Mendengar kedua nama di atas atau kalau kita membaca kisah dan sejarah keduanya di buku-buku biografi, sejarah dan siroh tentu akan kita dapati banyak pelajaran, hikmah, keteladanan dari keduanya. Walaupun bisa saja kita mendapatkan inspirasi dari tokoh-tokoh lain yang ditulis dengan tinta emas oleh para sejarawan dan para pengikutnya.
Kedua tokoh di atas memang jauh jarak hidupnya dan tempat lahirnya. Nabi Muhammad SAW lahir di Kota Mekkah. Sedangkan Buya Hamka lahir di Bukittinggi Padang (kalau tidak keliru)
Ada satu kisah menarik yang ditorehkan para sejarawan terkait kemuliaan akhlak Nabi Muhammad SAW. Lagi-lagi bukan hanya ini saja kisah yang inspiratif dari beliau SAW. Namun dalam tulisan ini saya mencoba untuk menelaah dan mengambil pelajaran penting dari manusia agung Nabi Muhammad SAW.
Ketika Nabi SAW wafat Sayyidina Abu Bakar bertanya kepada putrinya Sayyidah Aisyah terkait kebiasaan rutin Nabi SAW yang sering dilakukan dan Sayyidina Abu Bakar ra tidak tahu akan kebiasaan tersebut. Maka Sayyidah Aisyah pun menjawa bahwa Nabi SAW sering memberi makan seorang pria buta dan beragama Yahudi di sebuah pasar. Maka Sayyidina Abu Bakar ra pun bergegas melanjutkan kebaikan Nabi SAW.
Keesokan harinya Beliau ra membawa makanan dan menyuapi si pria buta. Tak disangka si pria buta menyebut Nabi SAW sebagai pembohong dan kejelekan lainnya. Sayyidina Abu Bakar pun menjadi emosi dan gregetan.
Si pria jadi kaget. Dan merasa bahwa orang yang menyuapinya bukanlah orang yang sama seperti sebelumnya. Maka si pria pun bertanya
"Siapa kamu sebenernya? "
Maka Abu Bakar ra pun menjawab bahwa beliau bukan orang yang biasa menyuapi si pria.
Lantas di Yahudi bertanya "kemana orang yang biasa menyuapi saya? "
Abu Bakar ra menjawab bahwa beliau SAW sudah wafat dan mengatakan bahwa orang yang selama ini menyuapinya dan dijelekin itu adalah Nabi Muhammad SAW.
Maka betapa kagetnya si pria. Ternyata orang yang selama ini menyuapi nya adalah Nabi Muhammad SAW sendiri. Padahal dia menghina Nabi SAW terus menerus setiap hari.
Kisah di atas merupakan kisah yang sangat sangat luar biasa. Rasanya tidak akan ada lagi manusia sehebat Nabi SAW. Dan memang tidak akan ada. Kita hanya bisa meneladani akhlak Nabi SAW saja.
Kisah ini menarik dan sangat menarik karena Nabi SAW memiliki hati dan dada seluas semesta. Dicaci, dihina dan dijelekin, beliau SAW tetap sabar dan itupun Nabi SAW masih terus menyuapi si pria buta tadi tanpa ada perubahan sikap dalam menyuapi nya. Padahal Sayyidina Abu Bakar ra yang juga memiliki akhlak yang mulia tidak mampu menyamai Nabi Muhammad SAW yakni ketika mendengar Nabi SAW dijelekin dan dihina, sikap Abu Bakar ra dalam menyuapi langsung berubah dan perubahan itu dirasakan oleh si Pria buta tadi.
Sungguh Nabi Muhammad SAW benar-benar manusia agung dan paripurna. Inilah yang seyogyanya kita teladani dari beliau. Walaupun tidak bisa sama persis. Paling tidak kita harus terus berusaha meneladani nya.
Kisah yang sama juga pernah terjadi di tanah air. Kalau dipikir-pikir memang Allah SWT selalu menghadirkan manusia-manusia hebat agar manusia lainnya meniru kebaikannya.
Beliau adalah Buya Hamka. Beliau difitnah dan dibunuh karakternya melalui media massa yang saat itu dimotori oleh Pramoedya Ananta Toer. Beliau juga dipenjara oleh Soekarno.
Tapi menjelang akhir hayatnya keduanya justru meminta agar yang menyolati Soekarno adalah Buya Hamka dan hebatnya Buya Hamka menyetujui dan memimpin sholat jenazah untuk Pak Karno.
Subhanallah. Benar-benar hebat dan luar biasa sekali kedua tokoh di atas.
Semoga kita semua bisa meneladani nya. Aamiin
Komentar