Kita semua mungkin sudah melihat beberapa tayangan video atau membaca berita tentang kematian salah seorang santri di sebuah Pondok Pesantren di Jawa Timur. Berita ini menjadi viral setelah video salah seorang Pengacara kondang bersama ibu almarhum muncul di beranda media sosial.
Sebelumnya kita juga dikejutkan dengan kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh salah seorang oknum anak kiai di Jombang Jawa Timur.
Kedua pondok pesantren ini merupakan pondok pesantren yang cukup besar dengan jumlah santri ribuan dan luas area pesantren mencapai beberapa hektar. Nama besar kedua pondok ini tentu saja sudah tidak diragukan lagi. Alumninya sudah tersebar dimana-mana dan bahkan ada yang menduduki beberapa posisi strategis di Negara ini.
Saya mencoba flash back pada masa beberapa tahun lalu. Saat itu saya membaca sebuah dokumen rencana strategis sebuah lembaga pendidikan. Yang agak membuat saya agak mengernyitkan dahi adalah sebuah rencana atau harapan lembaga pendidikan tersebut ZERO COMPLAIN. Bukan tanpa sebab saya agak meragukan harapan tersebut. Sebab dari beberapa pengalaman di lapangan hampir belom pernah saya menemui sebuah sistem yang benar-benar sempurna tanpa cela dan cacat. Artinya akan selalu ada dan ditemui baik dalam sistem besar ataupun kecil apalagi baru memulai kekurangan, cacat dan sebagainya.
Memang dari beberapa pengalaman tersebut saya mencoba untuk membuat langkah-langkah untuk sampai pada zero complain seperti yang dilakukan oleh sebuah pondok pesantren yakni adanya klausul atau perjanjian antara pengelola lembaga pendidikan atau pesantren dengan walisantri. Semisal taat dan patuh terhadap aturan pesantren dan sebagainya.
Namun dari beberapa upaya tersebut sampai saat ini yang namanya zero complain adalah sesuatu yang mustahil. Sebab ini adalah kehidupan dunia yang mana tidak ada manusia yang benar-benar sempurna. Kenapa manusia? Karena manusia yang menjalankan sistem. Manusia ada lalainya, ada kurangnya, bahkan ada karakter jeleknya.
Namun demikian sebagai pengelola lembaga pendidikan atau pesantren hal-hal yang bersifat negatif seperti bullying atau prundungan adalah sesuatu yang harus benar-benar ditegakkan. Dilarang keras melakukan bullying. Demikian pula perilaku LGBT adalah sesuatu yang benar-benar harus diantisipasi.
Semoga bermanfaat
Komentar