Hari ini saya diminta untuk mengisi Mutiara Pagi RRI Kota Madiun. Seperti sebelumnya setiap selasa pagi saya diberi jadwal untuk mengisi kajian Mutiara Pagi tersebut sekitar 1 jam kurang atau lebih. Dan hari ini saya diminta untuk mengajukan satu tema yang akan disampaikan dalam kegiatan tersebut. Memang lama sekali saya merenung dan mengkaji tentang tema-tema yang berkaitan dengan kerumahtanggaan atau keluarga. Sebab tema ini menurut saya memang cukup sulit. Hanya bermodal rasa percaya diri dan menjaga kepercayaan masyarakat, maka kemudian saya memberanikan diri membahas tema ini setiap selasa pagi.
Biasanya yang sering menjadi landasan atau dalil ketika membahas tema jodoh atau pernikahan adalah al Qur'an Surah An-Nur ayat. 62 sbb
الخبيثات للخبيثين والخبيثون للخبيثات. والطيبات الطيبين. والطيبون للطيبات. أولئك مبرءون مما يقولون. لهم مغفرة ورزق كريم. النور : ٦٢
Artinya : wanita-wanita yang buruk untuk lelaki yang buruk. Dan laki-laki yang buruk untuk wanita-wanita yang buruk. Dan wanita-wanita yang baik untuk laki-laki yang baik. Dan laki-laki yang baik untuk wanita-wanita yang baik pula. Mereka terbebas dari apa yang mereka katakan. Mereka mendapatkan ampunan dan riKi yang mulia.
Dalam tafsir Imam Al Qurtuby dijelaskan bahwa ayat di atas berkaitan dengan perkataan yakni wanita-wanita yang buruk perkataannya untuk laki-laki yang juga buruk perkataannya. Dan demikian juga sebaliknya.
Ayat 62 dari Surah An Nur ini berkaitan dengan peristiwa tuduhan dusta atas Ummul Mukminin Aisyah RA istri baginda Nabi Muhammad saw.
Nah, tema pagi ini adalah "pasanganmu adalah cerminanmu". Menurut saya tema ini memang kurang berbobot. Kenapa? Karena tema ini adalah tema yang biasa saja. Dan sudah lama dibahas dan didiskusikan oleh masyarakat umum. Bahkan ada yang berpendapat tema ini tidak akan pernah ada habisnya untuk dibahas bahkan sampai anak cucu sekalipun.
Walaupun kurang tema ini kurang berbobot tapi tema ini layak untuk dikaji dan didiskusikan. Paling tidak tema ini akan menarik jika ditinjau dari dua sisi waktu yakni mereka yang akan menikah dan yang sudah menikah dalam waktu yang cukup lama.
1. Mereka yang akan menikah
Sudut pandang yang pertama akan menghasilkan setidaknya dua pendapat umum yakni
a. Mengharap jodoh yang lebih baik dari dirinya dengan harapan dia atau calon pasangannya akan memperbaiki dirinya di masa yang akan datang. Pendapat ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan kualitas diri atau kenyataan diri yang berada di posisi dan kondisi tertentu sehingga mengharap jodoh yang selevel atau bahkan lebih baik, lebih sholeh daripada dirinya.
b. Mengharap jodoh yang selevel dan setara dengan kualitas dirinya. Pendapat kedua ini juga dilatarbelakangi oleh kesadaran akan kualitas diri.
c. Pasrah dengan jodoh yang akan Tuhan berikan. Tidak muluk-muluk. Pendapat ini dilatarbelakangi oleh kesadaran akan kualitas diri juga
2. Sudah lama menikah
Bagi mereka yang sudah melalui periode yang lama dari masa pernikahannya tentu akan menemukan sisi-sisi kesamaan dan perbedaan antara keduanya.
a. Mereka yang menemukan simetri
Bagi kelompok ini tentu saja kehidupan rumah tangganya akan dihiasi dengan harmoni atau kebahagiaan dan ketentraman. Sebab kesamaan demi kesamaan sudah menemukan titik temunya.
Jika sedikit diurai dalam penjelasan yang sederhana kira-kira pasangan ini
- Memiliki kesamaan visi dan nilai perjuangan
- Sharing tanggungjawab
- Saling mendukung dan mendorong untuk mencapai suskes bersama.
- Menyadari kekurangan pasangan dan mencoba membantu mengisi kekosongan dan kekurangan pasangan.
b. Mereka yang belom menemukan simetri
Semua orang yang menikah berharap pernikahannya akan bertahan hingga akhir hayat. Kalau bisa pernikahan cukup sekali saja seumur hidup. Namun tidak selamanya dan tidak semuanya menemukan kenyataan seperti ini. Terbukti dalam setiap perjalanan pernikahan ada yang bertahan sampai akhir hayat, dan ada juga yang bertahan seumur jagung dan ada juga yang kandas di tengah perjalanan.
Tentu saja kondisi ini dilatarbelakangi oleh banyak faktor. Dan faktor yang paling banyak ditemui adalah mempertahankan ego masing-masing dan tidak ada yang mau mengalah. Baik karena status ekonomi atau pendapatan, pekerjaan dan status sosial dan faktor-faktor lainnya.
Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat kita tarik beberapa kesimpulan sbb
1. Pendapat yang menyatakan bahwa pasanganmu adalah cerminanmu bisa saja menjadi benar dan bisa juga menjadi salah. Tergantung perspektif masing-masing dalam melihatnya dan juga pengalaman hidup yang dijalaninya.
2. Menikah itu adalah menemukan simetri dari sekian banyak perbedaan. Sebab jika hanya fokus pada perbedaan-perbedaan, maka simetri akan sulit dipertemukan.
Semoga bermanfaat
Komentar