakni tidak menyebutkan secara khusus bahwa nanti di bulan shafar akan banyak ujian. Di bulan ini akan banyak musibah. Di bulan ini akan banyak rejeki dan sebagaimana.
Sehingga ayat ini menjadi landasan keyakinan kita bahwa selama kita berada dalam kehidupan ini pasti akan diuji oleh Allah SWT.
Dalam ayat yang lain Allah SWT juga berfirman
الذي خلق الموت والحيوة ليبلوكم أيكم أحسن عملا
Senada dengan ayat sebelumnya, ayat di atas juga menegaskan bahwa semua kita akan diuji oleh Allah SWT.
Karena kita pasti diuji. Dan persepsi kita sebagai manusia mengatakan bahwa ujian itu pasti menyakitkan, menyengsarakan, membuat kita menangis dan meratap, maka Islam memberikan Pedoman kepada kita menyikapi berbagai macam ujian dan musibah tersebut sebagai berikut
عجبا لأمر المؤمن. إن أمره كله خير. إن أصابته سراء شكر. وإن أصابته ضراء صبر
Sikap yang harus senantiasa menghiasi diri kita dalam menyikapi kehidupan ini ada dua yakni
1. Jika mendapat kebaikan kita bersyukur
2. Jika mendapat kwburukan atau musibah kita bersabar.
Dan keduanya adalah baik semua. Dan hal itulah yang mengagumkan dari sikap seorang mukmin.
Kita tidak mungkin lari dari ujian dan cobaan. Maka tatkala cobaan menimpa kita tentu saja sabar adalah respon dan sikap kita sebagai seorang hamba.
Kita diberi karunia juga bukan karena kepintaran kita semata. Maka sikap yang baik dan benar adalah bersyukur karena semua itu adalah karunia dari Allah SWT.
Memang Islam juga memberikan beberapa petunjuk agar kita dijauhkan dari berbagai macam musibah sbb
1. Berdoa
2. Bersedekah
3. Silaturahim
Semoga bermanfaat
Komentar