Ada sebuah filosofi menarik dan bermakna dari sebuah kepompong. Kepompong adalah seekor ulat yang "bertapa" agar bisa menjadi kupu-kupu yang indah dan enak dipandang.
Dulu ketika kecil saya suka sekali mencari kepompong. Utamanya kepompong yang besar. Harapannya nanti keluar kupu-kupu raksasa kami menyebutnya.
Ada satu proses penting yang harus dilalui oleh seekor kepompong untuk bisa menjadi kupu-kupu yang indah yakni istiqomah.
Selama melakukan proses pertapaan, kepompong harus melakukan beberapa hal sebagai berikut
1. Berpuasa
Selama proses pertapaan, kepompong tidak makan dan minum sama sekali. Setahu saya begitu. Karena dia berada dalam sebuah tempat dimana dia tidak bisa keluar masuk selama proses tersebut. Walaupun mungkin dia bisa saja makan dan minum tapi dengan kadar persediaan yang dia siapkan sebelum bertapa.
2. Diam
Selama bertapa kepompong tidak boleh digoyang kesana kemari. Dia harus tetap tenang dalam menjalani proses pertapaan. Jika ada orang usil kemudian kepompong tersebut dibuat mainan, diganggu dan digoyang kesana kemari, maka kepompong tersebut akan gagal jadi kupu-kupu.
Begitupun proses menuntut ilmu, dua hal itu juga harus senantiasa dijaga oleh seorang santri. Puasa bisa dimaknai memutuskan hubungan dengan hal-hal yang bisa mengganggu proses menuntut ilmu. Hal itu bisa diibaratkan makan secukupnya dan minum juga demikian.
Begitu juga sikap diam bisa dimaknai istiqomah dan ajeg hingga ilmu benar-benar dipahami dan dikuasai.
Jika dua hal ini dilestarikan, maka seorang santri akan menjadi kupu-kupu yang indah yakni akan menjadi hiasan bagi kedua orangtuanya atau dalam istilah al Qur'an menjadi Qurrota a'yun. Dan inilah harapan semua orangtua.
Semoga
Komentar