Tak dapat dipungkiri bahwa semua aspek dalam kehidupan ini memiliki kunci-kunci khusus agar tujuannya bisa tercapai dengan mudah dan lancar. Tak terkecuali dalam pengasuhan pun memiliki kunci suksesnya tersendiri. Di antara kunci sukses yang bisa memudahkan dalam meraih tujuan pengasuhan adalah
Mondok bukanlah persoalan sederhana. Baik bagi kedua orangtua ataupun santri itu sendiri. Banyak hal yang harus ditimbang-timbang baik dari sisi pembiayaan, jarak, profil pondok dan lainnya.
Yang paling pokok adalah kesiapan kedua orangtua untuk berpisah jauh dengan anak tercinta. Demikian juga kesiapan anak untuk berpisah dengan kedua orangtuanya.
Mondok bukan sehari dua hari. Minimal waktu mondok 3 tahunan lebih. Ini bukan waktu yang singkat. Tapi lama sekali bagi anak yang sedang menjalani mondok. Pertanyaan yang sering muncul di benaknya adalah kapan mondok ini selesai? Kapan pulang? Kapan bisa ketemu bapak ibu dan adik serta kakak? Dan masih banyak lagi pertanyaan yang sering berkecamuk dalam benaknya.
Lebih-lebih bagi anak jaman now yang sangat erat interaksinya dengan HP dan media sosial. HP dan medsos menjadi kebutuhan primer dibandingkan makan dan minum dan belajar.
Maka keridhoan orangtua, kerelaan orangtua menjadi sangat penting sekali bagi kesuksesan pengasuhan di pondok pesantren. Kerelaan ini bisa dimaknai dengan kesiapan untuk menerima semua hal yang berkaitan dengan pesantren mulai dari kurikulum, layanan komunikasi dan lainnya.
Kerelaan lainnya adalah kerelaan untuk bersabar berjauhan dengan anak untuk waktu yang cukup lama. Dan ini lumayan berat bagi para walisantri.
2. Keteladanan pengasuh
Santri bukanlah anak kandung yang harus diasuh 24 jam. Tapi mereka diamanahkan kepada pengasuh. Artinya pengasuh mendapatkan kepercayaan untuk mendidik, mengasuh dan membimbing mereka para santri yang berbeda latar belakang, berbeda karakter dan pengasuh tidak mengenalnya dengan baik.
Maka pengasuh harus siap lahir dan batin untuk mendidik dan membimbing santri.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh pengasuh ketika santri baru masuk pondok. Diantaranya adalah
1. Membangun kelekatan atau attachment
Mereka adalah anak baru yang belom mengenal pengasuh. Semuanya serba asing. Sehingga pengasuh yang harus mendekati para santri.
2. Kepekaan dan kehadiran pengasuh
Santri baru yang masih belom siap berpisah dengan orangtuanya, masih merasa asing. Masih merasa dibuang, dianaktirikan. Maka pengasuh harus peka dan hadir. Utamanya menjelang tidur malam.
3. Komunikasi
Baik komunikasi dg santri ataupun dengan walisantri.
Kalau kita melihat kebanyakan pondok pesantren rata-rata berusia SMP atau MTs atau SMA/MA/SMK. Walaupun ada juga pondok untuk usia SD/MI.Tapi itu tidak banyak.
Usia remaja adalah usia yang sangat labil. Maka mendidik anak usia remaja yang sedang labil adalah kesediaan pengasuh untuk ngobrol dan say hello kepada santri. Khususnya santri baru.
Sapaan sederhana itu mampu mengurai jarak dan kebekuan antara santri dg pengasuh.
Demikian juga dengan walisantri. Komunikasi antara keduanya perlu dibangun dengan baik. Sebab keduanya memiliki tanggungjawab yang sama.
Bersambung
Komentar