Permasalahan Psikologis diantaranya:
Masih Canggung Dan Kaku Dalam Menjalani Pergaulan
Permasalahan Psikologi Remaja yang pertama adalah canggung dalam pergaulan. Sebagian dari anak yang beranjak ke masa dewasa tentu pernah merasa perasaan seperti ini. Masa remaja yang memiliki keidentikan dengan pencarian identitas diri guna menjelaskan siapa dirinya, apa peranannya, apakah dia masih kanak-kanak atau telah menjadi orang dewasa, dan lain sebagainya, pada akhirnya hal tersebut membuat mereka merasakan kecanggungan dalam bergaul kembali pada teman-teman kecilnya.
Emosi Tidak Stabil
Perubahan-perubahan fisik yang biasanya dialami oleh remaja juga menyebabkan adanya suatu perubahan psikologis. Oleh Hurlock (2002) dalam rahmat, disebutkan sebagai suatu periode heightened emotionality, yaitu suatu keadaan kondisi emosi nampak lebih tinggi atau nampak lebih intens dibanding dengan keadaan yang normal. Emosi yang biasanya tinggi tersebut pada akhirnya dapat termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk tingkah laku seperti halnya bingung, emosi berkobar kobar ataupun mudah meledak, bertengkar, tidak bergairah, pemalas, dan juga membentuk self-defense mechanism . Emosi tinggi tersebut tak berlangsung terus-menerus selama pada masa remaja. Dengan bertambahnya umur para remaja, maka emosi yang tinggi pun akan mulai mereda ataupun menuju pada kondisi yang stabil. Emosi yang tinggi pada fase remaja sebaiknya tidaklah dibiarkan begitu saja, Akan tetapi perlu kiranya untuk mendapatkan penyaluran atau penanganan yang baik, agar nantinya tak menimbulkan hal hal yang merugikan.
Adanya Perasaan Kosong Akibat Adanya Pedoman dan Pandangan Baru Mengenai Hidup
Permasalahan Psikologi Remaja yang ketiga adalah adanya perasaan kosong. Perasaan kosong tersebut dikarenakan, seorang yang baru saja bernajak dewasa akan dituntut untuk berubah dalam bersikap maupun memposisikan dirinya dalam masyarakat. Sehingga akhirnya hal tersebut menjadikan remaja mengalami kebingungan. Salah satu contohnya adalah ketika sang anak di harapkan untuk bersikap dewasa, namun di sisi lain ketika ia sedang mencoba melakukan suatu hal seperti layaknya orang dewasa ia justru dilarang. Dan dianggap masih terlalu kecil untuk ikut campur dalam urusan orang dewasa.
Munculnya Sikap Menentang dan Menentang
Munculnya sikap pertentangan pada remaja tersebut biasanya dikarenakan karena apa yang diidam-idamkan tak sesuai dengan ekspektasinya. Pertentangan pada remaja tersebut menurut Mollenhauer ada 6 macamnya seperti;
- Pertentangan antara integrasi dan juga partisipasi kritis: Agar sistem di masyarakat mampu berfungsi dengan baik, maka warganya perlulah untuk memikul sebuah tanggung jawab bersama dan para remaja perlu untuk dipersiapkan pada hal tersebut. Namun sebaliknya banyak ditemukan sebuah hambatan dan juga rintangan bagi para remaja unuk dapat ikut berpartisipasi secara kritis di dalam berbagai institusi seperti keluarga, kehidupan usaha, dan juga sekolah.
- Pertentangan antara kesempatan dan juga usaha kearah peningkatan status social
- Pertentangan antara sebuah perhatian mengenai faktor ekonomi dan pembentukan kepribadian
- Pertentangan antara fungsi politis dalam pembentukan kepribadian dengan sifat sebenarnya yang tidak politis
- Pertentangan antara tuntutan rasionalitas dengan kenyataan yang irrasional
Pertentangan Di Dalam Dirinya
Masa transisi remaja dari masa anak menuju masa dewasa tersebut memiliki beragam tuntutan dari keluarga, masyarakat, lingkungan tempat ia belajar hingga diri sendiri. Pada akhirnya tuntut tersebut menjadikan remaja mengalami kebingungan dalam mengikuti sebuah tuntutan. Kebingungan tersebut pada akhirnya memunculkan pertentangan dalam dirinya.
Kegelisahan Karena Banyak Hal Yang Diinginkan
Inginnya mencapai sebuah eksistensi, ingin diperhatikan, menjadi popular, meraih prestasi, serta memiliki sebuah prestise menjadikan ia gelisah. Kegelisahan tersebut tergambar daripada sikap berontak yang terkadang tergambar dari perilaku, karena apa yang diinginkannya terebut ditentang oleh lingkungan sekitarnya.
Senang Bereksperimen
Keinginan yang menggebu-gebu disertai rasa penasaran yang tinggi pada akhirnya membuat para remaja senang sekali untu melakukan eksperimen-eksperimen. Maka tak heran jika tak di arahkan dengan baik, eksperimen yang dilakukan pera remaja ini cenderung kea rah negative. Salah satunya adalah merokok, narkoba, minum-minuman keras, hingga pergaulan bebas.
Masa remaja yang suka melakukan eksperimen ini akan sangat baik jika para orang tua, atau pendidik di tempat sekolahnya menerapkan pengarahan dengan kreatif yang menuntut anak remaja mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ranah saintis sebeneranya sangat berpotensi berkembang, karena banyak hal yang dapat di eksplore melalui karya ilmiah.
Mulai Senang Bereksplorasi
Masa remaja merupakan masa yang senang untuk bereksplorasi. Hal tersebut disebabkan oleh ciri seorang remaja, dimana masa yang diidentikan dengan pencarian sebuah jati diri. Pada akhirnya hal tersebut menyebabkan ia mencoba beragam cara ataupun mencocokkan cara yang pas untuk bersikap di tengah lingkungannya. Salah satu cara untuk menampilkan identitas diri agar diakui oleh teman tersebut dapat dillakukan dengan menggunakan symbol status, bentuk kemewahan atau kebanggaan yang dapat ditampilkan agar berbeda dari individu lainnya.
Ingin berbeda pun dapat pula terlihat dari cara ia menyukai ataupn menjalani hobi, maupun interestnya pada suatu bidang.
Mempunyai Banyak Fantasi dan Khayalan
Berkhayal dan memiliki tingkat fantasi menjadi salah satu hal yang umumnya terjadi pada remaja. Meskipun hal tersebut terjadi pula pada orang dewasa, namun fantasi atau khayalan dari remaja ini lebih tinggi tingkat terjadinya.
Suka Membentuk Kelompok
Di usia remaja kesukaan untuk membuat kelompok ini terjadi karena di fase ini, kebutuhan untuk pengakuan, perhatian, dan kasih sayang dari orang lain sangat tinggi. Sehingga hal tersebut membuat remaja suka terlibat di beberapa grup ataupun kelompok pertemanan. Jika di kaitkan dengan fitrah manusia sebagai makhluk social maka hal tersebut sesuai dengan kodratnya, bahwa remaja membutuhkan dukungan-dukungan lingkungan social di luar dirinya untuk berkembang dan memuaskan hasratnya sebagai manusia yang sedang berkembang.
Itulah beberapa hal yang dapat kita ketahui seputar problematika karakteristik psikologi remaja dan juga seputar Permasalahan Psikologi Remaja. Dengan mempelajari dan memahami mengenai Permasalahan Psikologi Remaja, harapannya sebagai para pendidik, ataupun orang tua dapat lebih mengerti tentang kondisi dariada anak. Karena jika kita salah dalam memahami Permasalahan Psikologi Remaja akan banyak sekali dampak yang merugikan di masa depannya kelak, sebagai anak maupun generasi penyokong peradaban bangsa ini.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Label
psikologi remaja remaja- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar