Tema-tema tentang qurban menjadi tema yang populer ketika memasuki bulan Dzul Hijjah. Mulai dari napak tilas Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail beserta keluarga beliau hingga amalan-amalan sunnah yang dianjurkan di bulan haram ini.
Tulisan ini akan mencoba mengurai tema yang senada yang membahas tentang qurban.
Dalam al Qur'an ada sebuah ayat yang menjelaskan tentang dua orang yang diperintahkan oleh Allah untuk berkorban. Keduanya adalah putra Nabi Adam as yakni Habil yang digambarkan sebagai sosok yang sholeh dan taat dan Qobil yang digambarkan sebagai sosok yang kurang baik dan kurang sholeh.
Ayat tersebut berbunyi
إذ قربا قربانا فتقبل من أحدهما ولم يتقبل من الآخر
Artinya ; ketika keduanya mendekatkan diri dengan sebuah qurban, Maka Allah menerima qurban satunya dan menolak qurban satunya lagi.
Jika dikorelasikan dengan kehidupan manusia baik dahulu maupun saat ini, maka sesungguhnya banyak manusia yang melakukan pendekatan kepada Allah SWT. Hanya saja hasilnya berbeda. Ada yang diterima dan ada yang ditolak. Padahal sama-sama berkurban.
Kita ambil contoh nyata yang bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari kita.
Ada orang yang sama-sama sholat. Sama-sama bersedekah. Sama-sama berinfak. Sama-sama kerja bakti bangun masjid atau fasilitas umum yang di dibutuhkan orang banyak seperti jelanana, jembatan dan lainnya. Semua itu baik dan dalam pandangan awam pun akan dinilai baik. Dikenal sebagai sosok yang dermawan, suka membantu dan suka menolong. Tapi endingnya belom tentu sama.
Memang ada kriteria tertentu yang harus dipenuhi agar sebuah kurban diterima oleh Allah seperti harus ikhlas, sesuai kemampuan, dan sebagainya. Secara aspek sosial, kriteria itu bagus semua. Tapi ada satu kriteria yang memang hanya dia dan Allah saja yang tahu yakni ikhlas itu sendiri.
Maka Allah menghadirkan contoh dalam al Qur'an bukan untuk menjudge perilaku seseorang dalam kehidupan ini. Allah hanya ingin memberikan gambaran dan permisalan bahwa kalau kamu ingin diterima qurbanmu, maka sesuaikan dengan kriteria dan standar Allah baik dari aspek yang nampak maupun yang tersembunyi.
Sebagaimana jika ingin ditolak kurban kita ya tinggal jauhi dan tinggalkan semua kriteria dan standar yang Allah tetapkan. Seserhananya begitu.
Maka ada catatan penting yang perlu digarisbawahi di sini terkait dengan prosesi kurban dan barangnya. Yakni Allah itu bukan melihat barangnya. Bukan lihat jenis dan harga barangnya. Sebab semua itu tidak sampai kepada Allah. Yang sampai kepada Allah adalah taqwa.
لن ينال الله لحومها ولا دماءها ولكن يناله التقوى
Artinya: tidak akan sampai kepada Allah daging dan darahnya. Yang sampai kepada Allah adalah takwanya.
Semoga bermanfaat.
Komentar