Sering kita mendengar istilah halal. Demikian juga kata halal bi halal pada saat masuk bulan Syawwal pasca bulan Ramadhan. Tradisi halal bi halal sebenarnya tidak kita temui dalam tradisi masyarakat Arab. Tradisi ini adalah tradisi Nusantara yang turun temurun hingg sampai pada kita semua.
Apa sebenarnya makna kata halal? Kata halal secara bahasa setidaknya memiliki tiga makna yakni :
1. Mengurai benang yang kusut2. Mencairkan yang beku
3. Menyambung yang putus
Dari ketiga makna di atas kita bisa menghubungkannya dengan konteks interaksi sosial kemasyarakatan bahwa halal bi halal itu harus memenuhi dua unsur pokok yakni pemberi halal dan peminta halal atau pemberi maaf dan peminta maaf. Keduanya harus saling terbuka dan mengakui. Tidak akan terjadi halal bi halal jika salah satunya tidak terbuka dan legowo.
Ada satu kisah yang bisa jadi pengingat bagi kita semua ketika memasuki bulan Syawwal. Kisah tersebut bermula pada saat Nabi Muhammad SAW turun dari mimbar kemudian beliau mengucapkan amiin sebanyak tiga kali. Para sahabat pun terheran-heran sebab ada peristiwa apapun yang terjadi saat itu dan nabi Muhammad SAW mengucapkan aamiin.
Maka para sahabatpun bertanya "Gerangan apa yang menyebabkan engkau mengucapkan amiin sebanyak tiga kali wahai Rasul?
Maka nabi Muhammad SAW pun menjawab " Barusan jibril datang dan dia berdoa sebanyak tiga kali dan akupun meng-amiinkan doa Jibril as.
Doa pertama : Ya Allah jangan Engkau Terima puasa dan ibadah anak yang durhaka kepada kedua orang tua nya. Nabi Muhammad SAW pun mengucapkan amiin.
Doa kedua : Ya Allah jangan Engkau Terima puasa dan ibadah seorang istri yang durhaka kepada suaminya. Nabi Muhammad SAW pun mengucapkan amiin.
Doa ketiga : Ya Allah jangan Engkau Terima puasa dan ibadah seorang muslim yang tidak mau memaafkan saudaranya. Nabi Muhammad SAW pun mengucapkan amiin.
Komentar