Salah satu hal yang menjadi titik tekan pembinaan yang disampaikan oleh Kasi PD Pontren tadi siang adalah bagaimana menghadirkan pesantren ramah anak. Arahan ini beliau sampaikan berdasarkan berbagai macam peristiwa yang belakangan banyak terjadi di lingkungan Pesantren seperti yang kita baca di beberapa media.
Tentu saja tidak ada kiai, pimpinan pesantren atau apalah istilahnya yang menginginkan hal tersebut terjadi di lingkungan pesantrennya baik yang ringan sampai dengan yang viral dan heboh. Bahkan sampai menempuh jalur hukum.
Demikian juga tidak ada orangtua atau wali santri yang berharap anaknya melakukan hal-hal negatif yang bahkan menghilangkan nyawa santri yang lain. Tidak ada. Sebab bisa disimpulkan walaupun bisa saja kesimpulan ini keliru bahwa semua orangtua memasukkan anaknya ke pondok pesantren adalah agar anaknya menjadi sholeh dan sholehah. Maka langkah bijak yang bisa dilakukan baik dari pengelola pesantren maupun dari wali santri adalah sama-sama melakukan muhasabah / evaluasi diri dan menahan diri.
Point kedua yang beliau sampaikan adalah terkait kondisi pesantren dimana pesantren tetap menjadi tempat paling aman untuk proses pendidikan anak untuk era saat ini. Terlepas dari adanya beberapa peristiwa akhir-akhir ini, yang pasti sepengetahuan saya tidak ada pesantren yang melegalkan kekerasan kepada santrinya. Apalagi kekerasan fisik. Selain itu pesantren tetap pada nilai-nilai dasarnya seperti nilai-nilai ketaatan, menghormati para kiai dan asatidz, istiqomah sholat berjemaah, kalau santri putri tetap berhijab dengan baik dan benar. Artinya masih banyak nilai-nilai positif pesantren yang hingga saat ini masih terjaga dan terawat dengan baik.
Point yang ketiga adalah sisi keteladanan. Menjadi pribadi yang patut dan pantas untuk diteladani adalah tugas semua mereka yang sudah menjadi orangtua, menjadi guru dan ustadz ustadzah. Karena pilar pendidikan itu ada tiga yakni pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan non formal. Ketiganya harus bersinergi dan sama-sama menyadari posisi masing-masing.
Di pesantren manapun inilah yang paling menjadi titik tekan sebab seribu nasehat atau ceramah akan dikalahkan oleh 1 contoh perbuatan nyata dari para pengasuh atau para guru. Maka memberikan keteladan adalah dengan perilaku. Sedangkan nasehat dan ceramah itu juga penting. Sebisa mungkin dua-duanya ditegakkan dengan baik. Sisi keteladanan ok. Sisi nasehat juga ok.
Semoga bermanfaat.
Komentar