Saya yang asli keturunan Madura tepatnya Bangkalan tentu saja tidak mengharapkan hal tersebut terjadi. Apalagi terus menerus terjadi. Bahkan ketika saya mengadakan syukuran akikah anak saya yang pertama yakni si Fatih, keluarga saya mengisahkan bahwa telah terjadi pembunuhan di kampung sebelah rumah saya. Dan itu disebabkan oleh wanita.
Ada beberapa kata kunci yang perlu saya ulas dalam tulisan singkat ini berkaitan dengan fenomena carok yang sering terjadi di Madura yakni harga diri, wanita dan carok itu sendiri.
1. Harga diri
Siapapun tak ada yang rela jika wanita yang sudah diperjuangkan dengan cara yang halal hingga menjadi istrinya direbut oleh orang lain atau si istri berkhianat atau berbuat serong dengan pria lain. Harga diri suami dan keluarga besar adalah taruhannya. Hingga dikenal sebuah prinsip "lebih baik putih tulang daripada putih mata". Maksudnya lebih baik mati yang ditandai dengan terkelupasnya daging dari badan karena sabetan celurit atau pedang hingga mati daripada menyaksikan dan melihat harga diri diinjak-injak oleh orang lain.
Siapapun akan mempertahankan harga dirinya atau martabat keluarganya jika dihina oleh orang lain bahkan jika nyawa sekalipun taruhannya.
Sepintas perbuatan ini terlihat konyol. Masuk penjara dan terpisah dari keluarga. Namun itulah prinsip hidup sebuah masyarakat yang tak mau terhina harga diri dan martabat keluarganya.
Dalam sebuah postingan juga ditulis sebuah ungkapan
"Gantungan anak adalah hati. Gantungan istri adalah mati".
2. Wanita
Memang cukup sensitif membahas tema yang berkaitan dengan wanita. Sebab predikat yang menyertainya amat sangat kuat sekali. Diantaranya adalah wanita adalah ras terkuat di muka bumi. Ungkapan ini seakan menegaskan bahwa siapapun akan kalah dan tunduk bertekuk lutut di hadapan wanita.
Ada juga ungkapan yang menyatakan bahwa wanita selalu benar. Bahkan ketika suami salah yang benar tetap wanita atau istri.
Tapi ada beberapa fenomena menarik yang terjadi akhir-akhir ini. Sebuah kasus yang terjadi yang sampai merembet pada kasus "pencucian uang" oleh salah seorang pejabat pajak. Hal itu juga dilatarbelakangi oleh rebutan wanita. Baru-baru ini juga terjadi lagi, penganiayaan seorang mahasiswa yang dilakukan oleh salah seorang anak polisi yang juga dilatarbelakangi oleh rebutan wanita. Seorang ajudan jenderal juga harus meregang nyawa bahkan kasusnya berlangsung lama sekali karena ternyata yang terlibat di dalamnya sangat banyak sekali. Hal itu juga disebabkan oleh wanita. Dan yang terjadi di Madura juga dilatarbelakangi oleh wanita.
Saya pun belom berani mengulas secara detail tentang wanita. Sebab terlalu riskan menurut saya.
3. Carok
Istilah carok bukan istilah yang asing. Mendengar kata carok pasti orang akan tertuju pada Madura. Istilah carok juga identik dengan penggunaan sebilah celurit khas Madura.
Banyak hal yang melatarbelakangi terjadinya carok. Bisa karena wanita. Karena kalah pilkades, karena hal lain yang berhubungan dengan harga diri seseorang atau martabat sebuah keluarga.
Intinya kalau tidak ingin dihina orang, maka jangan hina orang lain. Jangan ganggu orang lain jika tidak ingin diganggu.
Semoga bermanfaat.
Komentar