Langsung ke konten utama

PERBEDAAN FASHOHAH DAN BALAGHAH

a. Al-Fashahah (الفصاحة) 

Dalam kitab Jawahirul Balaghah karya Sayyid Ahmad Al-Hasyimi disebutkan bahwa yang dimaksud dengan fashahah sebagai berikut الفصاحة في اللغة هي البيان والظهور كما قال الله تعالى في سورة القصص آية ٣٤ ” وَأَخِي هَارُونُ هُوَ أَفْصَحُ مِنِّي لِسَانًا فَأَرْسِلْهُ مَعِيَ رِدْءًا يُصَدِّقُنِي ۖ إِنِّي أَخَافُ أَن يُكَذِّبُونِ” a). 

Fashahah Menurut Bahasa berarti al-bayan dan al-zhuhr (terang dan jelas), sebagaimana Firman Allah Ta’ala :
” Dan saudaraku Harun, dia lebih fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk membenarkan (perkataan)ku; sungguh, aku takut mereka akan mendustakanku.” (QS. Al-Qasas: 34).

b. Fashahah Menurut Istilah:
 عبارة عن الألفاظ البينة والظاهرة المتبادرة إلى الفهم والمأنوسة الاستعمال بين الكتاب والشعراء لمكان حسنها 

Fashahah yaitu suatu ungkapan kata-kata yang jelas serta mudah dipahami dan banyak dipergunakan (tidak asing) di kalangan para penulis dan penyair, karena keindahannya”.

Artinya, sesuatu kata yang menurut pendengaran dirasa enak didengarkan dan juga indah, maka masuk istilah fashahah. 

3. Macam-Macam Fashahah (أنواع الفصاحة) Fashahah meliputi tiga objek yaitu pada kata-kata, pada kalimat dan pada mutakallim (orang yang bicara). 

a). Fashahah Al-Kalimat (فصاحة الكلمة) 
Kata-kata bisa disebut fasih apabila terhindar dari ketiga kategori berikut: 

Tanafur al-Huruf (تنافر الحروف) 
تنافر الحروف هو وصف في الكلمة يوجب ثقلها على السمع وصعوبة أداءها باللسان بسبب كون حروف الكلمة متقاربة المخارج 

Tanafur Al-Huruf yaitu kata-kata yang terdiri dari rangkaian huruf-huruf yang sulit diucapkan oleh lidah akibat dekatnya dalam makhraj (tempat keluar bunyi huruf). 

Tingkat kesulitanya ada yang ringan seperti kata النَّقْنَقَةُ (suara kodok), النُّقَاحُ (air tawar jernih), مُسْتَثْزِرَاتٌ (menjulang tinggi). 

Ada juga yang tingkatanya sangat sulit seperti الظَّشُّ (tempat kasar), الهُعْخُعُ (area gembala unta). 

Mukhalafah Al- Qiyas (مخالفة القياس) 
كون الكلمة غير جارية على القانون الصرفي المستنبط من كلام العرب 

Mukhalafah Al-Qiyas yaitu kata-kata yang bertentangan dengan aturan kaidah ilmu sharaf yang berlaku sebagaimana dari orang arab. Contoh kata الأجْلَلُ yang seharusnya الأجَلُّ (maha tinggi) dengan mengidghamkan huruf lam. Kemudian kata بُوْقَاتٌ yang merupakan bentuk jamak muannats salim dari بُوْقٌ yang seharusnya dijamak kedalam jamak taksir menjadi أَبْوَاقٌ. Kedua contoh seperti ini tidak dikatakan fashahah sebab menyalahi aturan kaidah sharaf pada umumnya. 

Terdapat kata-kata yang dikecualikan (tetap fashahah) meskipun tidak sesuai aturan kaidah sharaf seperti kata مَشْرِقٌ dan مَغْرِبٌ (huruf ro kasrah) yang seharusnya مَشْرَقٌ dan مَغْرَبٌ (huruf ro fathah) yang keduanya menunjukan tempat (tashrif isim makan) 

Gharabah (غَرَابة) 
كون الكلمة غير ظاهرة المعنى ولا مألوفة الاستعمال عند العرب الفصحاء 

Gharabah yaitu kata-kata asing yang memiliki arti tidak jelas dan tidak banyak dipergunakan di kalangan orang Arab fasih, sehingga untuk mengetahui arti tersebut perlu mura’jaah kembali mu’jam dan kamus arab. 

Contoh seperti kata تَكَأْكَأَ yang berarti اجْتَمَعَ (berkumpul) dan kata اِفْرَنْقَعَ yang berarti اِنْصَرَفَ (bubar) pada syair Isa Bin ‘Amr Annahwi : مَالَكُمْ تَكَأْكَأتُمْ عَلَيَّ كَتَكَأْكُئِكُمْ عَلى ذِي جِنَّةٍ، اِفْرَنْقِعُوْا عَنِّي “Apa yang membuat sekalian mengerumuni-ku seperti mengerumuni orang gila, bubarlah kalian dariku” Kata-kata akan menjadi asing/gharabah meskipun diambil dari kata yang lumrah dan banyak dipergunakan, apabila dalam memposisikanya dalam kalimat tidak tepat. Ini dinamakan dengan ‘gharabah isti’mal (غرابة الاستعمال). Kata-kata yang tidak asing secara lafadz namun mengandung banyak pengertian yang kemudian diletakan dalam suatu kalimat tanpa adanya indikasi atau petunjuk sehingga orang lain sulit menemukan maksud yang sebenarnya dari kata tersebut. 

Contoh seperti kata مُسَرَّجٌ pada bait syair Ru’bah Bin ‘Ajaj: 
 وَمُقْلَةً وَحَاجِبًا مُزَجِّجًا وَفَاحِمًا وَمُرْسِنًا مُسَرَّجًا 
Bola mata yang bulunya seperti bulan sabit, rambut hitam dan hidung yang mancung. 

Untuk memaknai kata مُسَرَّجًا cukup sulit sebab memiliki banyak pengertian, gemilang, berkilau, cemerlang dan bahkan nama sebuah pedang. Dianggap sulit sebab tidak adanya petunjuk dari kata lain dalam kalimat yang sekiranya bisa dijadikan sandaran. Berbeda apabila dalam sebuah kalimat terdapat petunjuk seperti kata غَزَّرَ pada Firman Allah Ta’ala surat Al-A’raf ayat 157: 
 فَالَّذِينَ آمَنُوا بِهِ وَعَزَّرُوهُ وَنَصَرُوهُ وَاتَّبَعُوا النُّورَ الَّذِي أُنزِلَ مَعَهُ ۙ أُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ 

Meski kata عَزَّرُوه memiliki dua pengertian yaitu mengagungkan dan menghinakan, namun masih terdapat petunjuk yang masih berada dalam satu kalimat yaitu kata وَنَصَرُوهُ yang berarti menolong. Dengan demikian, mencari makna yang tepat dan pantas untuk kata عَزَّرُوا tidak terlalu sulit. 

b). Fashahah Al-Kalam (فصاحة الكلام) Kalam/Kalimat yang fasih yaitu kalimat yang setiap kata-katanya terhindar dari beberapa kategori berikut: 

Tanafur Al-Kalimat (تنافر الكلمات متجمعة) 
أن تكون الكلمة ثقيلة من تركيبها على بعضها على السمع، عسر النطق بها متجمعة على اللسان وإن كان كل جزء منه على انفراده فصيحا 

Tanafur al-kalimat yaitu kalimat yang tersusun dari kata-kata yang sulit diucapkan dan berat didengar akibat hurufnya terlalu berdekatan secara makhraj. Meskipun kalimat tersebut terdiri dari kata-kata yang pada dasarnya termasuk fasih. Contoh كَرِيْمٌ مَتَى أمْدَحْهُ أمْدَحْهُ والوَرَى # مَعِي وَإذا ما لُمتُهُ لُمتُهُ وَحْدي “Dia itu mulia. Kapan saja aku memujinya, orang lain juga ikut memujinya bersamaku. Dan ketika aku mencelanya, hanya aku sendirian yang melakukan itu sementara orang lain tidak.” Kesulitan pada syair di atas yaitu terjadi pada kata أمْدَحْهُ yang makhraj hurufnya sama yaitu ح dan ه , ditambah dengan dua kali pengulangan yang mengakibatkan sulit diucapkan (terlalu berdekatan). Dha’fu Ta’lif (ضعف التأليف) /Susunan kalimat lemah أن يكون الكلام جاريا على خلاف ما اشتهر من القوانين النحو المعتبر عند جمهور العلماء كوصل الضميرين مع أنه يجب الفصل. أو الإضمار قبل ذكر مرجعه لفظا ورتبة Dha’fu Ta’lif yaitu kalimat yang tidak sejalan dengan aturan kaidah nahwu yang berlaku di mayoritas ulama. Seperti menghubungkan dua isim dhamir yang seharusnya terdapat pemisah. Contoh: خالتِ البلادُ من الغزالة ليلها # فأعاضهاك اللهُ كي لا تحزنا Menyatunya dua dhamir ه dan ك pada kalimat فأعاضهاك merupakan penyebab kalimat tersbut tidak fasih Atau menyebut kata ganti (dhamir) sebelum menyebut lafazh yang digantinya (zhahir). Contoh: ولو أنّ مجدا أخلدَ الدهرَ واحدا # من الناس أبقى مجدُهُ الدهرَ مُطْعِمًا Seandainya kehormatan manusia itu penyebab kekal hidup di dunia, maka tentu Mut’im (salah seorang tokoh musyrikin) lebih patut dari yang lain. Dhamir ه pada مجدُهُ pengganti dari مُطْعِمًا yang posisinya diawalkan sehingga syair di atas tidak fasih sebab tidak sejalan dengan aturan umum kaidah nahwu. At-ta’qid (التعقيد) At-ta’qid yaitu suatu kalimat yang maksudnya tidak jelas dan sulit untuk di fahami baik secara lafadz maupun makna a. Ta’qid lafdzi ( التعقيد اللفظي ) هو كون الكلام خفي الدلالة على المعنى المراد به بحيث تكون الألفاظ غير مرتبة على وفق ترتيب المعاني Ta’qid lafdzi yaitu kalimat yang tidak dapat memberikan makna yang dimaksud karena lafazh-lafazhnya tidak tersusun sesuai dengan susunan maknanya. Seperti adanya taqdim dan takhir (mendahulukan sesuatu yang mestinya diakhirkan atau sebaliknya). Dan atau memisahkan kalimat dengan sesuatu yang semestinya tidak dipisahkan. Contoh posisi lafadz yang semestinya diawalkan malah diakhirkan sehingga kalimat tersebut sulit di fahami. Seperti pada Syair Mutanabbi berikut: جَفَخَتْ وَهُمْ لاَ يَجْفَخُوْنَ بِهَا بِهِمْ # شِيَمٌ عَلى الحَسَبِ الأغرَّ دلائلُ Syair ini tidak tersusun dengan baik sesuai susunan maknanya dan juga terdapat taqdim (mendahulukan) dan takhir (mengakhirkan) yang bukan pada tempatnya. Bahkan bukan suatu keharusan yang akibatnya menyulitkan orang memahaminya. Adapun Susunan yang benar adalah: جَفَخَتْ بِهِمْ شِيَمٌ دلائلُ عَلى الحَسَبِ الأغرَّ وَهُمْ لاَ يَجْفَخُوْنَ بِهَا Contoh dalam kalimat sehari-hari: مَا أكَلَ إِلاَّ وَاحِدًا خَالدٌ مَعَ رَغِيْفًا صَدِيْقِهِ Tidak makan satu kholid bersama roti kawanya. Susunan membingungkan ! Susunan yang benar adalah مَا أكَلَ خَالدٌ مَعَ صَدِيْقِهِ إِلاَّ رَغِيْفًا وَاحِدًا Kholid dan kawanya tidak makan kecuali hanya satu roti. b. Ta’qid Maknawi (التعقيد المعنوي) كون التركيب خفي الدلالة على المعنى المراد لخلل في انتقال الذهن من المعنى الأصلي إلى المعنى المقصود بسبب اللوازم البعيدة المفتقرة إلى وسائط كثيرة مع عدم الظهور القرائن الدالة على المقصود Ta’qid maknawi yaitu susunan kalimat yang pengertian maknanya tidak jelas. Seperti menggunakan majaz atau kinayah (kiasan) yang tidak tepat sehingga membutuhkan proses pemikiran dan juga tanpa adanya indikasi yang dapat menunjukan terhadap maksud sebenarnya. Contoh dalam syair Abbas Al-Ahnaf: سَأَطْلُبُ بُعْدَ الدَّاِر عَنْكُمْ لِتقْرُبُوْا # وَتَسْكُبُ عَيْنَايَ الدُّمُوْعُ لِتَجْمُدَا “Aku akan mencari persinggahan (tempat tinggal) yang jauh dari kalian agar kalian menjadi dekat # Air Kedua mataku bercucuran karena membeku (bahagia).” Penyair di atas menggunakan kata تجمد sebagai kiasan dari ungkapan rasa bahagia. Pada umumnya kata ini dipergunakan untuk kiasan dari ungkapan kesusahan, kesulitan dan kesedihan yang aslinya bermakna kering/membeku. Dengan menggunakan kiasan yang terlalu jauh, maksud si penyair di atas sulit dimengerti kecuali melalui proses tahap pemikiran, “bahwa keringnya mata, berarti keringnya air mata; keringnya air mata, berarti tidak ada kesusahan, dan tidak ada kesusahan, berarti tanda adanya kegembiraan”. c). Fashahah Al-Mutakallim (فصاحة المتكلم) فصاحة المتكلم عبارة عن الملكة التي يقتدر بها صاحبها على التعبير المقصود بكلام فصيح في أي غرض كان Fashahah al-mutakallim yaitu pembicara yang fasih atau seseorang yang memiliki kepiawaian dan kemampuan mengungkapkan maksud dan tujuannya dengan kalimat yang fasih dalam berbagai situasi dan kondisi. 4. Mafhum Al-Balaghah (البلاغة) لغةً : البلاغة في اللغة الوصول والانتهاء Balaghah menurut bahasa bermakna sampai tujuan. Contoh بَلَغَ خَالدٌ مُرَادَهُ أي وَصَلَ إِلَيْهِ Kholid telah sampai pada tujuanya. اصطلاحا : تأدية المعنى الجليل واضحا بعبارة صحيحة فصحيحة لها في النفس أثر حلاب مع ملاءمة كل كلام للموطن الذي يقال فيه والأشخاص الذين يخاطبون Balaghah menurut istilah yaitu mengemukakan maksud dengan penuturan bahasa yang jelas, benar dan fasih (membekas/meresap dalam hati) dan sesuai dengan hal (keadaan) dan juga lawan bicara”. Dari ta’rif di atas dapat diketahui, bahwa pengertian balaghah lebih luas dibanding fashahah. Karena disamping menggunakan bahasa atau lafadz yang jelas, benar dan fashih, balaghah juga secara makna harus dapat meresap pada hati dan sesuai dengan situasi dan kondisi lawan bicara. Berbeda dengan fashahah yang mencakup tiga objek yaitu kata, kalimat dan mutakallim (pembicara). Untuk balghah hanya digunakan pada dua objek yaitu kalimat (kalam) dan mutakallim (pembicara). a). Balaghah Al-Kalam (بلاغة الكلام) البلاغة في الكلام مطابقته لما يقتضيه حال الخطاب مع فصاحة ألفاظها، مفردها ومركبها Kalimat yang balig adalah kalimat yang fashih dan selaras dengan مقتضى الحال (keselarasan antara kata-kata yang dikemukakan dengan situasi dan keadaan lawan bicara). Artinya, singkat, padat dan jelas sesuai tuntutan. ما معنى مقتضى الحال ؟ هو ما يدعو إليه الأمر الواقع أي ما يستلزمه مقام الكلام وأحوال المخاطب. Pengertian Muqtadla Hal (مقتضى الحال) Muqtadla berarti tuntutan dan hal berarti keadaan/situasi. Artinya, seorang pembicara didorong untuk menyampaikan isi hatinya sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalkan kholid akan merayu seseorang. Merayu disebut dengan istilah ‘Hal‘ atau Maqam (keadaan/situasi/kondisi) yang cendrung menuntut ungkapan panjang lebar dengan memperindah kata-kata. Tuntutan ungkapan panjang lebar disebut dengan Muqtadla. Jadi Kholid selaku orang yang akan merayu, dia harus mengungkapkan kata rayuan sebagaimana tuntutan. Demikian juga apabila suatu keadaan menuntut kholid untuk mengungkapkan perkataan dengan ringkas, maka dia harus menyesuaikanya. b). Balaghah Al-Mutakallim (بلاغة المتكلّم) بلاغة المتكلم هي ملكة في النفس يقتدر صاحبها بها على تأليف كلام بليغ مطابق لمقتضى الحال Pembicara yang baligh adalah orang yang memiliki malakah (kepiawaian/kecakapan) dalam merangkai kalimat yang baligh sesuai dengan tuntutan. Artikel ini awal perkenalan sebelum kita membahas inti dari pada ilmu balaghah yang meliputi ilmu ma’ani, bayan dan badi‘ yang In Syaa Allah akan menyusul. Baca: 8 Objek Pembahasan Ilmu Ma’ani Referensi: Kitab Jawahirul Balaghah hal, 18-40. Karya: Assayid Ahmad Al-Hasyimi, Bairut, Maktabah Al-‘Ashriyyah. Tahqiq: Syekh Dr. Yusuf as-Shumili.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CERITA SI SATU SEMESTER

Mondok di masa Pandemi ini memang full perjuangan. Semua serba baru. Kebijakan baru. Aturan baru dan serba baru lainnya.  Di masa normal santri baru masih bisa dijenguk setelah masa 40 hari. Setelah itu berturut-turut setiap bulan masih bisa dijenguk. Utamanya para santri yang rumahnya cukup dekat dan bisa dijangkau dengan kendaraan pribadi.  Di masa Pandemi ini sama sekali tidak ada penjengukan. Penyesuaian kebijakan dengan kebijakan pemerintah karena adanya covid 19. Hanya telpon dan video call yang setiap pekan bisa sedikit mengurangi rasa rindu dengan ayah bunda, kakak adik dan sanak family semuanya. Mereka mampu bertahan? Jawabannya ya. Mereka mampu melewati itu semua. Mereka mampu menahan kangen dan rindu walaupun  sesekali diselingi dengan derai air mata dan keluh kesah.  Ya. Mereka mampu melewati itu semua. Mereka sudah mulai bisa mandiri, kuat mentalnya, kuat perasaannya.  Jangan ditanya apakah mereka tidak kangen. Jangan ditanya apakah mereka tidak ingin pulang? J

PONDOK TAHFIDZ PUTRI DARUL MADINAH MADIUN TP. 2020-2021

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته PESANTREN TAHFIDZUL QUR'AN SMP-MA DARUL-MADINAH HIDAYATULLAH MADIUN "Komitmen pada Pembentukan Karakter, Tahfidzul Qur'an & Akademik yang Unggul" 📚 Telah Membuka Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2020/2021📚 (KHUSUS PUTRI) 🔵 TANGGAL PENDAFTARAN: Gelombang Reguler :  Januari 2020 - Juni 2020 ⏰ Waktu: _08.00-14.00 _(Senin -  Sabtu 👥 Kuota Terbatas     - _SMP Putri_: 35 Santri     - _MA  Putri_: 25 Santri 📝 Tes online dari rumah 🗣 Pengumuman Hasil Tes  Sepekan setelah tes 🔵 SYARAT PENDAFTARAN _MENYERAHKAN BERKAS:_ ☑ Photo copy rapor kelas 5 (jenjang SMP), rapor kelas 8 (jenjang MA) ☑ Photo copy KK dan akte kelahiran @2 lembar ☑ Mengisi formulir pendaftaran ☑ Mengisi lembar observasi ☑ Mengisi formulir kesanggupan biaya ☑ Menandatangani surat pernyataan ☑ Membayar uang pendaftaran Rp 250.000 ✍ CARA PENDAFTARAN ✅ Online melalui WA: *081313836275* 🔵 PROGRAM & FASILITAS *Program Un

PPDB PESANTREN PUTRI TAHFIDZUL QUR'AN HIDAYATULLAH MADIUN

PESANTREN PUTRI TAHFIDZUL QUR'AN HIDAYATULLAH MADIUN SMP-MA DARUL MADINAH "Komitmen pada Pembentukan Karakter, Tahfidzul Qur'an & Akademik yang Unggul" Telah Membuka Penerimaan Santri Baru Tahun Pelajaran 2021/2022 (KHUSUS PUTRI) TANGGAL PENDAFTARAN: Gelombang INDENT :  Agustus 2020 - 15 Desember 2020 ⏰ Waktu: 08.00-14.00 Senin -  Sabtu 👥 Kuota Terbatas     SMP Putri : 64 Santri     MA  Putri : 50 Santri 📝 Tes online dari rumah 🗣 Pengumuman Hasil Tes  Sepekan setelah tes 🔵 SYARAT PENDAFTARAN ☑ Photo copy rapor kelas 5 (jenjang SMP), rapor kelas 8 (jenjang MA) ☑ Photo copy KK dan akte kelahiran @2 lembar ☑ Mengisi formulir pendaftaran ☑ Mengisi lembar observasi ☑ Mengisi formulir kesanggupan biaya ☑ Menandatangani surat pernyataan ☑ Membayar uang pendaftaran Rp 250.000 ✍ CARA PENDAFTARAN ✅ Online melalui WA: 081313836275 🔵 PROGRAM & FASILITAS Program Unggulan: ✅ Tahfizh Al-Qur'an ✅ Qira'atul-Kutub ✅ Takhassus 30 Juz Program Penunjang: ✅