Membaca kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as tentu akan menemukan keunikan-keunikan yang hanya terjadi pada orang-orang sholeh seperti para Nabi dan para rasul dan orang sholeh lainnya.
Salah satu hal yang unik dari kisah Nabi Ibrahim as dan Nabi Ismail as adalah kisah permulaan proses penyembelihan Nabi Ismail as.
Kisah ini berawal dari mimpi yang berulang sebanyak tiga kali. Hingga akhirnya Nabi Ibrahim as yakin bahwa itu bukan mimpi biasa tapi itu adalah perintah dari Allah SWT.
Kisah tersebut termaktub dalam al Qur'an sbb
قال يبني إني أرى في المنام أني أذبحك فانظر ماذا ترى؟ قال يأبت افعل ما تؤمر.. ستجدني إن شاء الله من الصابرين.
Potongan ayat di atas mengisahkan tentang awal mula terjadinya penyembelihan Nabi Ismail as dimana Nabi Ibrahim as bermimpi bahwa beliau as menyembelih Putranya Nabi Ismail as.
Kisah yang kedua adalah kisah Nabi Yusuf as yang juga bermula dari mimpi beliau as yang melihat 11 bintang dan bulan dan matahari sujud kepada beliau as. Maka tatakala mimpi itu disampaikan kepada Ayahandanya yakni Nabi Ya'kub as dimana maksud dari mimpi itu adalah pertanda bahwa Nabi Yusuf as akan menjadi orang besar yang ditandai dengan 1@ bintang dan bulan serta matahari sujud kepada beliau dimana 1 bintang adalah saudara beliau. Sedangkan bulan dan matahari adalah ibunda beliau. Mimpi ini menjadi pertanda awal perjalanan kenabian Nabi Yusuf as.
Yang ketiga adalah mimpi Nabi Muhammad SAW sebelum beliau Saw diangkat menjadi rasul. Dalam kitab Shohih Bukhari pada Bab Permulaan wahyu bahwa mula-mula Nabi Muhamamd Saw melihat dalam mimpinya sebuah visi yang terang benderang seperti siang hari (jika tidak keliru).
Mimpi itu menjadi permulaan Nabi Muhammad SAW melakukan tahannust atau beribadah di Gua Hira' hingga Allah SWT menurunkan wahyu al 'alaq ayat 1 sampai 5 dan menjadi pertanda diangkatnya beliau Saw menjadi seorang Nabi Allah.
Mimpi-mimpi para nabi dan orang-orang sholeh bukan sekedar bunga tidur. Ada yang berpendapat bahwa mimpi adalah sebagian dari wahyu. Ada juga yang mengatakan bahwa mimpi adalah penghubung antara Allah SWT dan para rasul-Nya.
Lantas bagaimana dengan mimpi-mimpi kita?
Bersambung
Komentar