Bismillah
Dalam kehidupan ini ada dua nilai yang akan selalu berseberangan. Tidak akan pernah bisa menyatu. Dan akan selalu terpisah. Seperti air dan minyak. Keduanya adalah al Haq dan al Bathil.
Dalam setiap periode kehidupan baik yang Haq maupun yang bathil selalu mencari pendukung dan ruangnya Masing-masing. Melakukan ekspansi dan upaya-upaya agar tetap eksis dalam kehidupan.
Pun demikian Nabi Muhammad SAW yang Allah utus rahmatan lil alamin. Beliau juga mencari pengikut, berdakwah dan mengajak manusia untuk menyembah hanya kepada Allah SWT.
Maka kekuatan jemaah, materi adalah hal yang penting dalam sebuah upaya membangun jemaah. Namun demikian kekuatan ruhiyah atau spiritual adalah sesuatu yang tidak bisa dianggap ringan dan sepele.
Tepatnya pada tahun 10 kenabian yakni 3 tahun sebelum nabi SAW hijrah beliau pun mengalami suatu kondisi dimana kekuatan materi dan dukungan manusia tidaklah cukup untuk menopang dakwah beliau saw.
Beliau kehilangan paman beliau yang menjadi pembela utama dakwah beliau. Beliau juga kehilangan istri tercinta beliau yakni Siti Khadijah yang secara totalitas menopang dan mendukung dakwah beliau.
Tahun ini dinamakan dg tahun duka cita. Dimana nabi SAW kehilangan 2 penopang utamanya dalam menyebarkan risalah Islam.
Maka Allah SWT mengisra'kan dan memi'rajkan nabi SAW dari masjidil haram ke masjidil Aqsha yang tujuannya untuk menghibur dan membesarkan hati beliau SAW dlm berdakwah.
Maka jika kita kaitkan dg peran-peran tanggungjawab dakwah kita juga sering mendapati tantangan dan rintangan yang kadang membuat kita futur dan patah semangat.
Maka diperlukan satu solusi yang bisa mengangkat kepercayaan diri yakni dengan sholat.
Sebagaimana Allah SWT isyaratkan dalam surah al alaq
لا تطعه واسجد واقترب
Jangan ikuti ajakan mereka
Sujudlah kepada Allah
Dan mendekatlah kepada Allah SWT.
Komentar