Pagi bakda shubuh di masjid al Qibtiyyah Kwangsen Jiwan Madiun sebuah diskusi berlangsung hangat dan menarik. Mulai dari urusan pengelolaan pesantren sampai dengan rencana-rencana ke depan dan potensi-potensi pengembangan lembaga.
Salah satu tema diskusi adalah pernikahan mubarokah. Di pesantren Hidayatullah ada sebuah tradisi yang sudah berlangsung lama dan dimulai dari pesantren Hidayatullah Balikpapan Kalimantan Timur. Hampir setiap tahun pesantren ini mengadakan pernikahan mubarokah bagi para kader yang sudah waktunya menikah.
Di pesantren Hidayatullah Madiun belom pernah mengadakan kegiatan yang sama. Entah karena faktor apa sehingga budaya yang baik ini belom terealisasi. Padahal beberapa pesantren cabanga yang tersebar di daerah sudah melakukan hal yang sama sebagaimana dilakukan kampus induk Balikpapan.
Salah satu tema inti yang menarik adalah tema sakralitas. Bahwa pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan khidmat. Maka untuk mewujudkan harapan ini tidak cukup dilakukan oleh perorangan. Semisal diskusi perorangan dengan beberapa calon yang sudah siap nikah.
Pendekatan semacam ini kurang sakral dan kurang ngewongke. Terkesan tidak serius dan ala kadarnya. Padahal urusan pernikahan adalah urusan yang sangat sakral dan penting dalam perjalanan hidup seseorang.
Maka untuk mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan beberapa hal yang tujuannya adalah untuk menjaga sakralitas dan ngewongke. Diantaranya adalah membentuk tim khusus yang diberi amanah untuk merencanakan, melaksanakan bahkan mengawal prosesi pernikahan sampai dengan hadir ke walimahan masing-masing pasangan.
Semoga suatu saat pesantren Hidayatullah Madiun bisa mewujudkan harapan ini. Aamiin
Komentar