Bagaimana kabarmu pagi ini?
Hari ini Rabu tanggal 3 Mei 2023. Tepat 2,5 tahunan amanah ini saya emban.
Kemaren siang. Sekitar jam 9.45 saya mencoba memunculkan semangat untuk kembali menunaikan amanah ini.
Di tengah perjalanan, saya mulai bimbang dan bingung dan bertanya kepada diri
"Apakah saya mampu melewati ini semua? "
"Apakah saya mampu memajukan lembaga ini"?
Dan masih banyak lagi lintasan pikiran yang berkecamuk dalam benak saya.
Malam sebelumnya, yakni senin malam selasa, saya sudah berusaha tidur lebih awal. Sekitar jam 10 malam saya sudah bersiap istirahat. Sampai jam 11 lebih saya tak kunjung bisa memejamkan mata karena pikiran ini terus berkecamuk. Maka saya putuskan bangun dan membuat secangkir kopi dan saya bawa ke teras rumah. Saya duduk dan saya coba menuangkan semua kegelisahan saya di blog yang biasa saya menulis di dalamnya.
Lumayan panjang tulisan yang saya tulis malam itu. Saya coba meneropong dari semua perspektif. Apa yang sudah saya lakukan. Apa yang akan saya lakukan. Saya coba tuangkan semuanya di tulisan itu.
Sesampainya di Nganjuk dekat Guyangan saya berhenti dan istirahat sebentar sambil makan roti dan sebotil air putih. Bimbang dan bingung masih terus menghantui dan mengganggu pikiran saya. Sampai sebuah WA masuk ke HP saya dan menanyakan kapan ustadz akan balik Madiun? Ada berkas yang harus ditandatangani. Saya pun langsung menjawab "Silahkan antum tandatangani. Saya masih bingung antara mau balik atau tidak.
Nah pagi ini saya coba merenung kembali dan muncullah satu kesimpulan pikiran
" Terbang tak makin tinggi"
Maksudnya adalah saya sudah berusaha terbang dan mengerahkan semua daya dan upaya yang saya punya, namun yang saya dapati justru energi saya habis dan saya pun tak makin tinggi.
Saya benar-benar bingung
Apalagi yang harus saya lakukan?
Keinginan untuk mengundurkan diri semakin kuat. Kadang saya pun pasrah jika saya harus dipecat dan diganti yang lain.
Di sisi yang lain yang juga mengganggu pikiran saya adalah kondisi anak istri saya yang harus numpang di rumah orang gara-gara perceraian mertua saya.
Ingin sekali rasanya saya membangun rumah. Walaupun sederhana asal anak istri saya nyaman dan aman.
Tapi apalah daya, sementara saya masih punya beberapa tanggungan dan juga terikat beasiswa kuliah.
Jadi apa yang harus saya lakukan?
Komentar