Hari ini kita sudah berada di penghujung bulan Dzul Qoidah 1444 Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu bulan Haram sebagaimana Allah SWT tegaskan dalam al Qur'an. Berarti sebentar lagi kita akan memasuki penghujung tahun 1444 Hijriah yakni bulan Dzul Hijjah.
Di bulan ini sudah masyhur dengan berbagai macam kegiatan keagamaan mulai dari Puasa sunnah mulai tanggal 1 sampai 10 Dzul Hijjah, menyembelih Qurban, memperbanyak tasbih, tahmid dan takbir, dan lain sebagainya. Artinya kaum muslimin akan kedatangan tamu bulan agung yakni bulan Dzul Hijjah.
Bulan ini juga lebih dikenal dengan antusias yang tinggi dari kaum muslimin dalam berkurban. Ada yang menyembelih kambing atau domba. Dan ada juga yang menyembelih sapi atau kerbau. Kalau di Indonesia tidak ada yang menyembelih unta. Karena memang habitat unta bukan di Indonesia.
Terkait dengan Qurban, pada tulisan kali ini saya akan mencoba untuk sedikit memberikan refleksi Terkait dengan makna kurban itu sendiri.
1. Kata korban atau kurban bermakna pemberian sebagai pernyataan kebaktian dan kesetiaan dan makna yang semisal dengan makna tersebut. Dari kata ini lahir kata berkorban yang bermakna menyatakan kebaktian dan kesetiaan.
Dalam hidup ini sering kita menemukan dan mendapati orang-orang yang berkorban bahkan penuh pengorbanan. Sebagai contoh seorang bapak yang pergi pagi pulang sore bekerja banting tulang. Hakikatnya si bapak tadi sedang berkorban. Pun demikian seorang ibu yang mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan buah hatinya. Maka hakikatnya si ibu tadi juga sedang berkorban.
Kalau kita melihat di dunia fauna, akan banyak kita dapati contoh-contoh berkorban atau pengorbanan. Ada ulat yang menjadi kepompong dan berpuasa serta bertapa. Ada elang yang rela berpuasa selama masa tertentu dan masih banyak lagi contoh-contoh pengorbanan yang bisa kita temui dalam kehidupan ini.
Namun inti dari berkorban atau pengorbanan adalah sebuah pertanyaan kenapa harus berkorban? Jawabannya adalah ada sesuatu yang indah, yang membahagiakan, yang mendatangkan kebaikan dan manfaat dari pengorbanan itu. Itulah yang disebut cita-cita, harapan, dan istilah lainnya yang semisal dengan nya.
Namun demikian Allah memberikan ilustrasi bahwa berkorban demi dunia boleh karena memang kita hidup di dunia. Sedangkan berkorban yang lebih baik lagi adalah demi akhirat. Karena akhirat itu akan dijalani dan dilalui. Dan Allah menyatakan akhirat itu lebih baik dan lebih abadi.
2. Makna Qurban yang kedua adalah pendekatan.
Seseorang yang melakukan pendekatan berarti ada sesuatu yang dituju, dimau, dimaksud dan diinginkan.
Contoh seorang yang mendekat kepada pejabat. Itu ada yang dimau. Dan ini bisa dijawab sendiri. Karena sudah tahu semua jawabnnya. Seorang suami mendekat kepada istrinya karena habis marahan. Itu karena ada yang dimau.
Banyak sekali model-model pendekatan yang dilakukan oleh manusia. Dan ada model yang Allah langsung ajarkan dan tentunya boleh seperti sholat, sholawat, zikir, dan baca al Qur'an. Dan ada model pendekatan yang Allah larang dan benci seperti syirik atau menyekutukan Allah SWT.
Namun intinya kita melakukan pendekatan kepada sesuatu yang lebih tinggi, lebih hebat, lebih besar dari diri kita. Baik karena keterbatasan kita dan kekurangan kita. Intinya yang didekati pasti lebih hebat dan lebih unggul. Makanya kita melakukan pendekatan.
Banyak yang dimau oleh manusia. Ada harta benda, ada jabatan, ada pasangan dan sebagainya. Semua itu boleh.
Tapi Allah memberikan petunjuk kepada yang lebih tinggi yakni ridho-Nya.
Maka kita sholat, puasa, menyembelih kurban, berinfak dan bershodaqoh semuanya adalah pendekatan kepada Allah agar Allah ridho kepada kita.
Semoga bermanfaat.
Komentar