Alhamdulillah kemaren kita memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78. Semua lapisan masyarakat menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia dengan berbagai macam kegiatan mulai yang bersifat rekreatif edukatif maupun yang dihiasi dengan nuansa keagamaan dengan kegiatan yang dikenal dengan malam tirakatan atau malam syukuran.
Setelah bangsa ini merdeka dari penjajahan, maka tugas kita sebagai generasi pelanjut bangsa tentu saja tidaklah mudah. Jika para pejuang kemerdekaan dahulu menghadapi musuh yang nyata yakni kaum penjajah. Maka saat ini musuhnya berbeda sama sekali. Kalau dahulu penjajahan berupa penguasaan sebuah wilayah, maka saat ini bisa berupa penjajahan ekonomi, budaya dan sebagainya.
Maka ada beberapa hal penting yang harus selalu terpatri di benak kita sbg bekal dan pondasi pemahaman yang Insha Allah berguna dan bermanfaat untuk kita para generasi bangsa.
1. Perseteruan antara Kebenaran vs kejahatan
Ibarat air dan minyak, maka kebenaran dan kebatilan tidak akan pernah bisa disatukan. Kebenaran memiliki jalannya sendiri. Pun demikian kejahatan juga memiliki jalannya sendiri. Kebenaran memiliki kelompok dan pembelanya sendiri. Pun demikian dengan kejahatan juga memiliki kelompok dan pembelanya sendiri. Pertarungan antara Haq dan Batil akan terus menerus terjadi sebagaimana hal ini sudah dinubuwatkan dalam banyak kisah.
Gambaran terkait hal ini Allah SWT isyaratkan dalam al Quran surah Ash-Shaff
يريدون ليطفئوا نور الله بأفواههم والله متم نوره ولو كره الكافرون.
Mereka hendak memadamkan cahaya (Agama) Allah dengan mulut-mulut atau ucapan mereka. Dan Allah akan menyempurnakan cahaya agama-Nya walaupun orang-orang kafir membencinya.
2. Catatan sejarah
Mari kita lihat catatan sejarah yang ditulis oleh para sejarawan. Secara khusus di waktu yang singkat ini akan kami sampaikan beberapa catatannya.
- Nabi Nuh as versus kaum penentang Dakwahnya
- Nabi Ibrahim as versus Raja Namrud
- Nabi Musa as versus Firaun dan bala tentaranya
- Nabi Isa as versus para Rahib Yahudi dan roman empire / kekuasaan Romawi
- Nabi Muhammad SAW versus kaum kafir Quraish.
- Para pejuang kemerdekaan versus penjajah.
Dan masih banyak lagi catatan sejarah yang tidak mungkin disebutkan semuanya dalam kesempatan yang singkat ini.
3. Para pejuang
Ada satu pertanyaan yang perlu kita refleksikan sebagai penerus perjuangan bangsa. Kenapa mereka berjuang dan juga berkorban?
Jawabannya adalah
- Ada harapan kebahagiaan dan kedamaian yang mereka impikan di masa depan. Itulah visi. Pun demikian juga seorang bapak atau ibu yang bekerja siang hari dan malam juga sama-sama berjuang. Karena ada harapan yang ingin diwujudkan di masa yang akan datang. Itulah visi atau mimpi atau cita-cita.
Maka untuk mewujudkan visi dan mimpi itu mereka berjuang dan mengorbankan jiwa, raga dan harta mereka. Maka wajar jika mereka disebut pahlawan. Karena mereka adalah orang yang sudah menanam benih yang di kemudian hari dipanen buah dari benih-benih tersebut. Sehingga mereka disebut pahlawan. Yakni orang yang banyak pahalanya.
Maka wajar mereka disebut syahid atau syuhada' karena kebaikan dan perjuangan mereka sudah disaksikan oleh banyak orang.
Allah SWT berfirman memberikan gambaran terkait dengan perjuangan sbb
فأيدنا الذين آمنوا على عدوهم فأصبحوا ظاهرين
Maka kami kokohkan orang-orang yang beriman atas musuh mereka dan mereka pun akan menjadi pemenang.
4. Jangan keliru
Lantas apa yang bisa kita lakukan hari ini?
Kita juga berjuang namun dalam dimensi yang berbeda.
Maka dalam berjuang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini tak cukup hanya mengandalkan perjuangan kita dengan harta, tenaga dan jiwa kita. Sedang di sisi yang lain kita lupa minta tolong dan berdoa kepada Allah SWT.
Perjuangan semacam ini sama saja dengan sombong dan angkuh. Maka dalam kita berjuang seyogyanya doa menjadi munajat kita yang tiada henti.
Atau sebaliknya kita hanya asyik di masjid dan musholla berdoa dan berzikir tanpa ada perjuangan. Hal ini sama saja dengan kosong.
Maka kenikmatan berupa kemerdekaan ini mari kita isi dengan karya dan prestasi yang semua itu akan dinikmati oleh anak cucu kita di masa yang akan datang nanti.
Komentar