Hari ini Selasa 18 Oktober 2022
Genap 4 bulan atau masuk bulan keempat saya diamanahi sebagai kepala Pesantren Darul Madinah Madiun. Sejak Juli 2022 sampai dengan Oktober 2022 saya menjalankan amanah ini.
Ada latar belakang penting yang menjadi alasan kenapa saya meminta untuk menjadi kepala pesantren. Diantaranya adalah problem di kampus 2 yang mendapatkan banyak sorotan dari para pembina atau dewan kiai. Mulai dari kontrol santri yang lemah, sampai masalah sholat berjemaah yang bisa dikatakan hanya tinggal 4 orang. Demikian juga kondisi asrama yang jauh dari bersih dan rapih.
Awalnya saya ngekost di sekitar pondok. Dengan harapan bisa sedikit membantu kondisi yang ada. Namun sekedar membantu ternyata tak menyelesaikan masalah. Maka saya pun meminta agar saya dijadikan kepala. Karena sejak sebelum Juli 2022 saya mencoba mengamati dan observasi ternyata inti masalahnya ada di kepemimpinan.
Alhamdulillah kondisi terus membaik. Sholat berjemaah sudah mulai penuh, kontrol santri lebih stabil dan terkontrol, kebersihan asrama sudah cukup bagus, layanan informasi tamu dan. Wali santri sudah mulai ada peningkatan.
Namun demikian ada PR besar yang saya emban yakni membangun sistem. Bukan sekedar tambal sulam sana sini dimana ketika nanti terjadi pergantian pucuk pimpinan kondisi pesantren kembali ke titik kritis lagi. Tentu kondisi ini tidak diinginkan terjadi.
Berkaitan dengan sistem pesantren maka unsur yang paling pokok dari sistem tersebut adalah SDM. Sebab mendidik itu urusan ruh. Bukan seperti pabrik yang bisa digantikan oleh robot atau mesin. SDM ini ada dua kategori yaitu
1. SDM yang ada yang saat ini menjadi pengasuh.
Mau diapain SDM yang ada?
Tentu saja SDM. yang ada jika belom memiliki kompetensi yang cukup mereka harus dibimbing, diberi pelatihan, dan dibekali dg ilmu dan wawasan yang cukup.
2. Regenerasi
Bagaimanapun pengasuh juga manusia. Suatu saat bisa meninggal. Atau bisa pindah tempat tugas. Maka sebelum itu terjadi, pesantren harus menyiapkan generasi pengganti yang siap melanjutkan tugas mengasuh santri.
Sampai saat ini, inilah yang menjadi pokok permasalahan yang sedang menjadi titik fokus perbaikan jangka panjang.
Bersambung
Komentar