Dari kisah sahabat saya dan kisah-kisah orang lain, maka ada nasehat penting atau kesimpulan yang dapat kita ambil sebagai pelajaran sebagai berikut
1. Perhatikan kondisi sekitar jika kita mau bertengkar dengan pasangan. Utamanya kondisi anak-anak kita. Sebab dampak jangka panjang dari dilihatnya pertengkaran baik perang kata-kata apalagi kekerasan adalah dampak psikologis pada anak yang bersifat jangka panjang.
Pada saat si anak masih kecil mungkin hal itu mudah dilupakan. Sekali, dua kali bahkan berulangkali peristiwa tersebut terjadi maka hal yang benar-benar akan nampak pada anak adalah murung atau menjadi pemurung bahkan penakut.
Bukan berarti kita tidak boleh tengkar. Tengkar itu adalah solusi meluapkan masalah yang menumpuk dalam batin. Disimpan bahaya. Maka solusinya adalah tengkar. Sebab tengkar adalah salah satu saluran komunikasi selain saluran-saluran yang lainnya.
2. Membekali diri dengan ilmu
Banyak sekali ilmu yang harus dipelajari oleh siapapun yang akan membangun rumah tangga. Berumah tangga bukan sekedar butuh cinta dan cokelat. Banyak ilmu dan wawasan yang wajib disiapkan oleh mereka yang akan membangun rumah tangga.
Bukan berarti kita tidak boleh salah. Sebagai manusia maka salah adalah hal yang akan sering menimpa dan terjadi pada diri kita. Hanya saja sebagai manusia kita juga wajib membekali diri dengan ilmu-ilmu pendukung kebaikan kita di dunia dan akhirat.
Salah satu ilmu yang wajib dipelajari adalah ilmu menjadi orangtua atau parenting. Banyak buku tentang parenting. Itu bagus kalau kita baca. Bisa juga kita belajar dari orang-orang sukses yang ada di sekitar kita.
Komentar